Samuri mengambil batu sebanyak lima ton di lahannya sendiri selama 34 hari. Rencananya batu tersebut akan dijual kepada Imam sebesar Rp1.250.000. Akhirnya ia pun menyewa truk dengan biaya Rp200 ribu.
Samuri, Mencari Keadilan Ke Mahkamah Agung dan DPR-RI
Samuri mengambil batu sebanyak lima ton di lahannya sendiri selama 34 hari. Rencananya batu tersebut akan dijual kepada Imam sebesar Rp1.250.000. Akhirnya ia pun menyewa truk dengan biaya Rp200 ribu.
Gerak Jalan Putera 17 KM Diikuti 51 Peleton
Trenggalek (prigibeach.com) - Gerak Jalan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI ke-66 memasuki hari ketiga, Kamis (28/7) untuk kelompok putra. Gerak jalan ini terbagi menjadi 3 tingkat yaitu SMP/MTs 13 peleton, SMA /SMK/MA 20 peleton serta tingkat Umum yang berasal dari Dinas/Instansi lingkup Pemkab Trenggalek dan masyarakat sebanyak 51 peleton. Sehingga keseluruhan peserta gerak jalan kali ini berjumlah 84 peleton.
Jarak yang ditempuh sejauh 17 km dengan start/finish di Pendopo Agung Trenggalek, Jawa Timur. Sebelum memberangkatkan peserta gerak jalan, dalam sambutannya Bupati Trenggalek Mulyadi WR, mengucapkan terima kasih kepada semua peserta yang telah berpartisipasi dalam gerak jalan ini.
"Sehingga Merupakan kebanggaan bagi penyerlenggara karena saudara peduli terhadap kemerdekaan bangsa ini," demikian antara lain disampaikan oleh Bupati, sambil menambahkan pesan agar selama dalam perjalanan semua peserta tetap menjaga ketertiban lalu lintas.
Gerak jalan ini dimulai pada pukul 07.00 WIB dan 3 peleton awal yang nerupakan peserta kehormatan diberangkatkan oleh Bupati Trenggalek H. Mulyadi WR. Selanjutnya secara bergiliran Wakil Bupati Trenggalek, Komandan Kodim Trenggalek, Ketua Pengadilan Negeri Trenggalek, Kepala Kejaksaan Negeri Trenggalek dan Kapolres Trenggalek memberangkatkan peleton peserta. Tiga peleton peserta kehormatan adalah 2 peleton dari para Kepala SKPD maupun Kepala Bagian dengan Komandan Peleton I Sekretaris Daerah Ir. Cipto Wiyono, M.Si dan Komandan Peleton II Kabag Hukum, Bambang Setiaji, SH. Sedangkan peleton kehormatan ketiga dari Kodim 0806 Trenggalek.
Rute yang ditempuh mulai dari Depan Pendopo Agung Trenggalek - Jl. Hasyim Ashari - Jl. P. Sudirman - Jl. Yos Sudarso - Jl. Raya Trenggalek-Ponorogo - Pertigaan Desa Nglongsor Belok Kiri - Pertigaan Banger Belok Kiri - Jl. Raya Salamrejo - Kelutan - Perempatan Balai Desa Kelutan Belok Kiri - Jl. Soekarno Hatta - Jl. P. Sudirman - Jl. Hasyim Ashari dan finish di Depan Pendopo.(tg-ys/pbc/m-12)
Gerak Jalan 8 KM Puteri Diikuti 79 Peleton
Sebelum memberangkatkan peserta gerak jalan, Sekretaris Daerah Kabupaten Trenggalek, Ir. Cipto Wiyono, M.Si. menyampaikan terima kasih kepada seluruh peserta yang turut serta memeriahkan peringatan HUT RI ke-66 dan Hari Jadi Kab. Trenggalek ke-817 dengan mengikuti lomba gerak jalan. Selain itu, Cipto Wiyono berpesan kepada para peserta untuk tidak memaksakan diri jika memang merasa tidak kuat. "Terutama bagi ibu-ibu", candanya.
Diawali Sekretaris Daerah, Cipto Wiyono, kemudian disusul para Kepala SKPD yang hadir di panggung kehormatan, secara bergantian mengibarkan bendera start sebagi tanda pemberangkatan. Gerak jalan diawali oleh pasukan kehormatan yaitu peleton para istri Kepala SKPD atau anggota Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Trenggalek sebanyak 3 peleton, di dalamnya termasuk Ny. Hanik Kholiq, istri Wakil Bupati Trenggalek. Kemudian disusul dengan barisan dari SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan diakhiri dengan barisan dari umum. Untuk peserta dari kategori umum, selain dari peleton SKPD, peserta juga berasal dari Bhayangkari, Persatuan Istri Tentara (Persit), bahkan dari Lingkungan di desa-desa.
