> Agustus 2009 | Prigibeach Trenggalek

Upacara Hari Jadi Trenggalek


Trenggalek, Memo

Upacara Hari Jadi Trenghgalek tahun ini terkesan sederhana namun tetap sakral dan dogmatis dalam nuansa Bulan Suci Ramadhan. Acara berlangsung siang hari Senin, (31/08) di Pendapa Trenggalek. Kirab pusaka oleh Bapak Wabup Mahsun Ismail diikuti para pejabat eselon tiga ke bawah, dengan rute keliling aloon-aloon. Pusaka yang dikirab adalah dua tombak koro welang, tiga songsong tunggul projo, tunggul nogo dan tunggul wibowo. Ada juga prasasti Kamulan dan penghargaan Parasamya Purna Karya Nugraha.

Sebelum memasuki prosesi hari ini, kemarin diselenggarakan rangkaian acara. Mulai dari ziarah makam ke makam para leluhur yakni makam Mbah Kawak di Kelurahan Ngantru; makam Minak Sopal di SentonoGedong, Kelurahan Ngantru. Berikutnya ke makam Kyai Kanjeng Jimat di Aryo Ayu, Kecamatan Pogalan;serta ke Pemakaman Sumber. Ziarah ke makam para leluhur dilakukan Bupati Trenggalek Soeharto, para unsur muspida dan pejabatlain, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Selain ziarah makam, malam hari juga diselenggarakan tahlilan, istighotsah dan diakhiri mocopatan oleh para sesepuh.

Dalam prosesi tetap ada tari gambyong , namun jika biasanya penari mengenakan kemben, maka hari ini penari berpakaian muslimah dengan aurat tertutup. Prosesi berjalan lancar, hingga pada pembacaan sejarah Trenggalek, sambutan bupati dan terakhir pemotongan tumpeng agung. Panitia menyediakan delapan ribu nasi bungkus bagi masyarakat yang mau berbuka bersama. Terakhir Bupati Soeharto menyebar ‘udik-udik’, yaitu uang recehan yang bisa diambil oleh warga Trenggalek yang datang ke pendapa. “Udik-udik ini baru pertama kali dilakukan, dan akan kami jadikan tradisi setiap Hari Jadi,” kata Drs. Joko Setyono, M.Si. Kabag Humas Trenggalek.(Haz)

Read more..

Pengedar Pil Kirik Dibekuk


Trenggalek, Memo

Syamsudin Arif (21) warga Rt 50 Rw 25 Dusun Tirisan Desa Pule Kecamatan Pule, pemuda pengangguran ini di bekuk Buser Polres Trenggalek pada minggu pagi (30/8) di rumahnya, karena menjadi pengedar pil dobel L atau pil kirik.

Tetangga tersangka yang tak mau disebut namanya mengatakan, saat di bekuk polisi pemuda brandalan itu sempat melawan, namun setelah ratusan pil kirik ditemukan di rumahnya, akhirnya yang bersangkutan tidak bisa mengelak dan pasrah. Kemudian polisi membawanya ke Polres untuk menjalani proses hukum.

Kapolres Trenggalek AKBP Desmawan Putra melalui Kasat Reskrim AKP Saiful Rokhman membenarkan penangkapan pengedar pil dobel L, tersangka terbukti sebagai pengedar sejak tiga bulan terakhir, dalam sebulan tersangka bisa menjual 2.0000 butir atau 250 tik.

Dalam penangkapan tersebut ditemukan 352 butir dobel L di rumah tersangka, "Atas kejahatan yang dilakukannya, tersangka kami jerat dengan UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dengan ancaman hukuman kurungan maksimal lima tahun penjara atau denda sebesar Rp100 juta," jelas Kasat.(Haz)

Read more..

Masyarakat Mengeluh: Harga Sembako Melonjak


Trenggalek, Memo

Beberapa harga kebutuhan pokok dipasar Tradisional Kabupaten Trenggalek mulai merangkak naik, semenjak seminggu setelah bulan puasa. Surtini salah satu pedagang pracangan di Pasar Pon Kota saat dikonfirmasi disela-sela kegiatannya berjualan mengakui dalam satu minggu terakhir ini beberapa harga sembako mulai merangkak naik, seperti gula pasir dari Rp 7.500; per kg menjadi Rp 8.000 per kg. minyak goreng curah, dari Rp 8.000; per kg menjadi Rp 9.000; per kg.

Sedangkan untuk harga cabe menurut pantuan di beberapa pasar Tradisional juga ikut mengalami kenaikan yang signifikan, menurut Poirah, salah seorang pedagang Pasar Munjungan, harga cabe kecil dari Rp 11.000; per kg naik menjadi Rp 12.000; per kg.

Sementara itu Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Pertambangan (Disperindag Dan Pertambangan ) kabupaten Trenggalek , belum bisa di konfirmasi mengenai melonjaknya harga beberapa harga sembako yang terjadi selama sepekan terakhir.

Berdasarkan hasil monitoring yang dilakukan Koran ini di 3 pasar yang ada di Kabupaten Trenggalek (Pasar Munjungan, Pasar Kampak dan Pasar Gandusari), memang mengalami kenaikan, dibandingkan sebelum memasuki bulan puasa, misalnya beras bengawan dari Rp 5.200; per kg menjadi Rp 5.300; per kg, gula pasir dari Rp 7.300; per kg menjadi Rp 8.000; per kg, cabe merah kriting dari Rp 6.500, kg menjadi Rp 8.000 per kg, cabe merah besar dari Rp 8.000 per kg menjadi Rp9000 per kg serta cabe rawit dari Rp 5.500 per kg menjadi Rp 12.000 per kg.(Haz)

Read more..

Jaya Wijayagung Trenggalek Jayati



SEGENAP REDAKSI MEMO TRENGGALEK ONLINE MENGUCAPKAN:
JAYA WIJAYAGUNG TRENGGALEK JAYATI
SELAMAT HARI JADI TRENGGALEK KE-815
(Hamzah Abdillah)
Read more..

Polisi Bubarkan Demonstran Pelantikan DPRD Blitar


Reporter : Nanang Masyhari

Trenggalek, Memo

Sedikitnya 50 demonstran yang mengatasnamakan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dibubarkan paksa oleh polisi, ketika hendak menggelar aksi unjuk rasa pelantikan anggota DPRD Kabupaten Blitar pereode (2009-2014), Kamis (27/8/2009) siang. Aktivis mahasiswa yang datang dengan maksud menyampaikan aspirasi kepada wakil rakyat baru agar bersih dari kasus korupsi hanya tertahan di Bundaran Jl A Yani Kota Blitar, sekitar 50 meter dari gedung DPRD Kabupaten Blitar yang diberi pagar betis personil kepolisian.

"Dewan jangan hanya mengobral janji saja. Tetapi, harus bisa menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan baik selama masa 5 tahun," tutur Mukhlis, koordinator lapangan, dalam orasinya bersama puluhan pendemo lain.

Aksi dimulai sekitar pukul 14.30 Wib. Sesaat setelah itu, beberapa personil petugas kepolisian mendatangi mereka dan meminta bubar. "Sebaiknya anda membubarkan diri. Karena keberadaan anda disini tanpa izin, " ultimatum salah seorang petugas, kepada massa.

Sekedar diketahui, pelantikan anggota DPRD Kabupaten Blitar 2009-2014, sampai saat ini belum berlangsung. Sesuai jadwalnya, pelantikan ke-50 orang anggota dewan itu akan dimulai pukul 16.00 Wib. (nng/haz)

Read more..

Korupsi APBD Rp. 8 M di Trenggalek Dipetieskan

Bupati H. Suharto – Kejaksaan Tinggi Main Mata

Trenggalek, Memo

Kasus dugaan korupsi pengadaan mesin percetakan Web di Perusahaan Daerah Pemkab Trenggalek, layak diperiksa KPK. Pasalnya, dugaan korupsi dana APBD sebesar Rp. 8 Milyar itu, sebelumnya sudah tercium Kejaksaan Tinggi Surabaya. Namun, kasus tersebut dipetieskan (ditutup) setelah Bupati Trenggalek H. Suharto memerintahkan stafnya untuk ‘menyelamatkan’ nasib beberapa pejabat di daerah tersebut. Selain Bupati Suharto, kasus itu juga menyerat beberapa anggota dewan yang memutuskan proyek besar di daerah itu.

Drs. Gatot Purwanto, Direktur Perusahaan Daerah Aneka Usaha (PDAU) Trenggalek, ketika dikonfirmasi Memo sore kemarin, mengatakan, pihaknya menyangkal bila kasus itu sudah ditangani Kejati apalagi “dipetieskan”. “Saya ke Kejati Surabaya hanya urusan surat kaleng yang harus saya selesaikan dengan kooperatif. Tidak ada kaitannya dengan kasus pengadaan mesin cetak di perusahaan daerah”, jelasnya.

Dugaan korupsi APBD di PDAU Trenggalek, terjadi dua tahun lalu. Saat itu, Bupati Trenggalek H.Suharto merencanakan ebuah penerbitan lengkap dikelola perusahaan daerah. Karena anggaran yang dibutuhkan cukup besar, yakni Rp. 8 Milyar, persetujuan dengan DPRD setempat memakan waktu. Apalagi proyek sebesar itu melibatkan orang ketiga untuk pengadaan mesin cetak ukuran Web.

Ketidakprofesionalan pihak ketiga dari Surabaya itu memunculkan spekulasi dugaan mega korupsi. Terbersit rumor, mesin cetak yang dibelanjakan tidak laying pakai. Beberapa kalangan praktisi mesin cetak memperkirakan, mesin tersebut sekitar Ro, 2 Milyar hingga Rp. 4 Milyar. Karena tidak bisa digunakan untuk mencetak ukuran Web dengan kualitas standar, beberapa pihak menuding ada mark-up besar-besaran. “Yang jelas, tidak bisa digunakan dengan kualitas standart,” kata sumber yang juga pernah terlibat di proyek pengadaan mesin cetak itu.
Beberapa anggota dewan di Trenggalek memperkirakan bahwa kasus tersebut, akan jadi perbincangan karena melibatkan dana besar hanya untuk perusahaan percetakan. Sementara itu, potensi untuk menyumbang pendapatan daerah dari sector percetakan dianggap sangat kecil. “Lebih besar uang rakyat yang menguap dari pada potensi pendapatannya”, katanya.
Karena itulah, mereka berhadap agar aparat penegak hokum serius menangani kasus dugaan korupsi sebesar 8 Milyar tersebut. Selama ini, penyelidikannya sekedar basa-basi. Setelah penegak hukum memanggil beberapa pihak yang tersangkut dengan proyek di perusahaan daerah, ujung-ujungnya belum bisa dilimpahkan.(fal).

Konfirmasi Redaksi:

Kami berusaha menghindari pemuatan berita yang sifatnya meragukan, lebih-lebih yang bisa merugikan orang lain. Apalagi dalam Bulan Suci ini, kami tidak ingin isi blog ini jadi bahan pergunjingan yang memicu panasnya suhu politik dikarenakan "pertarungan" beberapa kandidat menjelang Pilkada Trenggalek 2010. Oleh karena itu, sehabis tarawih, kami menyempatkan diri untuk konfirmasi langsung pada Bupati H. Soeharto di "istananya".

