Pemotongan Tumpeng oleh Bupati Trenggalek |
Prosesi hari Jadi ke 816 Trenggalek Selasa, 31 Agustus 2010 kemarin berlangsung khidmat. Tidak seramai biasanya, prosesi yang digelar kemarin terkesan lebih sederhana. Hal ini memang menyesuaikan situasi yang bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, sehingga prosesi dikemas lebih bernuansa Islami.
Dimulai pukul 15.00, prosesi diawali dengan penyerahan pusaka oleh Bupati Trenggalek, Kanjeng Raden Ario [KRA] Soeharto Hadiningrat kepada pasukan pembawa pusaka yang dipimpin Wakil Bupati, Mahsun Ismail, S.Ag, M.M. Ada delapan pusaka yang dikirab. Yaitu Duplikat Prasasti Kamulan, Tombak Korowelang, Lambang Daerah Kabupaten Trenggalek, Parasamya Purna Karya Nugraha, Piala Adipura, Songsong Agung Tunggul Naga, Songsong Agung Tunggul Praja dan Songsong Agung Tunggul Wibowo.
Delapan pusaka tersebut dikirab mengelilingi jalan lingkar alun-alun. Pasukan pembawa pasukan berjalan kaki diiringi cara balen/ monggang dan khosidah rebana. Ada juga pasukan pembawa tumpeng. Setelah pasukan pembawa pusaka meninggalkan Pendapa Kabupaten, para tamu undangan di Pendopo yang mayoritas berbusana adat Jawa dihibur tari Gambyong Minak Sopal. Para penari juga tampil tampil dengan nuansa Islami.
Di depan SMPN 3 Trenggalek, para pejabat eselon III beserta istri yang berbusana adat Jawa dan para dayang yang telah siap membawa foto-foto mantan Bupati Trenggalek selanjutnya bergabung dengan pasukan pembawa pusaka. Tak lama kemudian pasukan pembawa pusaka kembali menuju Pendapa Kabupaten. Pusaka yang telah dikirab tadi kemudian diserahkan kembali ke Bupati Trenggalek.
Prosesi resepsi pun dimulai. Diawali dengan pembacaan doa, pembacaan ayat suci Al Quran dan pembacaan Sejarah Kabupaten Trenggalek. Dalam sambutannya, Bupati Trenggalek, KRA Soehato Hadiningrat, menyampaikan keberhasilan pembangunan pada masa pemerintahannya bersama Mahsun Ismail.
“Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terus meningkat, dan pada tahun 2010 menduduki 5 besar di Jawa Timur. Kabupaten Trenggalek juga dua kali menerima piala Adipura, tahun 2008 dan 2010. Kabupaten Trenggalek juga sudah keluar dari predikat daerah tertinggal di Jawa Timur,” ucap Bupati Trenggalek dalam bahasa Jawa.
Pada kesempatan tersebut, Bupati menyampaikan permohonan maaf jika selama lima tahun mengendalikan pemerintahan di Kabupaten Trenggalek terdapat banyak kekurangan. Hal ini disampaikan KRA Soeharto Hadiningrat, karena 2 Oktober 2010 mendatang akan mengakhiri masa tugasnya
Pada kesempatan tersebut, Bupati menyampaikan permohonan maaf jika selama lima tahun mengendalikan pemerintahan di Kabupaten Trenggalek terdapat banyak kekurangan. Hal ini disampaikan KRA Soeharto Hadiningrat, karena 2 Oktober 2010 mendatang akan mengakhiri masa tugasnya
Usai menyampaikan sambutan, Bupati bersama Wabup Mahsun Ismail, S.Ag, MM dan Sekretaris Daerah, Ir. Cipto Wiyono, M.Si. menyebar udik-udik berupa uang receh Rp. 816 ribu. Begitu disebar, uang recehan tersebut langsung menjadi rebutan warga. Udik-udik menunjukkan rasa sayang pimpinan pada rakyatnya dan merupakan sedekah. Diharapkan dengan sedekah Kabupaten Trenggalek terhindar dari bencana dan rezeki terus bertebaran di tanah Trenggalek, selain itu juga tanda sebagai rasa bahagia atas ulang tahun ke 816 Trenggalek.
Usai sebar udik-udik, dilanjutkan lagi dengan selamatan atau tasykuran. Warga yang datang pun semakin banyak. Mereka menantikan pemotongan tumpeng oleh Bupati. Akhirnya prosesi hari jadi berakhir dengan berebut tumpeng dan pembagian nasi kotak bagi warga yang datang untuk berbuka bersama
2 Komentar:
nice post brow..
minal aidin walfaidin ya
@Moenas : Thanx, Guys... ini hanya sekelumit getar-getar cinta terhadap Trenggalek. Taqobalallahu minna waminkum taqobal ya Kariim
Posting Komentar
Bila Anda suka dengan entry blog ini, sudilah menuliskan komentar di sini.
Terimakasih.