Gerak jalan berjalan lancar, walaupun ada beberapa peserta yang jatuh pingsan karena kelelahan dan langsung ditangani oleh petugas kesehatan yang telah disiagakan. Sesampai di finish, peserta disambut oleh Sekretaris Daerah, para Kepala SKPD dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Ny. Penny Mulyadi serta Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Trenggalek, Ny. Cipto Wiyono.(okt/ys/pbc/M-12)
Rakercab PDI-P Trenggalek: Maksimalkan Potensi Sejahterakan Rakyat dan Menangkan Pemilu 2014
Akbar Abas, Ketua DPC PDI-Perjuangan Trenggalek. |
Sebelum pelantikan, S. Akbar Abas Ketua DPC PDI-P Trenggalek menyampaikan berapa arahan menyangkut kinerja dan pokok-pokok program kegiatan partai dalam beberapa tahun ke depan. Abas menggarisbawahi arah rapat kerja untuk mewujudkan Lima Mantab, yakni mantap ideologi, mantab organisasi, mantab kaderisasi, mantab program dan SDM.
Kemudian Abas meminta agar setiap PAC yang baru saja selesai dilantik untuk mulai operasional memperkuat jalinan kerja sama dengan semua ranting di wilayah masing-masing demi konsolidasi dan menggalang kekuatan. Menjaring aspirasi rakyat di pedesaan dan perkotaan untuk dijadikan acuan pembuatan rancangan program pembangunan di daerah ini. "PDI-P sangat menghargai aspirasi masyarakat terbawah, dan akan menjadikan sebagai bahan acuan untuk membuat program-program pembangunan. Program itu akan kita ajukan ke Dewan dan Eksekutif, kemudian kita akan melakukan pengawalan sampai tuntas, sehingga aspirasi masyarakat tersebut sungguh-sungguh terwujud," tegasnya.
Abas juga berharap kepada anggota legeslatif dari Partai berlambang Banteng Moncong Putih, memanfaatkan masa reses untuk menjaring aspirasi konstituen di Dapil-nya masing-masing. "Dan kepada PAC maupun pengurus Ranting dan Anak Ranting, hendaknya menjadikan moment pertemuan dengan anggota Dewan tersebut secara maksimal. Sampaikan uneg-uneg dan keinginan Saudara secara terbuka," tambah Abas.
H. Mulyadi WR, selaku Bupati Trenggalek, ketika memberikan arahan lebih menekankan kepeduliannya kepada kader partai. H. Mulyadi WR sebagai tokoh partai PDI-P, menandaskan bahwa momentum demokrasi menjelang 2014 harus dipersiapkan sejak sekarang. "Partai lain banyak memiliki tokoh, tapi kurang kader. Sebaliknya partai kita -PDI Perjuangan- banyak kader tapi kekurangan tokoh. Nah, ini adalah kesempatan terbuka bagi Saudara-saudara kader di PAC atau Ranting untuk berupaya dan menempa diri menjadi tokoh partai agar setiap saat siap menjadi pemimpin di daerah ini," kata Mulyadi.
H. MUlyadi WR menambahkan, agar setiap kader PDI-Perjuangan senantiasa aktif mengikuti dinamika sosial dan perkembangan yang terjadi di sekitarnya. Dia meminta bila ada hal-hal yang menyangkut kepentingan publik baik berupa sarana prasarana infrastruktur maupun sosial dan agama, agar disampaikan melalui musrenbangdes (musyawarah rencana pembangunan desa) untuk dilanjutkan ke musrenbang di kecamatan dan kabupaten. Sebagai Bupati yang diberangkatkan oleh PDI-P dalam Pilkada Juni 2010 lalu, dia siap berupaya menggoalkan setiap aspirasi yang diajukan oleh kader PDI-Perjuangan. Sambil menambahkan bahwa saat ini setiap desa sudah digelontori dana senilai Rp. 60 juta untuk membiayai proyek pembangunan infrastruktur desa dengan pola swakarya.