Pukul 20.07 WIB, Kamis (27/08) kami berhasil bertemu langsung dengan H. Soeharto. Kami berbincang kurang lebih 30 menit, dan dalam perbincangan itu, H. Soeharto menegaskan bahwa berita tentang kasus yang di muat di beberapa media sangat tidak beralasan. Terutama yang menyangkut masalah tindak pidana korupsi di PDAU. Inti perbincangan kami, dia menyayangkan adanya pihak-pihak yang berusaha memfitnahnya.

"Saya juga menerima beberapa sms, di antaranya yang cukup pedas adalah dari Saudara Nurul Fikri, ketua LSM (tidak menyebut nama LSM-nya/Redaksi), dan mas Simbolon, tentang hal itu. Juga saya baca di media selain Memo Kediri", ujar H. Soeharto. "Demi Allah, saya tidak tahu menahu tentang masalah itu (issu negatif tentang PDAU/Redaksi), karena semuanya sudah ditangani oleh Tim, mas Gatot dan Mas Tatang," tambahnya. Kemudian, dia meneruskan (forward) sms jawabannya kepada mas Simbolon pada tim redaksi Memo Trenggalek Online.

"Mas Simbolon kalau ingin bertemu msh masalah itu, sebelumnya saya mhn maaf ya. Kalau panjenengan percaya dgn fitnah itu, bahkan ikut menyebarkannya.... Baik mas. Di bulan Suci ini sdh tentu saya Puasa, tolong disaksikan ya mas dgn ini saya bersumpah bahwa TUJUH TURUNAN SAYA JANGAN SELAMAT KALAU SAYA MELAKUKAN KORUPSI, MAR UP (maksudnya : mark up/CahNdeso), MENERIMA ATAU MAKAN UANG DARI PROYEK YANG PANJENENGAN MAKSUD ITU ! DEMI ALLOH SATU SENPUN SAYA TDK TAHU MENAHU. SAYA ULANGI MAS SIMBOLON DEMI ALLOH JANGAN SELAMAT ANAK KETURUNAN SAYA !!!!!!!"

Diakhir sms balasannya pada mas Simbolon itu, H. Soeharto memberikan tanda seru, dan kami hitung sebanyak 7 (tujuh) tanda seru. Dan yang paling penting, adalah sumpahnya dengan menyebut nama Allah SWT serta membawa efeknya pada tujuh keturunannya. Kami jadi merinding, gemetar, peluh dingin mendadak membasahi jidat kami...!

Sebagai muslim, kami sangat-sangat-sangat menjunjung sumpah yang diawali dengan ucapan "Wallahi" = Demo Allah. Menurut hukum, kami wajib mempercayainya! Dan, kami pun percaya pada H. Soeharto. Karenanya, di sini kami tuliskan inti konfirmasi kami. Bila anda percaya pada H. Soeharto, sumonggo, bila tidak percaya silahkan. Semuanya -menurut kami- akan terbukti. "Emas dan loyang tentunya sangat berbeda. Bila emas, meskipun diletakkan dicomberan, dia akan tetap emas". Dan jangan lupa "becik kethithik olo ketoro".

Marilah, kita semua warga Trenggalek, selalu menjaga silaturachmi, memelihara kedamaian, dan selalu bertingkah indah, bersikap bijak, berpolitik cantik, demi eksisnya reformasi, dan tegaknya demokrasi. Jangan terjebak pada wacana yang berujung pada upaya untuk menangguk kekuasaan, tanpa memperdulikan etika dan hati nurani. Salam Ramadhan, mari kita hindari retorika dan uforia yang bisa berdampak negatif. Hidup bukan hanya hari ini, tetapi kelak masih ada kehidupan yang lebih nyata, sekarang adalah mimpi, kehidupan setelah mati akan kita jelang, di sana tiada yang bisa melindungi diri kita, kecuali apa yang telah kita perbuat saat kita sedang bermimpi di dunia fana ini.

Read more..

Pelantikan Anggota Dewan Diwarnai Demo



(1) Akbar Abbas dan Kholiq saat menerima palu ketua dari Dawam Ismail
(2) Ketua Pengadilan, Bupati, Ketua dan Waket Sementara DPRD Trenggalek
(3) Teatrikal “selamatkan rakyat” demonstrasi pimpinan Drs. Puryono.

Trenggalek, Memo

Bertempat di Pendopo Agung Trenggalek, Rabu (26/08) telah dilantik 45 Anggota Legeslatif periode 2009-2014. Pada saat gladi resik sebelum acara dimulai, aleg baru yang akan dilantik terkesan grogy bak artis yang demam panggung. Walaupun demikian, acara yang diawali dengan Lagu “Indonesia Raya” ini begitu memasuki detik-detik pelantikan dan pengambilan sumpah janji yang dipimpin Ketua Pengadilan Negeri Trenggalek, Lasito, SH hingga akhir bisa berlangsung dengan lancar.

Hadir dalam acara tersebut Bupati KRT H. Soeharto, Wabup Mahsun Ismail, S.Ag. MM., seluruh jajaran Muspida Trenggalek dan semua Kepala SKPD serta pejabat teras di lingkungan Pemkab Trenggalek. Sementara anggota legeslatif periode 2004-2009 yang tidak terpilih untuk periode 2009-2014, banyak yang tidak hadir. Kendati begitu, aleg lama -yang tidak terpilih kembali- yang hadir hanya sekitar 9 orang. “Dari tingkat kehadiran mereka, kita bisa tahu sebesar apa ketulusan jiwa pengabdian para mantan wakil rakyat itu,” demikian komentar salah seorang tokoh birokrat yang tidak mau disebutkan namanya.

Berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susduk MPR, DPR, DPD, dan DPRD Propinsi/Kabupaten/Kotamadya, maka Gubernur Jatim Soekarwo menetapkan S. Akbar Abbas, SE, MM dari PDI-P sebagai Ketua Sementara dan Kholik, SH dari PKB menjabat Wakil Ketua.

Menjelang akhir acara, di luar lingkungan Pendopo Agung Trenggalek, terjadi aksi teatrikal yang disuguhkan oleh demonstran dari LSM Selaras, dan mahasiswa yang menyebut dirinya sebagai Aliansi Trenggalek Menggugat. Puryono, koordinator demonstran tampil berbusana bak resi yang digdaya, dalam keadaan terikat digiring oleh empat orang bertopeng bujangganong dan raksasa. “Sang resi” sesekali dicambuk oleh dua orang pengawalnya agar mau berjalan tanpa alas kaki berkeliling sepanjang jalan di depan Pendopo Agung sambil berorasi, di tengah terik matahari dan panasnya aspal. Para pengawal sang resi membawa seekor bebek, sementara Puryono (sang resi) menaburkan bunga tiga warna sebagai lambang “ruwatan” atas tercemarnya nilai-nilai demokrasi akibat terpilihnya 60% “saudagar” atau kontraktor sebagai wakil rakyat Trenggalek.Para demonstran membeberkan poster antara lain bertuliskan “Selamatkan Rakyat!”, “60 persen anggota dewan baru adalah kontraktor dan 40 persen berijasahkan UPRES” serta “anggota DPRD Trenggalek Periode 2009-2014 adalah pasukan Den-Sus 86 Anti Tekor “. Mereka tidak bisa mendekati lokasi pelantikan Dewan dan dipaksa petugas agar menggelar orasi hanya sampai di depan Pendopo Kabupaten Trenggalek atau sekitar 20 meter dari Pendopo.

Dalam orasinya para mahasiswa ini meminta agar 45 anggota Dewan terpilih bertanggung jawab dan memenuhi semua janji-janji yang sudah pernah diucapkan saat kampanye dulu. Selain itu, para pendemo juga meminta kepada anggota dewan terpilih untuk tidak korupsi ketika sudah menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat. “Korupsi sudah menyebabkan hak-hak warga Trenggalek terbengkalai, baik di bidang pendidikan, kesehatan maupun layanan publik lainnya,” ujar Puryono koordinator aksi demo. Setelah berjalan cukup lama, akhirnya salah satu pendemo memberikan hadiah seekor Itik yang diterima oleh salah anggota dewan baru Agus Wahyudi dari PDIP di depan pintu masuk Pendopo. Sementara para anggota dewan baru yang lain sibuk berfoto ria di halaman Pendopo seakan tidak memperdulikan adanya aksi demo yang digelar oleh para aktivis yang mewakili aspirasi rakyat. Setelah puas berorasi dengan olah teatrikal mereka mengakhiri aksi damai ini dengan berjalan meninggalkan lokasi pelantikan menuju arah kota sambil terus melakukan orasi.(Haz)

Read more..

Pulang Mudik, Dibius, Harta Dikuras, lalu Dibuang


Reporter : Nanang Masyhari
Trenggalek, Memo

Pulang mudik dari Kalimantan, seorang pemuda di Tulungagung, menjadi korban pembiusan orang tak dikenal. Dompet berisi uang dan hand phone (HP) milik korban hilang. Bahkan, korban dibuang di samping jembatan dalam keadaan tak sadarkan diri. Korban adalah mohammad Turkan (25), warga Desa Batokan, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung. Selasa (25/8/2009) siang ditemukan warga tak sadarkan diri sebelah Jembatan Ngujang Tulungagung. Selanjutnya, korban dibawa ke rumah sakit Dr Iskak, Tulungagung untuk menjalani pemerawat secara intensif

Data yang diperoleh menunjukkan kejadian itu bermula saat korban pulang dari Kalimantan. Dengan menumpang pesawat, korban turun di surabaya. Selanjutnya, korban naik bus dengan tujuan Tulungagung. Di dalam bus itulah korban diduga dibius oleh orang tak dikenal dengan disuntikkan suatu cairan yang hingga kini belum diketahui oleh pihak medis.

Tiba-tiba, korban sudah ditemukan di sebelah utara Jembatan Ngujang Tulungagung. Para warga melaporkan kejadian itu ke Polsek Ngantru. Petugas pun datang ke lokasi, dan membawa korban ke rumah sakit. Katimah, ibu korban dikonfirmasi mengatakan, anaknya baru pulang mudik dari Kalimantan. "Semua barang-barangnya habis diambil, termasuk HP, dompet dan barang -barang lain, tak tersisa," kata Katimah.

Terpisah, Kabag Binamitra Polres Tulungagung Kompol Suparno menghimbau kepada masyarakat agar selalu berhati-hati jika naik kendaraan umum.. "Apabila ada ornag yang tidak dikenal mendekati ada, bisa jadi orang tersebut berniat jahat," himbau Suparno. (nng/Haz)

Read more..

