Trenggalek (prigibeach.com) - Tepat pada tanggal 1 Juli 2011, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) Memperingati HUT Bhayangkara ke-65. Dengan momentum ini, diharapkan dapat menjadi pelecut semangat bagi anggota kepolisian di seluruh wilayah tanah air untuk dapat lebih memberikan pelayanan, perlindungan dan pengayoman kepada masyarakat serta dapat menjalankan tugas dengan penuh kesungguhan, keteguhan, keikhlasan dan pengabdian terbaik kepada rakyat, bangsa dan negara yang kita cintai.
Petikan sambutan Presiden Republik Indonesia di atas dibacakan oleh Kapolres Trenggalek, AKBP. Totok Suharyanto, SIK, M.Hum. dalam Upacara Peringatan HUT Bhayangkara ke-65 di Halaman Mapolres Trenggalek, Jawa Timur, Jumat pagi (1/7). Upacara ini dihadiri oleh Bupati Trenggalek H. Mulyadi WR, Kketua DPRD S. Akbar Abbas, jajaran Forpimda Kabupaten Trenggalek serta segenap anggota kepolisian yang ada di Resort Trenggalek.
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa Hari Bhayangkara tahun ini yang mengambil tema "Dengan Semangat Kemitraan Kita Mantapkan Revitalisasi Polri Guna Mewujudkan Pelayanan Prima" . Tema besar ini terdiri dari tiga kunci utama, yakni melaksanakan kemitraan, memantapkan Revitalisasi Polri dan mewujudkan Pelayanan Prima. dan hal ini sangat tepat dan relevan dengan tugas utama Polri di era reformasi saat ini.
Kemitraan utamanya dengan masyarakat merupakan faktor yang sangat mendukung terhadap kinerja Polri. Tanpa kemitraan yang erat dengan masyarakat, mustahil Polri dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik dan berhasil. Revitalisasi Polri juga sangat strategis, mengingat dalam beberapa tahun terakhir ini, Polri terus menjalankan reformasi internal untuk mewujudkan postur Polri yang semakin taktis, reformis dan humanis. Semuanya itu, bertujuan untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
SBY juga menggarisbawahi terkait meningkatnya gejala-gejala radikalisme, terorisme dan kekerasan horizontal di kalangan masyarakat. Bahkan sebagian telah berani melakukan aksi penyerangan terhadap anggota Polri yang sedang mengemban tugas negara. Kenyataan ini merupakan peringatan agar jajaran kepolisian negara tetap siap-siaga terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Jika tidak ditangani secara sungguh-sungguh, maka keamanan dalam negeri mendapat ancaman yang serius. "Kita tidak boleh lengah, kita harus tetap waspada!",lanjut Presiden.
Kepada Polri dan jajarannya, Presiden meminta untuk lebih mengutamakan pendekatan dengan menggunakan cara-cara yang lebih persuasif, bukan tindakan represif. "Kedepankan upaya pre-emptif dan preventif",tuturnya. Namun jika telah terjadi pelanggaran hukum maka pendekatan upaya paksa atau tindakan represif tidaklah salah. Pendekatan soft power menjadi cermin dari proses Reformasi Birokrasi serta Revitalisasi Polri yang terus berjalan. Kita ingin menampilkan wajah Polri yang kian humanis. Kita juga ingin meningkatkan sinergitas kemitraan yang positif dengan masyarakat luas. "Karena itulah, mengedepankan pendekatan soft power lebih memberi peluang yang lebih luas bagi Polri untuk membangun kemitraan sebagai bagian dari Grand Strategy Polri", kata Presiden.
Dalam upacara kali ini, AKBP. Totok Suharyanto, SIK, M.Hum. memberikan penghargaan kepada 23 anggotanya yang berprestasi dan disiplin dalam menjalankan tugas kedinasan. (haz).
0 Komentar:
Posting Komentar
Bila Anda suka dengan entry blog ini, sudilah menuliskan komentar di sini.
Terimakasih.