Masalah Jalur Lintas Selatan (JLS) dan Bendungan di Kecamatan Tugu, menurut Mulyadi penting harus diwujudkan. Bila saat ini masih ada beberapa hambatan, bukan berarti kegiatan tersebut mandeg. "Kendala yang terasa sekali, adalah anggaran untuk ganti rugi lahan yang mencapai puluhan milliar rupiah. Hal ini bagi kita merupakan buah si-malakama, dimakan ibu mati, tidak dimakan bapak yang mati. Namun kita tetap lebih baik makan, artinya melanjutkan pembangunan JLS dan Bendungan Tugu, demi percepatan usaha mensejahterakan masyarakat. JLS sangat menunjang perekonomian sepanjang pantai Panggul, Munjungan dan Watulimo yang kaya dengan hasil laut dan Bendungan Tugu sangat bermanfaat bagi kelangsungan pertanian di kawasan Kecamatan Tugu, Karangan dan Suruh,"
Usai pelantikan Alat Kelengkapan Organisasi, raker memasuki acara inti, dengan rapat-rapat komisi yang diikuti oleh semua pengurus PAC dan Badan-badan Partai. Dalam rapat berhasil disimpulkan usulan dari bawah (bottom-up) yang akan diusung ke tingkat Kabupaten, yang dibacakan oleh Guswanto saat menjelang penutupan. Seluruh PAC kompak menghendaki adanya mekanisme kaderisasi dengan pembobotan yang sesuai dengan AD/ART. Meningkatkan kesejahteraan pengurus PAC dan Ranting, serta mengharapkan gelontoran berbagai bentuk subsidi dari partai guna meningkatkan taraf hidup "wong cilik" di pedesaan.
"DPC Partai, berharap, semua PAC agar menyiapkan kadernya di Ranting-ranting untuk menjadi Kepala Desa dalam Pilakdes di desanya. Kader kita harus memenangkan Pilkades maupun pemilihan kepala Dusun, agar 2014 nanti PDI-Perjuangan di daerah ini mampu meraih mayoritas kembali," ujar Guswanto.
Hamzah Abdillah, ST.SH.MH., Wakil Ketua Bidang Infokom dalam rapat kerja Komisi I tersebut menyampaikan program menarik yang kemudian disetujui secara aklamasi oleh seluruh PAC. Antara lain, setiap PAC harus memiliki Blog sebagai media informasi yang di-sharing hostingnya dengan situs DPC PDI-Perjuangan Kabupaten Trenggalek. Mengingat website DPC akan dilengkapi dengan SMS Centre, maka semua PAC akan diberi satu buah handphone untuk menunjang kelancaran arus informasi dari ranting-PAC-DPC.(Haz).
HUT RI dan Hari Jadi Trenggalek : TP PKK Trenggalek Gelar Lomba Masak Ikan
Trenggalek (prigibeach.com) - Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-66 Tahun 2011 di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, PPHBN RI Tahun 2011 melalui Seksi Kewanitaan bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Trenggalek, Forum Peningkatan Konsumsi Ikan Nasional (Forikan) Kabupaten Trenggalek dan Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Trenggalek akan menyelenggarakan "Lomba Memasak Dengan Bahan Dasar Ikan" yang akan dilaksanakan pada Selasa, 26 Juli 2011 mulai pukul 08.00 WIB bertempat di Pendopo Kabupaten Trenggalek.
Menurut Ny. Penny Mulyadi, selaku Ketua Seksi Kewanitaan, lomba ini dibagi 3 (tiga) kategori, yakni Kategori I dengan peserta dari Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, Forum Pimpinan Daerah (Forpimda), Pimpinan DPRD, Kepala SKPD lingkup Pemkab Trenggalek, Staf Ahli Bupati, Asisten dan Kepala Bagian Lingkup Setda, Dinas Instansi Vertikal, Perbankan, Ketua Asosiasi dan Camat se-Kabupaten Trenggalek, masing-masing peserta sarimbit (isteri dan suami). Untuk Kategori II pesertanya adalah perwakilan dari Tim Penggerak PKK Kecamatan se-Kabupaten Trenggalek, sedangkan Kategori III pesertanya adalah perwakilan dari Rumah Makan, Warung, Restaurant dan Pengusaha Katering/Jasa Boga yang ada di Kabupaten Trenggalek.
Khusus untuk Kategori I, peserta tidak dipungut biaya pendaftaran, demikian lanjut Ny. Penny Mulyadi. Sedangkan untuk pelaksanaan technical meeting dan pengambilan nomor peserta bagi peserta Kategori I akan diselenggarakan pada Selasa, 19 Juli 2011 pukul 09.00 WIB bertempat di Pendopo Kabupaten Trenggalek. Tiap peserta dari Kategori I wajib mengikuti technical meeting ini atau bisa juga diwakili oleh istri masing - masing peserta.