Diperiksa, Rektor Unik Dicecar 16 Pertanyaan Seputar Dana P2SEM Rp 1,05 M



Reporter : Nanang Masyhari
Trenggalek, Memo

Rektor Universitas Kadiri (Unik) Kediri Drs. Heru Marwanto, Selasa (25/8/2009) siang menjalani pemeriksaan di Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Kediri. Pria yang pernah mencalonkan diri sebagai calon wakil walikota Kediri berpasangan dengan Taman Mustofa, dari Partai Golkar pada pilwali lalu itu dicacar 16 pertanyaan oleh Kasubag Pembinaan Kejari Kediri Agus Eko Purnomo. "Kita mintai keterangan seputar pengajuan proposal kegiatan pelatihan pembuatan pupuk organik yang dilakukan LP3M Unik di wilayah Blitar. Ternyata, yang bersangkutan justru kaget saat kami tunjukkan rincian laporan kegiatan yang didanai P2SEM sebesar Rp 1,05 M," kata Agus Eko

Agus Eko belum berani membuka keterangan, adanya keterlibatan Heru Marwanto dalam kasus dugaan mark up dana P2SEM yang tengah ditangani Kejari Kediri itu. Agus Eko menambahkan, jika pihaknya sudah memintai sejumlah saksi diataranya, dari tiga kelompok tani dan LP3M.

Terpisah, Heru Marwanto ketika dimintai keterangan mengaku tidak tahu menahu kegiatan tersebut, melainkan hanya sebatas tahu pengajuan proposal. "Karena LPJnya juga belum kami terima, jadi tidak tahu, semoga saja tidak ada masalah," kata Heru.

Ditanya rencana upaya hukum yang akan dilakukan Unik Kediri, Heru Marwanto mengatakan, sampai sejauh ini belum ada. "Ini kan baru pemeriksaan, kita lihat saja nanti, namun sejauh ini belum ada," pungkas Heru Marwanto.

Diberitakan sebelumnya, Unik Kediri memperoleh proyek pelatihan pembuatan pupuk dengan dana dari P2SEM. Dalam perjalanannya, Kejari Kediri menemukan dugaan mark up, setelah memintai keterangan kelompok tani yang mengaku tidak menerima anggaran itu. (nng/Haz)

Read more..

Disikat KA Matarmaja, Tubuh Hancur, Kepala Putus

Reporter : Nanang Masyhari
Trenggalek, Memo

Nahas menimpa Rudi (30) warga Dusun Kedungdoro, Desa Padangan, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung. Selasa (25/8/2009), Rudi tewas setelah digilas Kereta Api (KA) Matarmaja jurusan Jakarta-Surabaya, di perlintasan KA Desa Ngujang, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung. Sekujur tubuh Rudi hancur, dan sulit dikenali, bahkan kepalanya putus setelah terseret gerbong hingga sejauh 100 meter.

Saksi mata dilokasi kejadian, Andika (28) warga setempat mengaku sempat melihat korban sebelum kejadian tampak linglung, mondar mandir disekitar lokasi tabrakan. Sehingga, ada dugaan korban bunuh diri, dengan sengaja menabrakkan diri ke KA. "Sebelumnya, terlihat korban berjalan sempoyongan seperti orang mabuk. Sebentar berhenti,kemudian jalan lagi disekitar lokasi tabrakan, "ujarnya Andika, dilokasi kejadian.

Terpisah, Kabag Bina Mitra Polres Tulungagung Kompol Suparno membenarkan adanya musibah kecelakaan tersebut. "Kami masih melakukan penyelidikan, apakah korban sengaja bunuh diri atau memang tertabrak KA yang melintas," kata Suparno. (nng/Haz)
Read more..

Tak Sanggup Menyandang Sakit Menahun, Gantung Diri


Trenggalek, Memo

Diduga lantaran tidak kuat menahan sakit menahun yang dideritanya, Sahroni (61) warga Rt 15 Rw 04 Desa Nglongsor Kecamatan Tugu Trenggalek, nekad mengakhiri hidupnya dengan seutas tali plastik warna biru di pohon sono keling samping rumahnya.

Dari informasi yang dikumpulkan, korban yang berprofesi sebagai petani ini diketahui telah lama sakit-sakitan, sakitnya itu semakin menjadi-jadi ketika usianya memasuki usia lanjut, kondisi sakit yang berkepanjangan inilah yang diduga sebagai pemicu.

Sehingga korban ditemukan warga telah tewas tergantung di pohon sono keling yang berada di pagar sebelah barat rumahnya, dengan lidah menjulur terlilit tali plastik sepanjang 60 meter.

Kapolres Trenggalek AKBP Desmawan Putra melalui Kabag Binamitra Kompol Jumadi membenarkan kejadian tersebut, dari hasil pemeriksaan dokter terhadap tubuh korban tidak di temukan adanya tanda-tanda kekerasan, korban murni bunuh diri, lontarnya.(Haz)

Read more..

DPC AKLI TRENGGALEK, MERIAHKAN RONDO TETEK DAN LAMPION


Trenggalek, Memo

Suara kentongan dan bedug bertalu-talu menyemarakkan pawai ronda thethek dan lampion yang digelar kemarin malam, rabu (19/8). Jalanan di seputar alun-alun juga terlihat ramai dengan bermacam model lampion yang dibawa peserta.
Pawai rondo tetek, paling depan rombongan Bupati Trenggalek Soeharto bersama pejabat sekretariat daerah, mereka mengenakan pakaian serba hitam, menyusuri rute dari jalan R.A. Kartini sampai alun-alun Trenggalek, begitu tiba di alon-alon Bupati bersama pejabat ganti menyaksikan peserta lainya
Peserta yang mengikuti ronda thethek dan lampion, mulai dari pelajar kantor dan dinas juga peserta umum. Salah satu yang tampil unik seru dan menarik adalah peserta dari dewan pimpinan cabang (DPC) Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (AKLI) Trenggalek.
Mereka tak lain anggota dan keluarga akli, dimulai dari anggota punakawan Semar, Gereng, Petruk dan dan Bagong serta ada Hanoman. Menariknya wajah mereka di lukis beragam ekspresi dengan wajah yang lucu, bahkan ada yang mengenakan topeng dan bertuliskan Nurdin M. Top, menggambarkan gembong teroris tersebut telah tertangkap.
Ini tahun pertama keluarga besar AKLI di Trenggalek ikut pawai ronda thethek dan lampion, “tujuan kami sepenuhnya menghibur masyarakat, ikut merasakan semangat kemerdekaan yang telah di perjuangkan para pahlawan bangsa, dan lebih memperkenalkan AKLI pada mayarakat,” terang ketua DPC AKLI Trenggalek Tri Santoso,ST.(Haz)

Read more..

Kantor Kependudukan dan Capil Rawan Pungli


Trenggalek, Memo

Pelayanan Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil dinilai warga sangat lamban dan diduga ada pungutan liar dalam penarikan biaya pengurusan akta. Indikasi pungli pembuatan akta kelahiran ini terlihat pada saat pembayaran. Pada kwitansi petugas menuliskan biaya sebesar Rp 17.500, namun petugas menarik biaya Rp 25 ribu, sehingga ada selisih sebesar Rp 7.500. “Petugas langsung minta begitu, ini kan jelas tidak sesuai,” ucap Katimin, dari Desa Tugu, sambil menunjukkan kwitansi. Selisih pembayaran tersebut, selain dipertanyakan penggunaannya, secara administrasi juga mengganggu. “Dulu cuma ada selisih dua ribu lima ratus, saya masih bisa menjelaskan ke warga. Tapi kalau selisih tujuh setengah (Rp.7.500), saya sudah ndak mau nguruskan lagi. Orang desa uang segitu pasti dipermasalahkan,” ujar lelaki yang juga perangkat desa ini.

Tidak hanya masalah biaya, pelayanan Kantor di jalan Kartini ini juga kurang memuaskan. “Kalau ngurus KTP di mana Buk? Jawabnya sana, sambil kepalanya noleh Wah, kurang ramah banget,” ucap Andra, warga Desa Sumberingin, Karangan. Selain itu, para petugas pembuat akte selalu menolak konfirmasi data identitas yang diajukan pemohon. Vivi, mengurus akte dirinya, namun ada kesalahan tahun kelahiran karena tidak sesuai dengan Ijazah. petugas bersikeras, berpegang pada data yang tertera di KK, padahal dia mengurus akte untuk kelengkapan lamaran kepegawaian. "Bila akte kelahiran saya tahunnya beda dengan Ijazah, kan mesti ditolak oleh BKD? Sedangkan dulu waktu pembuatan KK pun, banyak terjadi kesalahan yang bersumber dari ketidak-profesionalan petugas Capil, tapi mereka ngotot", ujar Vivi dari Munjungan dengan wajah memelas.

Sekretaris Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Bambang HS mengatakan pihaknya sudah berupaya optimal memberikan pelayanan pada warga. Tambahan uang Rp 7.500 itu, digunakan bagi mereka yang menginginkan akta dilaminating, dilegalisir dan diberi map. “Ini bukan keharusan, kalau ada yang merasa tidak perlu, tidak harus menambah. Masalahnya, satu pegawai melayani sekian banyak orang, jadi dia tidak sempat menawarkan pada orang-orang sebanyak itu,” kata Bambang.

Serta yang paling menjadi kendala adalah minimnya jumlah pegawai yang harus melayani permintaan kepengurusan KTP dan akta. Dalam sehari, Bambang mengatakan ada sekitar 600 orang warga yang minta dilayani. Padahal di dinas tersebut hanya ada 42 pegawai. Dari jumlah tersebut 16 diantaranya adalah unsur pempinan, mulai dari kepala dinas sampai kasi. “Karena kekurangan pegawai, akhirnya para kasi juga turut melayani. Misalnya Bu Vita di Kasi Mutasi turun melayani. Ada lagi Pak Bambang Edi Kasi KTP juga melayani pemotretan,” lanjut Bambang. Disampaikan Bambang, dalam berbagai kesempatan,Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Syuhada Abdullah meminta pada Bupati agar ada tambahan pegawai. “Beberapa waktu lalu memang ada tambahan lima orang. Hanya saja memang kurang pas, misalnya satu orang bekas satpam, ada lagi bekas pesuruh. Mereka tidak mampu mengoperasikan komputer,padahal yang kami butuhkan mereka yang bisa mengoperasikan teknologi nformasi, meskipun hanya dasarnya saja,” kata Bambang. (Haz)

Read more..

Dewan Kerja Kwarcab Trenggalek Juara I se-Jatim



Ft. : (1) Kontingen Dewan Kerja Kwarcab Trenggalek.
(2) Dr. H. Soekarwo, Gubernur Jatim saat menyerahklan penghargaan.(Hamzah)

Trenggalek, Memo

Dalam rangka Hari Pramuka ke-48 tahun 2009, sekaligus merayakan peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI ke-64, Kwartir Daerah Jawa Timur Gerakan Pramuka menyelenggarakan berbagai kegiatan dengan puncak acara Apel Besar pada tanggal 19 Agustus 2009, bertempat di Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Dalam rangkaian upacara tersebut dilakukan penganugerahan Penghargaan Dewan Kerja Cabang Tergiat kepada Dewan Kerja Cabang di Jawa Timur. Penganugerahan Penghargaan Dewan Kerja Cabang Tergiat tersebut disampaikan langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo.

Dari hasil penilaian yang dilakukan oleh Kwartir Daerah Jawa Timur Gerakan Pramuka, Dewan Kerja Cabang Trenggalek memperoleh nilai tertinggi diantara 38 Dewan Kerja Cabang di Jawa Timur. Dalam penilaian ini Dewan Kerja Cabang Trenggalek berhasil mengumpulkan nilai 1267,5. Dengan nilai tersebut Dewan Kerja Cabang Trenggalek berada pada peringkat pertama, disusul Dewan Kerja Cabang Ponorogo dan Dewan Kerja Cabang Gresik di peringkat kedua dan ketiga.Penghargaan Dewan Kerja Cabang Tergiat kepada Dewan Kerja Cabang Cabang Trenggalek diterima oleh Ketua DKC Cabang Trenggalek, Gaguk Dwi Saputra.

Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang selanjutnya disingkat Dewan Kerja adalah wadah pengembangan kepemimpinan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di tingkat kwartir, beranggotakan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, bersifat kolegial dan merupakan bagian dari Kwartir yang mengelola Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.

Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo, dalam sambutannya mengajak para anggota Gerakan Pramuka untuk lebih merapatkan barisan dan menyatukan gerak langkah untukipercepatan kemajuan dan perkembangan Gerakan Pramuka dengan melakukan hal-hal terbaik demi masa depan kaum muda Indonesia yang lebih cerah.(Haz)

Read more..

CURI KAYU SENGON DI KECREK POLISI




Foto : Kasad Reskrim AKP Saiful Rohkman dan tersangka

Trenggalek, Memo

Sat Reskrim Polres Trenggalek menunjukkan keseriusanya memberantas pembalakan liar kayu hutan, Rabu (19/8) pukul 24.30 wib petugas Reskrim berhasil menangkap pelakunya, yakni Sarnianto (42) warga RT 15 RW 03 Dusun Karangtuwo Desa Munjungan Kecamatan Munjungan.

Kapolres Trenggalek AKBP Desmawan Putra melalui Kasad Reskrim AKP Saiful Rohkman menjelaskan, penangkapan tersebut berkat adanya informasi masyarakat bahwa di kawasan pantai Ngampiran Desa Tawing, sering terjadi pembalakan liar, kemudian tim pemberantasan illegal logging stanby di lapangan melakukan penyelidikan dan akhirnya berhasil menangkap pelaku dengan barang bukti kayu gelondongan.

Dikatakan juga, pelaku ditangkap pada saat sedang menaikkan batang kayu sengon ke atas bak pick-up yang akan dikemudikan sendiri di kawasan Ngampiran, setelah dirinci dan di mintai keterangan, sebanyak 19 gelondong kayu sengon yang akan di bawa pelaku tersebut tanpa dilengkapi dokumen secuilpun, terang Saipul.

Sementara tersangka Sarnianto kepada wartawan mengatakan, di baru sekali ini melakukan pencurian kayu, sedianya kayu tersebut mau di bikin untuk rumah, dia tak mampu beli kayu karena sehari-harinya bekerja sebagai sopir, ucapnya sambil menundukkan kepala.(Haz)

Read more..

Paskibraka 2009






























































Keterangan Foto:
(1) H. Soeharto, Bupati Trenggalek dan Paskibraka 2009 serah terima Sang Saka Dwi Warna
(2) Mahsun Ismail, Muspida Trenggalek dan Paskibraka 2009
(3) Paskibraka
(4) H. Soeharto, Bupati Trenggalek dan Paskibraka 2009
(5) Paskibraka 2009 sedang "didadar"
oleh Pelatih

Trenggalek, Memo

Karantina selama 17 hari akhirnya berakhir pada Senin sore 17 Agustus 2009. Dimulai pada 31 Juli 2009, peserta Paskibraka Kabupaten Trenggalek harus melahap menu-menu latihan baris berbaris setiap harinya. Kegiatan harian diawali dengan jogging pada pagi hari, dilanjutkan dengan latihan pengibaran bendera di Pendopo Kabupaten sampai sore hari. Pada malam harinya mereka masih harus menerima materi-materi yang disampaikan oleh para pembina atau tamu pembicara.

Pada hari Rabu 12 Agustus, peserta Diklat Paskibraka mendapat kesempatan untuk menerima motivasi dan penjelasan tentang pemerintahan oleh Bupati Trenggalek H. Soeharto. Pada kesempatan tersebut H. Soeharto menjelaskan secara singkat tentang tugas-tugas pemerintahan di Pemkab Trenggalek. Tidak lupa beliau juga mengingatkan bahwa para peserta diklat adalah pemuda-pemuda yang akan meneruskan estafet pemerintahan Kabupaten Trenggalek, sehingga mereka diharapkan mampu berprestasi dan berkreasi agar kelak dapat membangun serta memajukan Kabupaten Trenggalek.(Haz)

Read more..

Sosialisasi DAK Bidang Pendidikan Tahun 2009





Bupati H. Soeharto saat sosialisasi, duduk di tengah Drs. Abu Mansur Kadiknas Trenggalek.




Trenggalek, Memo

Pada hari Rabu 19 Agustus 2009, bertempat di Graha Hayam Wuruk Trenggalek diadakan Sosialisasi Dana Alokasi Khusus bidang pendidikan tahun 2009. Acara ini dihadiri oleh Bupati Trenggalek H. Soeharto, Kepala Dinas Pendidikan Drs. Abu Mansur, serta perwakilan dari Kajari dan Polres Trenggalek.

Sosialisasi ini diikuti oleh 200 Kepala Sekolah SD, 200 orang Komite Sekolah SD serta 14 orang perwakilan dari Unit Dinas Pendidikan (UDP) Kabupaten Trenggalek. DAK bidang pendidikan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang secara khusus dialokasikan untuk menunjang pelaksanaan wajib belajar 9 tahun. Diharapkan DAK dapat bermanfaat untuk memperbaiki sarana prasarana belajar di Sekolah Dasar, mampu mewujudkan pengelolaan pendidikan yang transparan, profesional dan akuntabel, serta dapat mewujudkan pelibatan masyarakat secara aktif dalam bidang pendidikan.

Dari 428 lembaga SD Negeri dan Swasta yang ada di Kabupaten Trenggalek, jumlah ruang kelas yang rusak kurang lebih sebanyak 1200 ruang. Oleh karena itu DAK Bidang Pendidikan diprioritaskan untuk rehabilitasi atau rekonstruksi ruang kelas yang rusak beserta meubelairnya, yaitu sebanyak 605 ruang kelas untuk 200 lembaga yang tersebar di Kabupaten Trenggalek.

Dalam sambutannya H. Soeharto menghimbau untuk membentuk suatu panitia yang anggotanya pimpinan sekolah, guru dan karyawan, serta masyarakat, agar dapat mengawasi serta menunjang keberhasilan program ini. “Program DAK bidang pendidikan tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya komunikasi dan koordinasi dengan bidang-bidang terkait, untuk itu tingkatkan komunikasi dan koordinasi dengan bidang-bidang terkait sesuai dengan bidang teknis masing-masing”, tutup beliau dalam akhir sambutannya.(Haz)

Read more..

Renungan Suci dan Tabur Bunga Mengenang Jasa Pahlawan






































(1) H. Soeharto, saat tabur bunga, (2) Peserta Renungan Suci, (3) Upacara Tabur Bunga, (4) H. Soeharto, saat Ulang Janji Pramuka, (5) Peserta Ulang Janji Trisatya Pramuka.(Hamzah)

Trenggalek, Memo

Untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur dalam membela dan memperjuangkan kemerdekaan RI, kemarin 17/8/09, pada pukul 00.00 dilangsungkan renungan suci. Renungan ini dilangsungkan di Taman Makam Pahlawan Karangsoko, dihadiri oleh Muspida Kabupaten Trenggalek dan dipimpin oleh Dandim 0806 trenggalek Letkol Arm Hernawan G.P.

Acara diawali dengan penghormatan kepada arwah pahlawan, dilanjutkan pemanjatan doa kepada arwah para pahlawan. Kegiatan ditutup dengan penyalaan obor diatas makam pahlawan.

Esok harinya pada pukul 12.00 dilangsungkan acara tabur bunga yang dipimpin oleh Kapolres Trenggalek AKBP Desmawan Putra, dan diikuti oleh Muspida Kabupaten Trenggalek.

Janji Pramuka

Beberapa hari sebelumnya, dalam rangka memperingati hari pramuka ke 48, pada Kamis 13 Agustus 2009 bertempat di pendopo Kabupaten Trenggalek, dilangsungkan upacara ulang janji Trisatya. Kegiatan ini dihadiri oleh Bupati Trenggalek, Wakil Bupati serta Pembina Pramuka Kabupaten Trenggalek.

Pada kesempatan tersebut juga dilangsungkan wisuda peserta kursus mahir pramuka tingkat lanjut oleh Bupati Trenggalek H. Soeharto. Para wisudawan adalah kakak – kakak pembina yang telah menjalani kursus kepramukaan tingkat lanjut di Kecamatan Bendungan.

Dalam sambutannya H. Soeharto berharap agar pramuka bisa menjadi suatu wadah untuk menyalurkan bakat-bakat positif para pemuda trenggalek. Pramuka diharapkan dapat tetap eksis dan berprestasi agar dapat menjadi teladan bagi pemuda – pemuda masa depan, tutup beliau pada akhir sambutan. (Haz)

Read more..

Dua Persen Darah di PMI Terkontaminasi Penyakit Menular





Reporter : Nanang Masyhari




Trenggalek, Memo

Ironis, sekitar 2 persen penerimaan darah melalui donor darah ke Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Kediri diketahui terkontaminasi penyakit menular, antara lain hepatitis B dan C, spilis dan HIV/AIDS. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Bagian Mobil Unit dan Pembinaan Donor PMI Kabupaten Kediri, Joko Wahyu Wibowo, ketika menggelar safari donor darah di Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri, Selasa (18/8/2009) siang.

Sayangnya, Joko Wahyu Wibowo tidak dapat menyebutkan berapa jumlah total dari 2 persen kantong darah yang terkontaminasi penyakit tersebut. Namun, angka itu dapat diketahui dari total arah yang terkumpul sejumlah 8.000 kantong per tahun. "Maaf, karena yang lebih tahu tentang jumlahnya adalah bagian laboratorium. Darah-darah yang terkontaminasi itu untuk selanjutnya dimusnahkan. Sedangkan pendonornya dipanggil PMI, untuk dibertahukan," terang Joko Wahyu Wibowo.

Lebih lanjut dipaparkan Joko Wahyu Wibowo, safari donor darah ke longkungan dinas dan sekolah dilakukan UTD PMI Kabupaten Kediri dengan alasan menghadapi bulan Ramadhan 1430 Hijriah. "Biasanya permintaan darah pada bulan Ramadan sangat tinggi, khususnya dari luar daerah," tandas Joko Wahyu Wibowo.

Selama bulan Ramadan, imbuh Joko Wahyu Wibowo, kegiatan donor tetap dilakukan oleh UTD PMI Kabupaten Kediri, dengan sasaran para masyarakat non muslim.