Selain itu, masih disampaikan oleh Ny. Penny Mulyadi, demi kelancaran dan kesuksesan lomba tersebut ada beberapa ketentuan yang wajib dipatuhi oleh peserta, antara lain : proses memasak dilaksanakan di tempat lomba, peralatan masak dan kelengkapannya dibawa sendiri oleh peserta, meja masak dan tempat penyajiannya disiapkan oleh panitia, bahan dasar masakan ikan yang sudah dibersihkan serta kelengkapannya dibawa sendiri oleh peserta, masakan disajikan dengan peralatan sendiri sesuai selera, taplak dan perlengkapan lomba disiapkan oleh masing-masing peserta, wajib menyediakan masakan untuk keperluan penilaian, peserta diperbolehkan memberi atau menambahkan hiasan sesuai selera, boleh membawa 1 (satu) orang tenaga pembantu, peserta diwajibkan memakai clemek dari bahan daur ulang/bahan bekas, pakaian peserta bebas rapi, boleh membawa anggota untuk yel-yel/penggembira dan masakan yang disajikan harus dilengkapi dengan nasi.
Lebih lanjut Ny. Penny Mulyadi menjelaskan bahwa dengan lomba ini diharapkan muncul resep-resep baru dalam mengolah ikan, baik ikan laut maupun ikan air tawar. Selain itu, dengan lomba ini dapat masyarakat dapat meningkatkan konsusim makan ikan, terutama bagi para balita, karena makanan dari bahan dasar ikan sangat baik bagi pertumbuhan anak.
"Kita memiliki wilayah laut dan penghasil ikan cukup besar, namun belum semua masyarakat Trenggalek gemar makan ikan. Oleh karena itu melalui acara ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk gemar makan ikan" demikian Hj. Penny Mulyadi.
Untuk informasi lebih lanjut akan disampaikan saat technical meeting atau peserta bisa juga menghubungi Sekretariat PKK di nomor 0355 - 791265, demikian pungkas Ny. Penny Mulyadi.(Haz).
POR Prov III, Cabor Senam, Trenggalek Gagal Raih Medali
Pada hari pertama, Minggu,(17/7) dipertandingkan kategori senam artistik beregu dan artistik all around. Hari Senin (81/7) para peserta berkompetisi dalam kategori senam artistik nomor perorangan.
Untuk memperebutkan gelar juara, peserta diharapkan mampu menunjukkan kombinasi kemampuan yang terdiri dari kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelenturan dan ketepatan sehingga tercipta gerakan yang dinamis. Seperti yang ditegaskan oleh Drs. Indra Sibarani,MM selaku Technical Delegate bahwa penilaian akan mencakup beberapa hal diantaranya gerakan yang rapi, artistik dan proporsi yang tepat. Selain itu, faktor kesulitan gerakan juga menjadi point tersendiri yang akan mempengaruhi penilaian para juri. “Jika para peserta mampu menunjukkan gerakan dengan tingkat kesulitan tinggi akan menjadi nilai bonus bagi si atlet” ujarnya.
Pemenang masing-masing kategori dalam cabang olahraga Senam dalam Porprov III Jawa Timur 2011 yang diumumkan pada Senin, 18 Juli 2011 adalah sebagai berikut :
Kategori Senam Artistik Beregu Putra :
1. Juara I Kota Surabaya;
2. Juara II Kabupaten Gresik;
3. Juara III Kota Probolinggo;
Kategori Senam Artistik Beregu Putri :
1. Juara I Kabupaten Gresik;
2. Juara II Kabupaten Banyuwangi;
3. Juara III Kota Surabaya:
Kategori Senam Artistik Putri All Around :
1. Richard Budi D. Kota Surabaya
2. Timotius Avent Jordan Kota Surabaya
3. Novelyno Wige A. Kota Probolinggo
Kategori Senam Artistik Putra All Around :