Data di UTD PMI Kabupaten Kediri, stok darah saat ini untuk golongan A hanya 90 bungkus, golongan B hanya 209 bungkus, golongan AB 58 bungkus, dan terakhir golongan O sebanyak 190 bungkus. Menurut dia, jumlah tersebut dapat habis hanya dalam waktu tidak sampai sepekan, mengingat setiap hari PMI selalu menerima permintaan darah hingga 25 pasien. (nng/Haz)

Read more..

286 Napi Kediri Dapat Remisi Plus Digoyang Artis

Reporter : Nanang Masyhari

Trenggalek, Memo

Sebanyak 286 narapidana (Napi) di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) klas II, Kediri menerima remisi. Bahkan, mereka (para Napi, red) juga mendapat hiburan gratis musik dangdut dan goyangan dari artis serta Walikota Kediri dr Samsul Ashar, Senin (17/8/2009). Pemberian remisi atau pengurangan masa pidana tersebut sebesar 1-6 bulan. Sedangkan napi penerima diklasifikasikan menjadi dua yaitu, Remisi Sebagain kepada 158 napi, dan Remisi keseluruhan kepada 28 napi. Bahkan, lima orang napi dinyatakan bebas, setelah menerima remisi.

Walikota Kediri dr Samsul Ashar dalam sambutannya banyak memberi dukungan mental, spiritual kepada para napi yang hadir. Selain itu, walikota juga mengucapkan selamat kepada para napi yang mendapat remisi di hari ini, tepat 64 tahun Indonesia merdeka.

Terpisah, Kepala Lapas Klas II Kota Kediri Subiantoro mengatakan, pemberian remisi kepada para napi ditentukan berdasar sikap dan perbuatan mereka selama di lapas. "Remisi diberikan kepada napi yang sudah berada di lapas ini selama 6 bulan. Besar kecilnya tergantung dari perbuatan mereka selama disini," ujar Subiantoro.

Lapas klas II Kediri dihuni 555 orang. Terdiri dari, 286 napi dan 296 tahanan. Acara berlangsung seru, puncaknya saat seorang artis bernyanyi. Walikota Kediri dr Samsul Ashar dan Ketua DPRD Kota Kediri Bambang Haryanto berjoget diatas panggung.(nng/Haz)

Read more..

Lapas Klas II Kediri Overload, Napi Kerap Terserang Wabah Penyakit

Reporter : Nanang Masyhari

Trenggalek, Memo

Lembaga Permasyarakatan (Lapas) klas II Kediri Jl Jaksa Agung Suprapto, Kecamatan Mojoroto Kediri overload. Parahnya lagi, para nara pidana (napi) rentan terserang wabah penyakit. Hal ini diungkapkan Kepala Lapas Klas II Kediri Subiantoro ditemui sejumlah wartawan, Senin (17/8/2009) siang. "Jumlah penghuni disini sebanyak 555 orang, dengan jumlah tempat tidur sebanyak 40 buah. Padahal, kapasitasnya hanya 325 orang," ujar Subiantoro.

Akibatnya, imbuh Subiantoro, satu kamar tidur yang semestinya tempati oleh 7 orang, sekarang dipakai oleh 10 orang. Yang sangat disayangkan lagi, apabilan salah satu penghuni terjangkiti penyakit, maka dapat mewabah dan menyerang yang lainnya. "Seperti kemarin, ketika booming serangan virus H1N1, flu babi, hampir 30 persen napi terserang influenza. Dan yang kerap terjadi adalah serangan penyakit kuli, scebies, kemarin sebanyak 25 orang yang terkena," beber Subiantoro.

Untuk mengatasi keadaan itu, Lapas klas II Kediri mengaku akan melakukan mutasi napi, dan akan segera melakukan pengadaan tempat tidur (kasur, red) dan berencana menambah ruang kamar. "Nanti kita akan berikan tempat tidur berupa kasur pada setiap kamar," kata Subiantoro

Selain itu, imbuh Subiantoro, Lapas klas II Kediri berkoordinasi dengan pemerintah daerah Kabupaten Kediri agar membantu dalam menyediakan lahan untuk pembangunan Lapas baru. "Kita sudah berkoordinasi dengan Pemkab Kediri dalam penyediakan lahan seluas 5 hektar, namun belum tahu dimana tempatnya," beber Subiantoro. Dengan lahan seluas 5 hektar, diperkirakan dapat untuk menampung sekitar 500 penghuni. (nng/Haz)
Read more..

Tangkal Teroris, Polresta Kediri 'Srempengan' Razia Kos-kosan Di 46 Kelurahan

Reporter : Nanang Masyhari

Trenggalek, Memo

Tak mau kecolongan wilayahnya disusupi teroris, Polresta Kediri 'serempengan' alias getol menggelar razia di 46 kelurahan yang ada di wilayah Kota Kediri. Seperti yang dilakukan oleh unsur gabungan Intelkam, Samapta, dan Reskrim Polresta Kediri, Sabtu (15/8/2009) siang, merazia tempat kos-kosan, dan rumah kontrakan Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Kota Kediri.

Petugas mengobok-obok kos-kosan di Jl Sunan Ampel II, milik Ny Siti Malikah. Di tempat kos yang sebelumnya dipakai untuk sebuah Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) itu, petugas menyisir seisi ruangan kos, dan melakukan pendataan terhadap penghuninya. Kedatangan petugas sempat membuat panik, namun akhirnya mereka (penghuni, red) menyadari razia tersebut.

Sayang, meski sudah memeriksa seluruh isi ruangan kos, namun beberapa anggota Polresta Kediri yang dipimpin oleh Kanit Ekonomi Aiptu Mujadi tidak mendapati barang-barang yang mencurigakan. Sehingga, petugas pulang dengan tangan hampa.

Kapolresta Kediri AKBP Rastra Gunawan mengatakan, razia akan digelar secara terus-menerus sampai datang pelaksanaan Razia Ketupat di bulan ramadan. "Razia dimaksudkan untuk melakukan pendataan pendatang yang tinggal dikos-kosan, rumah kontrakan yang ada di tiga Kecamatan, Pesantren, Mojoroto dan Kota Kediri," terang AKBP Rastra Gunawan, Sabtu (15/8/2009) siang.

Yang lebih penting lagi, imbuh AKBP Rastra Gunawan, razia ditujukan dalam upaya pencarian gembong teroris Noordin M Top. Selain melakukan pendataan kepada pendatang, razia juga dilakukan di jalanan. Yakni, dengan menghentikan dan memeriksa kendaraan, khususnya mobil box dari luar Kota Kediri. (nng/Haz)

Read more..

H. Soeharto: “Masjid Agung Baiturrahman” Harus Bersabar




Foto: (1) H. Soeharto, (2) Masjid Agung Baiturrahman (Hamzah).


Trenggalek, Memo

Demi memenuhi rekomendasi hasil audit BPK, Masjid Agung Baiturrahman terpaksa harus dipending gelontoran dana hibahnya. Karena dalam ikhtisar hasil pemeriksaan semester pertama Tahun 2008 oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) menganggap bantuan yang diberikan secara berturut-turut, harus diklasifikasikan sebagai belanja hibah yang sudah jelas peruntukannya dan harus dibuat naskah perjanjian antara Pemkab dan penerima hibah. Namun, dengan pemberian anggaran yang berturut-turut dinilai tidak sesuai dengan beberapa peraturan perundangan, antara lain BPK mengacu pasal 45 ayat 2 Permendagri no 13 tahun 2006, yang menyatakan hibah tidak dapat diberikan secara terus menerus atau tidak terulang setiap tahun anggaran, serta efektif dan jelas peruntukkan penggunaannya. Oleh sebab itulah BPK merekomendasikan pada Bupati Trenggalek agar menganggarkan belanja bantuan ke masjid berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Bupati Trenggalek H. Soeharto, tahun ini tidak menganggarkan bantuan untuk renovasi Masjid Agung Baiturrahman, sesuai dengan rekomendasi BPK tersebut, agar ada jeda waktu pemberian bantuan, “Ya, mungkin tahun 2010 nanti akan kembali dianggarkan lagi. Masalahnya, kami bisa saja memberi bantuan langsung Rp 24 M pasti sudah jadi, tapi kan menyesuaikan dengan kemampuan keuangan. Kalau mengandalkan partisipasi warga, kan tidak mungkin. Karena infaq dan shodaqoh ummat hanya cukup untuk operasional pembayaran listrik dan lain-lainnya,” kata H. Soeharto.

Kepada masyarakat ummat Islam, H. Soeharto mengharapkan agar memaklumi hal ini. Dia tidak mau disalahkan hanya karena telah memberi bantuan secara berturut-turut setiap tahun anggaran. Untuk diketahui, bahwa ketika dirinya dilantik menjabat Bupati Trenggalek, pembangunan masjid Baiturrahman sudah mulai dikerjakan. “Makanya, agar tidak berturut-turut, harus ada jeda. Mungkin tahun depan dianggarkan lagi. Karena dulu waktu saya dilantik sudah ada, ya harus diteruskan. Toh ini kan sudah jelas kepentingannya untuk peruntukan umat,” ujarnya.

Sementara itu, ikhtisar hasil audit BPK semester pertama tahun 2008 lalu, menyatakan pembebanan bantuan hibah pembangunan masjid Baiturrahman pada pos belanja bantuan sosial sebesar Rp 3,5 M tidak tepat dan tidak didukung bukti yang kuat. Pada tahun tersebut anggaran Rp 3,5 M ini terserap 100 persen. Pembangunan masjid ini dimulai 2004. Padahal menurut perhitungan pihak konsultan, kegiatan tersebut diperkirakan akan menghabiskan Rp 19,7 M. Pada 2004-2006 biaya yang dikeluarkan panitia pembangunan Rp 3,7 M, dari dana APBD yang direalisasikan melalui Surat Perintah Membayar (SPM). Kemudian 2007, Panitia Pembangunan masjid mengajukan bantuan kepada Pemkab sebesar Rp 3,5 M. Permintaan tersebut kembali dikabulkan dan dicairkan pada 17 Desember 2007. Sampai akhir tahun tersebut, panitia telah menyampaikan SPJ, tetapi tanpa laporan rincian realisasi fisik pelaksanaan pembangunan Masjid Agung Baiturrahman.(Haz)

Read more..

Dipukuli Tengah Malam, Kabur, Lapor Polisi

* Kekerasan Oleh Senior di Panti Asuhan Nganjuk

Reporter : Nanang Masyhari


Trenggalek, Memo

Layaknya kekerasan dengan dalih pendidikan yang kerap terjadi di Sekolah Tinggi Pendidikan Dalam Negeri (STPDN), kekerasan yang sama diduga terjadi di UPS Asuhan Anak Nganjuk. Dua penghuni wisma UPS Asuhan Anak Nganjuk yaitu, Ris, 12 dan Bi, 14 nekat kabur, karena tidak tahan. Kasus dugaan kekerasan itupun kini tengah ditangani pihak yang berwajib, setelah kedua orang tua korban melapor pada polisi.

Menurut keterangan Mujianah (38), ibu Ris asal Begandung, Nganjuk mengaku terkejut saat anaknya pulang dengan cara kabur dari panti, pada hari Kamis lalu. "Ris mengaku sedang sakit akibat kekerasan yang dilakukan oleh para seniornya. Lalu, esok harinya saya datang ke panti untuk memberitahu kejadian itu kepada pembina panti," terang Mujianah, Jumat (15/8/2009) siang.

Tidak hanya sampai diditu, Mujianah bersama orang tua korban kekerasan lain memutuskan untuk melapor kepada pihak yang berwajib. Bahkan, Ris langsung dibawa ke rumah sakit untuk menjalani visum. Berdasar keterangan dokter, Ris mengalami luka memar dibagian dalam.

Kejadian yang menimpa Ris, sontak membuat Jumiati, kakak Mujianah khawatir. Lantas, ia mendatangi Bi, putranya ke panti asuhan. Jumiati terkejut setelah anaknya didesak, ternyata mengalami hal serupa. Menurut keterangan Bi, kekerasan itu biasanya dilakukan pada malam hari. Bersama teman-temannya, Bi dikumpulkan oleh para senior di belakang gedung panti, lalu mereka dipukuli. Saat dipukul itu, korban disuruh untuk menutup mata.

Terpisah, Kapolsek Nganjuk AKP I. H Joedo saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya baru sebatas menerima laporan singkat dari keluarga pelapor.“Kasus ini tengah ditangani di Unit PPA," kata AKP I. H Joedo. (nng/Haz)

Read more..

DUA PAKAIAN SERAGAM, PESANGON UNTUK ANGGOTA DEWAN



Ft.: Machfud Effendi SH,MM Kepala Setwan DPRD Trenggalek.(Hamzah)

Trenggalek, Memo

Sekretaris Dewan Machfud Efendi, SH.,MM mengatakan, tahun ini, DPRD Trenggalek mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp 250 juta untuk pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya. Jenis pakaian dinas terdiri dari pakaian sipil harian (PSH), pakaian sipil lengkap (PSL), pakaian dinas harian (PDH) dan pakaian seragam resmi (PSR).“Cuma dari lima stel ini kami bagi dua Yang dua untuk anggota dewan lama dan yang tiga untuk anggota dewan baru. Barangnya sudah jadi, tinggal menunggu tim pemeriksa barang,” ucap Machfud. Dalam pengadaan seragam ini, DPRD Trenggalek melalui panitia pengadaan melakukan penunjukan langsung. “Semua rekeningnya berbeda-beda. Selain itu nominalnya di bawah lima puluh juta,” demikian Machfud menambahkan.

APBD Trenggalek, menganggarkan sebesar Rp 250 juta untuk pembelian empat jenis seragam tersebut sebesar Rp 196,4 juta. Dengan rincian PSH Rp 67,5 juta, PSL Rp 45 juta, PDH Rp 36 juta, PSR Rp 38,2 juta serta ada lagi untuk pembelian sepatu, topi/pet, kopelrim/sabuk dan atribut Rp 9,6 juta. Ada sisa anggaran yang digunakan belanja pakaian olahraga Rp 21 juta, honorarium PNS Rp 17,7 juta. Meliputi honorarium tim pengadaan barang dan jasa Rp 9,7 juta, honorarium tim pemeriksa barang dan jasa atau hasil pekerjaan Rp 3,5 juta, honorarium pengelola kegiatan Rp 4,5 juta. Serta belanja makanan dan minuman rapat Rp 2,9 juta.

Dalam pada itu, banyak anggota DPRD yang tidak kembali duduk sebagai aleg, menyayangkan rencana pemberian dua stel seragam tersebut sebagai “pesangon” menjelang berakhirnya masa jabatan tersebut. Mereka beranggapan kalau sudah tidak menjabat mau dipakai untuk apa.(Haz)

Read more..

Pemkot Kediri Persulit Distribusi Pasir Illegal Sungai Brantas


Reporter : Nanang Masyhari

Trenggalek, Memo

Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri mempersulit distribusi pasir liar alias dari tambang mekanik yang berasal dari Sungai Brantas, untuk dibawa keluar. Pemkot berencana menutup sejumlah akses jalan menuju pertambangan dengan mengalihkan jalur, dan memblokir semua pintu masuk. Walikota Kediri dr. Samsul Ashar ketika dikonfirmasi, usai menjalankan ibadah Sholat Jumat membenarkan rencana penutupan akses jalur ke pertambangan ilegal tersebut.

"Iya, diawali dari razia satpol PP kemarin, nantinya akan kita teruskan dengan program pengalihan jalur provinsi di kelurahan Semampir, dan menutup sejumlah pintu masuk dengan memasang tembok 2 meter," terang Walikota dr Samsul Ashar, Jumat (14/8/2009) siang.

Rencana untuk mempersulit distribusi pasir liar keluar tersebut, imbuh Walikota Kediri, saat ini tengah digodog, termasuk proses izinnya yang masih diurus ke Provinsi Jawa Timur. " Karena akan ada rencana pengalihan jalur provinsi. Yaitu, jalur menuju Kota Kediri dialihkan ke barat, melewai Jambatan Semampir ke selatan," terang dr Samsul Ashar.

Dengan pengalihan jalur tersebut, Pemkot Kediri berharap, truk-truk yang biasanya memuat pasir kesulitan untuk masuk. "Kedepan, hanya ada penampangan tradisional dengan alat bojong. Karena, kita ketahui, akibat maraknya penambangan pasir ilegal, kini telah mengancam jembatan, dan merusak lingkungan di tepi Sungai Brantas," tandas dr Samsul Ashar.

Terpisah, penambangan pasir ilegal juga mengancam terjadinya krisis air di Kota Kediri. "Tiga-empat tahun terakhir, permukaan Sungai Brantas kini turun 4 meter. Secara otomatis, sumber sumur-sumur warga juga turun. Apalagi, saat ini memasuki musim kemarau, tentu membuat khwatir warga," kata Kasubbag TU Dinas Tata Ruang Kebersihan dan Pertamanan (DTRKP) Kota Kediri.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Sekjen Asosiasi Perusahaan Tambang (Apertam) Jawa Timur, Hudin Al Sony, mengatakan, jika hasil atau keuntungan penambang pasir liar mekanik tersebut sangat besar, meski tidak sebanding dengan dampak kerusakan lingkungan yang dirasakan warga.

Sony, yang juga anggota Tim Koordinasi Pengelolaan Sumberdaya Air (TKPSDA) Brantas dari Mojokerto–Tulungagung mengatakan, dalam sehari jumlah pasir yang dikeruk penambang liar mekanik mencapai 400-500 rit truk. "Kalau dijumlahkan dalam bentuk uang minimal Rp 300.000 per-rit, maka sehari mencapai Rp 150 juta," jelas Sony.(nng/Haz)

Read more..

Ratusan Warga Bawang Minta Lelang Kas Kelurahan Transparan


Reporter : Nanang Masyhari

Trenggalek, Memo

Ratusan warga yang berasal dari tiga lingkungan yaitu, Gande, Bawang dan Centong, Jumat (14/8/2009) menggelar aksi demo di depan Kantor Balai Kelurahan Bawang, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Masa yang tergabung dalam Forum Peduli Masyarakat Bawang (FPMB) menuntut transparansi proses lelang tanah kas kelurahan seluas 54,3 hektar.

Perwakilan aksi -Mustangin- mengatakan, warga mendesak Kepala Kelurahan (Kakel) baru Bambang Sidiq Pramono agar menggelar proses lelang tanah kas kelurahan secara transparan, dan mengusut dugaan hilangnya lahan kas kelurahan seluas 20 hektar. "Pak lurah harus menggelar lelang secara transparan, dan mengusut lahan kas kelurahan seluas 20 hektar yang tidak karuan," terang Mustangin, dalam orasinya.

Sebelum akhirnya ditemui perangkat kelurahan dan pihak Kecamatan Pesantren, masa juga berorasi sambil membentangkan poster berisi desakan dan hujatan kepada perangkat, khususnya Lurah agar menyelesaikan proses lelang tanah kas kelurahan sejak tahun 2003 hingga 2008 yang tidak jelas keperuntukannya.

Dijelaskan oleh Mustangin, total lahan kas kelurahan sebelumnya mencapai 54,3 hektar, namun kini hanya tinggal 34,6 hektar. Sehingga, lahan seluas 20 hektar, tidak jelas keberadaanya. "Sebentar lagi sudah ada lelang kembali, namun pihak kelurahan juga belum ada tanda-tanda akan mengumumkan. Jangan sampai, pemerintahan yang baru melakukan perbuatan yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya, tidak jelas," pinta Mustangin.

Lebih lanjut dijelaskan Mustangin, jika setiap satu hektar lahan bisa ditawar penyewa Rp 1-2 juta rupiah, maka untuk lahan total 54,3 hektar tinggal mengalikan saja. "Kenyataanya, kelurahan tidak memiliki kas. Lalu kemana hasil lelang sejak tahun 2003 lalu itu?. Apalagi, saat ini memasuki bulan Agustus, maka banyak ada kegiatan. Sementara kita, tidak memiliki dana sama sekali," kata Mustangin.

Terpisah, Lurah Bawang Bambang Sidik P. mengatakan, menerima masukan warganya, dan akan segera menikdak lanjutinya. "Kami akan mengecek kebenarannya. Jika memang ada penyimpangan, atau perbuatan yang tidak benar, maka kami akan melapor ke Inspektorat Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri," pungkas Bambang Sidik. (nng/Haz)

Read more..

Dicurigai, Buser Polwil Amankan Mobil Reporter JTV


Reporter : Nanang Masyhari

Trenggalek, Memo

Demam teroris melanda polisi di wilayah Kediri. Sampai-sampai, sebuah mobil Suzuki Katana warna hitam milik seorang reporter JTV diamankan oleh tim buru sergap (Buser) Polwil Kediri. Petugas mencurigai mobil bernopol AG 1327 RB membawa bahan peledak yang disimpan di dalam tas warna hitam.

Anggota tim Buser Polwil Kediri Brigadir Basuki mengatakan, kendaraan roda empat tersebut diamankan dari tepian Jl Mayor Bismo, Kelurahan Semampir, Kota Kediri tepatnya, di depan Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kediri. "Kami memperoleh laporan dari salah satu petugas SPBU Semampir bahwa mobil tersebut sejak siang hari di parkir di lokasi. Kemudian kita periksa, ternyata di dalamnya ada sebuah tas warna hitam. Yang paling membuat kami curiga, plat nomornya dari wilayah Tulungagung," kata Brigadir Basuki, di temui di Polwil Kediri, Jumat (14/8/2009) siang.