1. Juara I atas nama Hidayatur Rohma, Kabupaten Gresik;
2. Juara II atas nama Bella Sindi A., Kabupaten Gresik;
3. Juara III atas nama Irfine Rafsanjani, Kota Malang.
Kategori Senam Artistik Perorangan Putra :
Artistik Putra Lantai:
1. Juara I atas nama Richard Budi D, Kota Surabaya;
2. Juara II atas nama Izzah Syahrur Rouf, Kabupaten Probolinggo;
3. Juara III atas nama Ronaldo Ferda Garda P.P, Kota Kediri;
Artistik Putra Meja Lompat:
1. Juara I atas nama Novelyno Wige A., Kota Probolinggo;
2. Juara II atas nama Eva Wulan Cahyo, Kota Malang;
3. Juara III Nur Cholis, Kabupaten Malang;
Artistik Putra Alat Jamur :
1. Juara I atas nama M.Rizky Gunarso, Gresik;
2. Juara II atas nama Evan Ricky Johannes, Blitar;
3. Juara III atas nama Achmad Hari F., Sidoarjo;
Kategori Senam Artistik Perorangan Putri :
Artistik Putri Lantai:
1. Juara I atas nama Frizzkila Dita Yolanda, Kota Surabaya;
2. Juara II atas nama Adellya Putri K, Kota Kediri;
3. Juara III atas nama Anisa Fitri Nurimani, Kabupaten Malang;
Artistik Putri Meja Lompat :
1. Juara I atas nama Bella Sindi A., Kabupaten Gresik;
2. Juara II atas nama Gabriela Anggeenis Tiuz, Kota Probolinggo;
3. Juara III atas nama Santi Fika Widyanti, Kabupaten Probolinggo;
Artistik Putri Alat Balok Keseimbangan :
1. Juara I atas nama Melyanan Pancarini, Kabupaten Banyuwangi;
2.Juara II atas nama Irfine Rafsanjani, Kota Malang;
3. Juara III atas nama Retno Nur Widiyani, Kabupaten Sidoarjo;
(Haz).
Gebyar Budaya Bumi Sopal di Taman Budaya Jawa Timur
Berbagai tarian daerah asli Kabupaten Trenggalek seperti Tari Beksan Asri, Teleng Kencono, Rampak Kucing dan Turonggo Yakso ditampilkan dalam Upacara Pembukaan. Selain itu juga terdapat stand pameran yang diisi berbagai macam potensi asli Trenggalek, ada kerajinan marmer, konveksi, kuliner serta berbagai macam hasil kerajinan tangan. Bupati, H. Mulyadi WR, beserta Ny. Penny Mulyadi, Wabup Kholiq, beserta Ny. Hanik Kholiq , Ketua DPRD S. Akbar Abas, beserta Ibu serta beberapa Kepala SKPD menyempatkan diri hadir dalam acara ini. Tampak hadir pula beberapa mantan Bupati Trenggalek yaitu Bapak Soedarso, Drs. Slamet dan Drs. Ernomo.
Bupati Trenggalek, H. Mulyadi WR. tidak menyia-nyiakan event ini untuk mempromosikan segenap potensi yang dimiliki Kabupaten Trenggalek khususnya di bidang pariwisata. “Kabupaten Trenggalek mempunyai sejumlah pantai yang tidak kalah indahnya dengan daerah lain, ada Pantai Pelang di Kecamatan Panggul, Pantai Blado di Kecamatan Munjugan dan Pantai Karanggongso di Kecamatan Watulimo. Namun sayangnya potensi wisata itu saat ini belum bisa dikemas menjadi satu paket wisata, dikarenakan akses transportasi yang masih sulit”, ucap Bupati. “Semoga dengan dibangunnya Jalur Lintas Selatan (JLS) yang rencananya akan selesai pada tahun 2013, permasalahan itu bisa diatasi”, harap Bupati.
Selain itu, di Kabupaten Trenggalek juga ada goa terpanjang se Asia Tenggara, yaitu Goa Lowo. “Goa ini mempunyai stalaktit, stalagmit dan relief yang sangat menawan, namun masih terdapat kekurangan yaitu terkait masalah pencahayaan (lighting)”,tutur Bupati. Oleh karena itu, Bupati Trenggalek mengharapkan bantuan dari Pemerintah Provinsi melalui Dinas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk dapatnya membantu Pemkab Trenggalek guna melengkapi fasilitas pencahayaan di Goa Lowo.
Drs. Jarianto, M.Si, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim dalam sambutannya mengajak seluruh hadirin untuk meningkatkan kepedulian terhadap seni budaya khususnya yang berada di Jawa Timur. “Dulu Jawa Timur memiki Kerajaan Majapahit yang berjaya, namun saat ini budaya-budaya itu seakan luntur tidak berbekas. “Oleh karena itu menjadi pekerjaan rumah kita bersama, khususnya para seniman-seniman yang untuk turut memajukan kesenian yang ada di Provinsi Jawa Timur”, ungkap Jarianto.