Sahut Kabul, anggota tim Buser lainnya, saat dibuka oleh petugas, pintu mobil dalam keadaan tidak terkunci. "Lubang kuncinya pun sudah rusak, sehingga saat kita masuki kunci mobil lain bisa. Kemudian, kita amankan ke Polwil Kediri," terang Kabul, yang mengaku sempat tidak berani membuka tas warna hitam yang berada di jok mobil itu. Tiba di Mapolwil Kediri, petugas yang berjumlah kurang lebih 10 orang berusaha memeriksa isi tas mencurigakan itu. Petugas terkejut, saat mengetahui ada sebuah Kamera Handycam, Beberapa lembar kwitansi, dan kartu pers bertulis Unggul Dwi Cahyono, reporter JTV Surabaya. "Walah, ternyata milik wartawan. Namun, tidak lama kemudian, yang punya datang ke Polwil Kediri," kata Basuki.

Sementara itu, Unggul Dwi Cahyono saat dikonfirmasi, mengaku sempat panik, ketika melihat mobilnya tidak ada di lokasi. "Ketika saya kembali ke kantor PWI bersama Cak Kasduri, melihat mobil saya tidak ada. Kurang lebih, satu jam saya berusaha mencari kesana-kemari, tapi tidak ada. Sampai akhirnya, saya diberitahu oleh salah seorang petugas PMI, bahwa mobil saya dibawa oleh buser Polwil," kata Unggul Dwi Cahyono.

Unggul DC lantas menuju Mapolwil Kediri, dan mendapati mobilnya. "Mereka menyangka mobil saya membawa sesuatu yang mencurigakan. Terlebih lagi ketika karyawan SPBU melapor kepada petugas bahwa mobil saya sudah empat hari di parkir di depan kantor PWI itu. Alhamdulillah, kini sudah kembali," pungkas Unggul D C. (nng/Haz)

Read more..

KELUARGA ALLOHA ANIAYA PREMAN KAMPUNG


Trenggalek, Memo

Geger Suprayitno (30) pemuda brandalan, warga Rt 15 Rw 05 Dukuh Sawahan Kelurahan Subergedong Trenggalek, menderita luka yang sangat serius, tiga gigi depannya rompal akibat dianiaya tetangganya pada hari Rabu (5/8)., yakni Adi (35) anak menantu Slamet Alloha, saudagar kaya raya di Trenggalek.

Menurut pengakuan warga, kejadian bermula saat korban mendatangi (toko) tempat pelaku berjualan dengan maksud, minta di belikan minuman keras, namun setelah di beri, korban kembali datang dan meminta lagi, hingga terjadi tiga kali, akhirnya pelaku naik pitam, memaki-maki korban dengan kata-kata kotor, korbanpun balik memarahi bahkan menginjak-injak telor milik seseorang yang sedang belanja di toko pelaku.

Melihat hal tersebut, salah seorang yang bekerja di toko langsung menyeret korban keluar sambil memukulinya, kemudian diikuti pelaku yang langsung menghujani pukulan kearah wajah korban hingga terkapar tak berdaya, “melihat kejadian itu saya langsung melerai bersama warga yang lain”, ucap seseorang yang takmau di sebut namanya.

Keesokan harinya korban dan tersangka sudah damai, namun salah seorang tokoh masyarakat di lingkungan sawahan menyayangkan kejadian itu, akibatnya situasi warga sampai hari ini masih memanas, masalahnya pelaku adalah warga pendatang, harusnya polisi tanpa diminta segera bertindak jangan sampai permasalahan ini melebar, ucapnya sambil geleng-geleng kepala.(Haz)

Read more..

Kambing Untuk Gepeng Salah Sasaran, Warga Gedangsewu Luruk Dewan


Reporter : Nanang Masyhari

Trenggalek, Memo

Belasan tokoh masyarakat Desa Gedangsewu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri meluruk kantor DPRD Kabupaten Kediri. Mereka mengadukan sejumlah persoalan yang terjadi di desa, satu diantaranya bantuan empat ekor Kambing Jawa kepada anak-anak gelandangan dan pengemis (Gepeng) yang tidak tepat sasaran.

"Kami terpaksa membawa persoalan ini ke kalangan DPRD Kabupaten Kediri, karena upaya penyelesaian di desa sudah tidak mungkin lagi. Selain itu, kami juga telah melaporkan sejumlah persoalan ini ke Polres Kediri, dan Kejaksaan Negeri Kediri agar segera diusut," ujar salah satu tokoh masyarakat Gedangsewu Kolis, Kamis (13/8/2009).

Tiba di kantor wakil rakyat, belasan tokoh masyarakat Desa Gedangsewu itu kemudian ditemukan oleh sejumlah anggota Komisi A DPRD Kabupaten Kediri. Mereka melaporkan sejumlah persoalan antara lain, dugaan pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) ganda, penjualan tanah milik Dinas Sosial (Dinsos) oleh oknum kades, serta kasus ajudikasi pada tahun 2007, dan terakhir bantuan 4 ekor kambing kepada Gepeng yang tidak tepat sasaran.

"Dan masih banyak persoalan lagi, yang tak kalah pentingnya adalah dugaan penyalahgunaan anggaran Alokasi Dana Desa (ADD) yang jumlahnya mencapai ratusan rupiah. Kami berharap, kepada dewan, untuk segera memanggil mereka yang terlibat dalam kasus itu," tandas Kolis.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Kolis tentang bantuan empat ekor kambing itu. "Kambing itu dari Pemkab Kediri yang semula diperuntukkan kepada anak-anak gelandangan, agar dipelihara. Tapi, oleh penerima yaitu oknum perangkat desa diberikan kepada seseorang yang notabene bukan gepeng. Sampai saat ini kambing tersebut, tidak jelas keberadaanya," beber Kolis.

Terpisah, Kabag Humas Pemkab Kediri Eko Setiyono saat dikonfirmasi tentang bantuan kambing untuk anak-anak gelandangan itu, mengaku tidak tahu. "Setahu kami, Pemkab Kediri tidak memberi bantuan kambing kepada mereka. Jika pelatihan, itu benar. Coba lebih ditelusuri kembali, asal-mula kambing tersebut, jangan-jangan program pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat (P2SEM)," terang Eko Setiono.

Saat disinggung, jika empat ekor kambing tersebut bantuan pribadi Bupati Kediri Ir Sutrisno, Eko Setiono semakin tidak paham. "Wah, kalau itu kami tidak tahu," ujarnya singkat. Eko Setiyono menambahkan, untuk persoalan penjualan tanah Dinsos di Gedangsewu, Pemkab Kediri telah memberi surat teguran kepada desa, dan merekomendasikan kepada Satpol PP untuk membongkar, dan memberi plang. (nng)

Read more..

Makam Tan Malaka Akhirnya Dipugar, 4 Orang Tim Siap Tes DNA


Reporter : Nanang Masyhari
Trenggalek, Memo

Tarik-ulur pelaksanaan pemugaran makam yang diyakini tertanam jazad Tan Malaka, di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri akhir ada kepastian. Tim yang terdiri dari pihak keluarga, dan petugas dari Departemen Sosial (Depsos) Jakarta tengah meminta izin ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri dan Polres Kediri.

Kabag Humas Pemkab Kediri Eko Setiyono saat dikonfirmai, Kamis (13/8/2009) siang mengatakan, kemarin empat orang tim dari Jakarta telah bertemu dan meminta izin kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kediri Supoyo. "Kemarin, secara lisan tim sudah menyampaikan maksudnya kepada pak Sek (Sekda, red), dan kini mereka mengajukan izin ke Polres Kediri," terang Eko Setiono, ditemui di ruangannya.

Pemkab Kediri menurut keterangan Eko Setiyono akan memfasilitasi segala keperluan tim, selama kegiatan berlangsung. Tim yang didalamnya keponakan dari Tan Malaka, imbuh Eko Setiono akan melakukan upaya pengungkapan terhadap jazad tokoh pejuang itu melalui, pembongkaran, dan identifikasi serta tes DNA.

"Namun, mereka (tim, red) diberi waktu hingga memasuki bulan suci Ramadan. Ya, kurang lebih seminggu lah. Namun, kini mereka masih menunggu izin dari Polres Kediri. Kita juga belum tahu, apakah diizinkan, atau tidak," beber Eko Setiyono. Disinggung terkait anggaran selama pelaksanaan identifikasi, Eko Setiono mengaku, kemungkinan ada pada pos Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Kediri.

Terpisah, Kapolres Kediri AKBP Benyamin MM saat dikonfirmasi melalui ponselnya mengungkapkan, sampai saat ini tim belum mengirimkan surat resmi kepada Polres Kediri. Akan tetapi, secara pribadi, mereka (tim, red) telah bertemu langsung dengan Kapolres, dan membicarakan masalah izin tersebut.

Kendati demikian, sudah nampak ada sinyal positif dari Kapolres Kediri untuk memberi acc kepada tim untuk melakukan identifikasi. "Iya, kemarin ada empat orang datang kemari untuk membicarakan masalah pemugaran makam di Semen itu, salah satunya keponakan dari Tan Malaka, namun belum ada surat resmi dari mereka," ujar AKBP Benyamin MM.

informasi yang diperoleh beritajatim.com, Tan Malaka adalah seorang aktivis dan pejuang nasionalis Indonesia,ia seorang pemimpin komunis, dan politisi yang mendirikan Partai Murba.

Tan Malaka yang asli Sumatra Barat ini juga menulis buku Madilog dan Menuju Republik Indonesia. Buku terakhir ini disebut-sebut sebagai salah satu dasar cita-cita terbentuknya Republik Indonesia. Pria yang lahir di Nagari Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat, 19 Februari 1896, itu diyakini wafat di Desa Selopanggung, Kediri, Jawa Timur, 16 April 1949 pada umur 53 tahun. (nng/Haz)

Read more..

Polisi Tak Hadir, Razia Penambang Pasir Bocor


Foto " Satpol PP di lokasi penambangan.

Reporter : Nanang Masyhari

Trenggalek, Memo

Razia penambang pasir illegal yang digelar petugas gabungan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Kediri dan Kodim 0809 Kediri berakhir kekecewaan. Petugas hanya berhasil menyita tiga unit disel saja, karena razia ditengarai sengaja 'dibocorkan'.

Kasi Operasional dan Penyelidik Satpol PP Kota Kediri Hastoro menegaskan, operasi hanya berhasil menyita tiga unit mesin disel, itupun dalam lokasi tersembunyi. "Kami datang sudah tidak ada aktifitas apapun. Ini jelas, ada yang membocorkan," tandas Hastoro, dengan nadamengutuk, Kamis (13/8/2009) pagi.

Sejak awal Hastoro sudah menyangkan kegiatan razia itu. Pasalnya, dari seluruh instansi samping seperti Kepolisian, Kodim dan Satpol PP, serta sejumlah dinas, seperti Disperindag, Dinas Tata Ruang Kebersihan dan Pertamanan (DTRKP) yang semestinya bisa bersama, ternyata tidak kompak, dengan tidak hadirnya Polresta Kediri.

Sementara itu, saat disinggung kebocoran itu dari instansi samping, Hastoro hanya enggan menjawab. Ia hanya mengisyaratkan, bisa iya, bisa juga tidak. "Emh, kalu itu kita belum tahu pasti, tapi saya yakin ada yang membocorkan," terang Hastoro. Ditanya alasan ketidak hadiran Polresta Kediri, Hastoro menjawab, Polresta Kediri sedang ada kegiatan di luar.

Sebagaimana diketahui, razia dimaksudkan untuk menertiban penambangan pasir liar yang saat
ini sudah sangat mengkhawatirkan kerusakan lingkungan. Kasubag TU DTRKP Kota Kediri Achmad Suwarno mengatakan, dampak penambangan liar dengan mekanik kini telah menurunkan dasar Sungai Brantas sampai 4 meter. "Jika permukaan dasar Sungai Brantasnya turun, tentu jembatan-jembatan menggantung. Ini sangat bahaya sekali," tandas Achmad Suwarno.

Saat razia berlangsung sejumlah warga, yang terdiri dari pekerja dan pemilik disel hanya dapat memandang alat-alat pencari makan mereka diobrak-abrik petugas. Segelintir warga hanya bisa berteriak dari kejauhan, dan mereka tidak berani untuk mendekat pada petugas. (nng/Haz)

Read more..

GTT SMP Nganjuk Simpan 75 Motor Bodong



Foto: Barang bukti sepeda motor.


Reporter : Nanang Masyhari


Trenggalek, Memo

Tim khusus pencurian kendaraan bermotor (Timsus Ranmor) Satuan Reskrim Polwil Kediri mengamankan sedikitnya, 75 'sepeda motor dan 2 unit mobil bodong' alias tanpa disertai dokumen syah yaitu Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) dari tiga gudang di wilayah Kabupaten Nganjuk. Gudang yang berada di Dusun Gemarangan, Desa Kelurahan, Kecamatan Ngronggot tersebut diketahui milik Darsono (44), seorang oknum Guru Tidak Tetap (GTT) sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) di wilayah Berbek. Kini, pria paruh baya itu, tengah diperiksa secara intensif oleh petugas.

Kabag Op Polwil Kediri Kompol Solehan mengatakan, puluhan sepeda motor dan dua unit mobil tersebut, kini berada di Mapolwil Kediri, untuk diselidiki. "Penggerebekan tiga gudang tersebut berdasarkan informasi masyarakat, dan kini masih dalam pengembangan," tegas Kompol Solehan, Kamis (13/8/2009) siang.

Terpisah, Kasubbag Reskrim Polwil Kediri Kompol Andris Wewengkang mengatakan, puluhan sepeda motor tersebut dicurigai dari hasil kejahatan. "Untuk sementara Darsono kita jerat dengan pasal 480 KUHP tentang penadagan hasil kejahatan. Selanjutnya, kita bekerjasama dengan pihak Lalu-lintas (lantas), untuk mengecek asal mula kendaraan tersebut," bebernya.

Modus operandinya, imbuh Andries Wewengkan, Darsono menerima gadai kendaraan tersebut dengan harga kisaran Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta, untuk dijual kembali dengan memperoleh keuntungan Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu per unitnya. Kami mintai keterangan tentang BPKB kendaraan tersebut, pelaku mengaku berada di koperasi perkreditan," terang Andries Wewengkang.

Sementara itu, Darsono bersikeras bahwa ia tidak menerima hasil gadai, lalu dijual kembali, seperti yang dituduhkan petugas. Ia mengaku menjalankan tugas, sebagai Petugas Lapangan (PL) dari sebuah BPR di wilayah Nganjuk. "Hanya sebagai petugas lapangan dari koperasi, jadi bukan untuk kepentingan pribadi saya," kelit Darsono.

Saat dicroscekan dengan hasil penyelidikan petugas, Kompol Andries Wewengkan membantah keras pernyataan Darsono. "Tidak betul itu, pelaku bukan karyawan BPR. Melainkan, pinjam uang dari BPR untuk kegiatan yang sudah dilakoninya selama tiga tahun terakhir ini," pungkasnya. (nng/Haz)

Read more..

Trenggalek Wujudkan Desa Sentra Tembakau



Foto: (1) Soeharto bersama managemen PT HM Sampoerna, (2) Petani tembakau nampak bahagia saat panen Perdana. (Hamzah)

Trenggalek Menuju Desa Sentra Tembakau

Trenggalek, Memo

Siapa bilang Trenggalek tidak bisa ditanami tembakau. Bupati Soeharto melakukan panen perdana di Desa Kedungsigit, Kecamatan Karangan, kemarin. Bahkan, dipastikan panen daun bahan utama rokok tersebut, tidak hanya di Desa Kedungsigit, tapi beberapa desa di Kecamatan Tugu, Karangan, Durenan, Panggul, Munjungan dan Pogalan.

Diawali tahun ini, Pemkab Trenggalek khususnya Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan (Disperhutbun) mulai mengenalkan masyarakat terhadap tanaman tembakau. Alasannya, menurut Kepala Disperhutbun Surya Atmaja, tanaman tembakau merupakan tanaman jenis perkebunan yang sebenarnya mudah ditanam. Sebab tanaman ini tidak memerlukan air. Jika melihat kondisi tersebut, ternyata di enam kecamatan di Trenggalek sangat cocok ditanami tembakau. “Lahan yang dibutuhkan adalah lahan tadah hujan, artinya lahan yang memang tidak banyak air. Dan enam kecamatan tersebut cocok jika dijadikan sentra tembakau,” jelasnya.

Alasan lain, adalah saat ini harga tembakau sangat tinggi. Sehingga, ketika petani berbondong-bondong mau menanam tembakau, dipastikan mereka bakal untung besar.

Untuk pemasarannya, pemkab telah menandatangani semacam MOU PT HM Sampoerna produsen rokok terbesar setelah PT Gudang Garam. Sehingga hasil panen petani langsung ditampung di salah satu pabrik rokok tersebut. “Kalau kita hanya mengandalkan cengkeh, hasilnya tak maksimal. Sebab, saat ini banyak tanaman cengkeh yang terserang penyakit,” ujarnya.

Berdasar informasi yang diterima, harga daun tembaku dibagi menjadi tiga. Harga paling murah mulai Rp 7 ribu sampai Rp 12 ribu per kilogram untuk daun bawah. Daun tengah harganya berkisar Rp 12 ribu sampai Rp 18 ribu per kilogram. Sedangkan daun atas mulai Rp 18 ribu sampai Rp 25 ribu. Surya merasa optimis, daun tembakau asal Trenggalek bisa mencapai harga maksimal. Sebab, varietas tembakau yang ditanam petani merupakan varietas unggul yakni Ranjangan Amaild (RAM). “Varietas ini adalah varietas yang dicari pabrik rokok,” katanya.

Surya menyatakan, tujuan lain disperhutbun mengajak petani menanam tambakau tak lain ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebab, berdasar hasil study banding ke beberapa daerah rata-rata petani tembakau cukup sukses. “Ini lah yang memacu kami untuk menggalakkan tanaman tembakau di Trenggalek,” ujarnya sembari menambahkan, untuk bisa mencapai kesejahteraan, idealnya lahan yang disiapkan sekitar 75 hektar. Saat ini di Trenggalek masih sekitar 50 hektar. Untuk kekurangan lahan tersebut, pihaknya bakal melakukan secara bertahap.(Haz).

Read more..

Tiga Penggila Klotok Dibekuk Polsek Kampak

Trenggalek, Memo

Petugas Polsek Kampak senin (10/7) pukul 22.00 wib, berhasil meringkus 3 pelaku perjudian jenis klotok di Desa Bogoran Kecamatan Kampak, dalam penggrebekan tersebut petugas langsung mengamankan pelaku dan sejumlah barang bukti. Ketiga pelakunya adalah Wiji (60) warga Rt 14 Rw 08 Desa Bogoran, Sailan (52) warga Rt 27 Rw 10 Desa Bogoran dan Biran (65) warga Rt 18 Rw 08 Desa Bogoran, Informasi yang diperoleh, penggerebekan dilakukan karena banyaknya informasi masyarakat yang terganggu dengan permainan judi tersebut.

Berdasar info inilah kemudian beberapa personil anggota Polsek yang dipimpin oleh KaPolsek Kampak AKP Sukarjito langsung turun ke TKP dan melakukan penggerebegan di lokasi yang semula dicurigai tempat ajang perjudian, dari penggerebegan tersebut polisi berhasil mengamankan 3 orang pelaku dan barang bukti permainan judi.


Kabag Binamitra Polres Trenggalek Kompol Jumadi di ruang kerjanya membenarkan penangkapan pelaku judi jenis klotok, ketiga pelaku sedang menjalani penyidikan secara intensif, tidak pelaku saja yang kita amankan, uang sebesar Rp 193.000 serta 1 set peralatan klotok turut kita amankan guna di proses lebih lanjut, jelasnya.(Haz)
Read more..

Caleg PDIP Blitar Aborsi, Terancam Gagal Duduk Di Kursi Legislatif

Reporter : Nanang Masyhari
Trenggalek, Memo

Calon anggota legislatif DPRD II dari PDI Perjuangan (PDI P) Kabupaten Blitar Abdul Syukur terancam gagal menduduki kursi legislatif 2009. Pasalnya, perbuatan Syukur yang telah mengaborsi pasangan gelapnya, Hari Suciati (27), warga Desa Gogo Deso, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar sungguh sangat keterlaluan.

Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Blitar Guntur Wahono mengatakan, Abdul Syukur bakal menerima sangsi yaitu, terancam dicopot dari jabatan sebagai Ketua PAC Kanigoro dan terancam gagal duduk di kursi legislatif. "Ya, bisa saja terjadi, jika aparat kepolisian dapat membuktikan perbuatan yang bersangkutan," ujar Guntur Wahono.

Meski demikian, PDI Perjuangan tidak akan sembrono dalam menjatuhkan hukuman kepada kadernya yang bersalah. Dan sebaliknya, PDI P akan merasa besar hati jika kadernya dihukum atas kesalahan yang telah dilakukanya. "Kami akan mempersilahkan hukum bekerja apa adanya. Namun, jika yang bersangkutan butuh pembelaan, tentunya partai akan menyiapkan kuasa hukum, "terang Guntur Wahono. Sebenarnya, Guntur mengaku sudah lama mengingatkan Abdul Syukur agar berhati-hati, akan tetapi yang bersangkutan mengabaikan nasihat itu.

Terpisah, Kasatreskrim Polresta Blitar AKP Purdiyanto menyatakan, pihaknya masih terus menyelidiki kasus aborsi yang terjadi di RSK Budi Rahayu Blitar. Dengan, terus mengumpulkan alat bukti, berupa barang bukti dan keterangan saksi-saksi.

Sementara itu, Syukur bersikukuh tindakan yang dilakukanya bersifat pribadi yang tak ada sangkut pautnya dengan partai politik. Syukur juga mengaku berencana menikahi Heri Suciati secara siri.

Abdul Syukur adalah caleg jadi DPRD II Kabupaten Blitar dari PDI Perjuangan. Yang bersangkutan kini terjerembab dalam kasus diduga aborsi terhadao WILnya yang sudah mengandung 3 bulan. Untuk memuluskan perbuatanya, dia nekat memalsu surat pertanggungjawaban sebagai suami yang disodorkan pihak RSK Budi Rahayu Kota Blitar.(nng/Haz)

Read more..

Blog Sahabat Saya

Recent Posts