Pembukaan Gelar Budaya Bumi Sopla secara resmi dilakukan Sabtu siang, (16/7) yang ditandai dengan pemukulan terbang oleh Bupati Trenggalek bersama Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim. Acara dilanjutkan dengan meninjau stan pameran yang dilakukan oleh Bupati dan seluruh rombongan dari Pemkab Trenggalek.
Gelar Seni Budaya Daerah ini merupakan agenda rutin tahunan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim yang diikuti bergilir oleh seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Pada tahun 2011 ini ada 6 Kabupaten/Kota yang menampilkan seni budaya daerahnya masing-masing. Sebelum Kabupaten Trenggalek, juga tampil Kesenian dari Kabupaten Pacitan, Sumenep dan Banyuwangi. Disusul pada Bulan Oktober 2011 nanti dengan pergelaran seni dari Kabupaten Ponorogo dan ditutup pada Bulan Nopember 2011 dengan penampilan dari Kabupaten Tuban. (Haz).
Brutal! Siswi SMPN 3 Trenggalek Dibakar Hidup-hidup!
Gadis berwajah manis yang berusaha menyelamatkan diri dari kebakaran itu adalah puteri dari suami isteri Suprapto dan Harniyati, bernama Ajeng (14) yang masih duduk di bangku sekolah kelas II SMPN 3 Trenggalek. Menurut penuturan Purwanto (33) yang masih kerabat dekat dari Suprapto, dia tidak tahu persis awal kejadian. Ketika mendengar teriakan dari Teguh yang juga masih keluarganya, Purwanto langsung ke TKP.
“Saya sempat melihat Ajeng (korban) tertatih-tatih berusaha lari ke rumah tetangga. Kemudian kami bersama warga memberikan pertolongan.,” ujar Purwanto.
Selanjutnya, Purwanto memperkirakan Ajeng telah dijotosi oleh pelaku yang saat itu belum diketahui identitasnya. “Saat Ajeng ditanya, dia sempat mengatakan bila telah dijotosi mukanya dan dicekik oleh seorang pemuda. Saya kira, kemudian dia pingsan. Mungkin saja ketika itu si pelaku menduga Ajeng sudah mati, maka kemudian dibungkus dan digulung dengan kasur lalu dibakar oleh pelaku tersebut,” tambah Purwanto.
Dalam keadaan pingsan Ajeng tidak mengetahui apa yang terjadi, barangkali karena panasnya kasur yang terbakar telah membuat Ajeng tersadar dari pingsannya, kemudian berusaha bangun dengan sempoyongan dan tertatih-tatih menyelamatkan diri sambil berteriak meminta pertolongan. Jeritan Ajeng ini didengar oleh Teguh, yang juga ikut berteriak mencari pertolongan sehingga warga RT 8 berdatangan. Selanjutnya ada warga yang menghubungi pihak yang berwajib, sedang sebagian lain langsung mengevakuasi Ajeng ke RSUD dr. Soedomo Trenggalek untuk mendapatkan pertolongan dengan kendaraan Basarnas Trenggalek yang lokasi kantornya berseberangan dengan TKP.
Pada saat kejadian orang tua Ajeng sedang bersilaturrakhmi ke rumah salah satu keluarga di Kecamatahn Tugu, Ajeng ditinggal sendirian di rumah. Begitu terjadi peristiwa nahas, Purwanto menghubungi Suprapto melalu selularnya. “Saya dan bapaknya sedang di Tugu, kami tidak tahu kejadiannya. Tanya saja nanti pada bapaknya yang sekarang masih di rumah (TKP),” ujar Harniyati ibu kandung Ajeng saat menunggui Ajeng di UGD RSUD dr. Soedomo Trenggalek.
Tidak lama berselang, pukul 21.27 (WIB) Harniyati menerima telepon dari suaminya Suprapto, yang mengatakan bahwa pelaku penganiayaan terhadap Ajeng sudah berhasil ditangkap oleh Tim Buser Polres Trenggalek. “Pelakunya sudah tertangkap, namanya David warga Bendo,” ujar Harniyati, sembari menambahkan bila dia tidak terima atas pelakuan yang dialami anaknya. “Kami akan menuntut agar pelaku dihukum setimpal dengan perbuatannya”.
Ketika ditanya, apakah puterinya itu memiliki pacar. Harniyati menyangkal dan menegaskan bahwa setahunya Ajeng belum memiliki pacar, usianya baru 14 tahun, jadi belum berpacaran.
Kondisi Ajeng nampak lemas lunglai tak berdaya. Di wajahnya terlihat lebam-lebam pada bagian mata kanannya, sedangkan lengan kanan ada luka bakar akibat perlakuan brutal pemuda yang diduga bernama David asal Bendo, Kecamatan Pogalan, Trenggalek.
Foto: Kapolres Trenggalek (berbaju putih di tengah) saat menjenguk Ajeng di UGD RSUD Trenggalek (15/7)
Kasus ini cepat direspon oleh Polres Trenggalek, sehingga pelaku dalam waktu singkat bisa disergap. Bahkan Kapolres Trenggalek AKBP Totok Suharyanto, S.Ik.M.Hum, malam itu langsung datang menjenguk Ajeng di RSUD dr. Soedomo. Kapolres yang gentle dan ramah itu, memberikan instruksi kepada anggotanya agar tidak buru-buru mewawancarai Ajeng. “Korban sempat mengirim sms pada pacarnya, nah, sebaiknya segera dilacak melalui SIM Card-nya, untuk identifikasi,” demikian antara lain Kapolres mengatakan kepada salah seorang petugas intel dari Polres Trenggalek.
Sampai berita ini diturunkan masih belum diketahui motif tindakan brutal yang dilakukan oleh David asal Bendo. Pelaku kini sudah ditahan di Mapolres Trenggalek untuk dimintai keterangan.(Haz).
Perkosa Anak Tiri Hingga Hamil, Suratno Dikecrek Polisi
AKP Saiful Rohman, Kasat Reskrim Polres Trenggalek Trenggalek (prigibeach.com) - Suratno (42), warga Dusun Pelem, Desa Sumberbening, Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek Jawa Timur, terpaksa harus mendekam di tahanan Mapolres Trenggalek. Lelaki itu dilaporkan oleh ibu yang mendampingi anak gadisnya bernama NU karena telah memperkosa dan menghamili NU. Korban NU yang masih duduk di bangku kelas VII sekolah menengah pertama adalah anak tiri pelaku. Menurut laporan NU yang didampingi ibunya, Suratno telah memperkosa dirinya berkali-kali hingga hamil 5 bulan. Unit Pengaduan dan Perlindungan Anak (UPPA), Polres Trenggalek, Kamis (14/7) sore, telah memeriksa Suratno secara intensif terkait dugaan telah memerkosa anak tirinya hingga hamil lima bulan. Kasat Reskrim Polres Trenggalek AKP Saiful Rohman mengatakan, sesudah pihaknya menerima laporan dari pihak keluarga, langsung melakukan visum terhadap korban di RSUD dr. Soedomo, Trenggalek. "Kalau melihat hasil visumnya, korbannya memang positif sudah hamil sekitar 5,5 bulan. Tapi apakah itu sebagai akibat perbuatan pelaku, kami masih akan lakukan penyelidikan," ujarnya. Saiful tak menjelaskan secara rinci hasil pemeriksaan polisi mengenai dugaan perkosaan seperti laporan yang dibuat korban Nu bersama ibunya. Namun, Saiful memberi isyarat bahwa ada dugaan persetubuhan antara bapak tiri dan anak tiri itu telah dilakukan berkali-kali. "Apa pun latar belakangnya (diperkosa atau tidak), persetubuhan itu sudah melanggar pidana karena korban masih anak-anak. Pelaku akan kami jerat dengan pasal berlapis, terutama menggunakan Undang-Undang Perlindungan Anak," jelasnya. Saiful menambahkan, ibu kandung korban baru sadar bahwa anaknya hamil ketika mengetahui ada perubahan fisik pada diri Nu, apalagi ketika tahu perut anaknya mulai membesar. Kabar kehamilan Nu yang diduga dilakukan oleh ayah tirinya itu kemudian tersebar ke lingkungan sekitar rumah mereka. Aib itu pun berubah menjadi bahan pergunjingan warga sehingga membuat keluarga Nu gerah dan kemudian melaporkan Suratno ke Polsek Dongko. Saat dikonfirmasi mengenai tindakan tercela yang dilakukannya terhadap anak tiri, Suratno berdalih aksi bejatnya itu dilakukan lantaran ingin punya keturunan. Apalagi, istri sahnya sampai sekarang belum bisa memberikan keturunan seperti yang dia harapkan, padahal mereka sudah menikah bertahun-tahun. "Saya tahu semuanya memang salah. Tapi bagaimana lagi, semuanya sudah telanjur terjadi," ujar Suratno pasrah. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, tersangka harus mendekam di sel tahanan Mapolres Trenggalek, dan akan dijerat Pasal 81 ayat 2 Sub-Pasal 81 Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan pidana penjara maksimal 10 tahun.(Haz). |
Trenggalek Canangkan Bulan Bhakti Gotong Royong dan Hari Kesatuan Gerak PKK
Kusprigianto: Tidak Ada Titipan Untuk PSB di Sekolah Favorit
Selanjutnya, dia menegaskan bahwa sistem penerimaan siswa baru di sekolah-sekolah di seluruh Kabupaten Trenggalek, mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga SMU dan SMK sudah diatur dalam petunjuk pelaksanaan yang berpedoman pada peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama, yang selanjutnya dituangkan dalam peraturan sesuai hasil musyawarah jajaran pendidikan di daerah ini.
“Dan untuk menjamin pelaksanaan penerimaan siswa baru tahun pelajaran 2011/2012 berasas objektif, transparan, akuntabel dan tidak diskriminatif, telah kami susun pedoman pelaksanaan penerimaan siswa baru (PSB) di Kabupaten Trenggalek, mulai dari jenjang TK/RA, SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA dan SMK tahun pelajaran 2011/2012”, katanya.
Kusprigianto menambahkan, bahwa model PSB mengakomodir minat dan kompetensi calon peserta didik pada jenjang tertentu sesuai kemampuannya serta daya tampung yang dimiliki sekolah. Model PSB yang digunakan yaitu : PSB Jalur Khusus, Tes Pengendali Mutu (TPM), Tes Kemampuan Akademik (TKA)/ Reguler dan Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK). Untuk meminimalisir kerawanan dan unsur subyektivitas sekolah pada pelaksanaan PSB maka pelaksanaannya dilakukan oleh Tim yang terdiri atas unsur Dinas Pendidikan Trenggalek, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK, serta pemandu bakat.
Di beberapa sekolah, selain mempergunakan nilai hasil ujian nasional, juga ada yang dipadukan dengan nilai rata-rata raport kelas terakhir. “Yang jelas, sistem tersebut sudah kami terapkan di semua sekolah. Jadi, issu adanya titipan siswa baru di sekolah tertentu, adalah tidak benar. Bila ada masyarakat yang mengetahui, silakan lapor, kami akan menindak lanjuti kecurangan tersebut dengan membatalkan murid yang sudah diterima melalui cara itu”, tegas Kusprigianto di ruang kerjanya, Rabu (6/7).
Terkait adanya pungutan biaya pendaftaran yang memberatkan wali murid, Kusprigianto mengakui memang ada sekolah yang melakukan hal itu. Namun semuanya sudah melalui persetujuan dari Komite Sekolah. “Khusus untuk sekolah menengah atas dan kejuruan, itu bisa dilakukan karena mereka tidak disubsidi dana BOS (Biaya Operasional Sekolah). Sementara untuk jenjang SMP bisa saja mereka memungut biaya untuk –misalnya- pakaian seragam, mamun harus melalui persetujuan Komite Sekolah dan walimurid yang baru,” katanya.
Kendati demikian, Kusprigianto mengaku telah menginstruksikan semua Sekolah agar menekan seminim mungkin cost pendidikan. “Bila ada iuran untuk seragam dan lain sebagainya hendaknya tidak bersamaan dan seyogyanya bisa dicicil oleh wali murid,” katanya. Menurut Kusprigianto, cost pendidikan di daerah ini terhitung paling rendah dibandingkan dengan daerah kabupaten lain. Oleh sebab itu, dia menghimbau kepada masyarakat dan wali murid menyadari nya dan memberikan toleransi.
Untuk pendidikan dasar sudah ada dana BOS, namun itu tidak berarti bahwa biaya sekolah jenjang ini 100% gratis. Sebab, penggunaan dana BOS sudah ada aturannya dan hanya cukup untuk menutupi biaya operasional sekolah.
“Walaupun demikian untuk siswa yatim dan siswa yang memang sungguh-sungguh tidak mampu, diberikan fasilitas khusus dengan gratis 100%. Sehingga dengan demikian yang bersangkutan dapat menyelesaikan pendidikan dasar tanpa biaya sepeser pun, bahkan bila perlu diberikan biaya transportasi pulang pergi dari rumah ke sekolah,” kata Kusprigianto. (haz).