Kartini yang menderita lumpuh |
Trenggalek (prigibeach.com) - Keceriahan terpancar dari raut wajah Kartini (40), warga Dusun Krajan Desa Gondang Kecamatan Tugu, Trenggalek Jawa Timur, ketika mendapatkan ''hadiah'' dari KORPRI Trenggalek. "Bantuan ini, kami berikan demi meringankan beban yang diderita oleh Kartini sekeluarga, dari Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten Trenggalek", ujar Ir. Cipto Wiyono, M.Si. Ketua Umum Dewan Pengurus Korpri Kabupaten Trenggalek. Selain itu, Cipto Wiyono yang juga menjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Trenggalek ini memberikan bantuan kursi roda untuk Kartini.
Serombongan Pengurus KORPRI itu telah mengunjungi kediaman Kartini guna menyerahkan bantuan paket sembako dan uang senilai Rp 5 juta, Selasa (28/6). Rombongan tersebut antara lain adalah Staf Ahli Bupati Bidang Hukum dan Politik Ir. Ekanto Malipurbowo, MM., Kepala Dinas Pendidikan, Drs. Kusprigianto, MM., Kepala Dinas Nakertransos Ir. Surya Admadja Wisnubrata, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, Machfud Effendi, SH. MM., serta Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah, Agus Yahya SE. M.Si.
Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial di masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian. Banyaknya anak yang putus sekolah, maraknya prostitusi, perampokan dan pencurian yang merajalela, hingga sakit menahun karena tidak mampu berobat merupakan dampak turunan dari masalah sosial ini.
Kartini yang tinggal di Dusun Krajan Desa Gondang Kecamatan Tugu, wanita yang saat ini berusia 40-an tahun namun kelihatan lebih tua tersebut sudah lama tidak bisa berjalan akibat kelumpuhan yang dialami oleh kedua kakinya. Menurut penuturan keponakannya, Sunarsih, kelumpuhan yang dialami oleh Kartini ini bukanlah bawaan dari lahir.
Diceritakan oleh Sunarsih bahwa kelumpuhan diawali ketika saat remaja Kartini diajak pergi ke Desa Duren Kecamatan Tugu dengan mengendarai bus. Ketika pulang, Kartini merasa payah dan dipangku oleh seorang lelaki tua. “Sejak saat itulah, Kartini merasakan demam yang sangat panas dan lama kelamaan kedua kakinya menjadi lumpuh”, cerita Sunarsih. Sayangnya, pihak keluarga pada saat itu tidak segera memeriksakan Kartini ke dokter ataupun rumah sakit karena takut akan tingginya biaya berobat. “Dulu waktu awal menderita sakit, pernah diobati dengan jampi-jampi”, lanjut Sunarsih.
Foto : Cipto Wiyono memberikan bantuan kepada Sunarsih
Tidak hanya Kartini, ibu dan juga kakak perempuannya saat ini juga sedang menderita sakit. Ibunya menderita katarak, sedangkan kakak perempuannya menderita sakit akibat buruknya cuaca akhir-akhir ini. Sehingga hanya Sunarsih beserta suaminya, Ginanto, yang menjadi tulang punggung keluarga. Sunarsih sendiri saat ini memiliki 4 orang anak.
Kepada putra pasangan Ginanto - Sunarsih nomor dua yang saat ini akan memasuki jenjang SMA/SMK, Cipto Wiyono mengharapkan untuk dimasukkan ke SMK saja. Mengingat usai SMK para siswa telah dibekali keterampilan untuk bekerja. Bahkan Cipto Wiyono berjanji membelikan sepeda dengan syarat mau menggunakan sepeda ke SMK yang ada di Kota Trenggalek. “Saya juga bisa menjadi Sekda seperti ini juga karena dulu menggunakan sepeda”,ujar pria yang juga tinggal di Desa Gondang ini.(haz).
Serombongan Pengurus KORPRI itu telah mengunjungi kediaman Kartini guna menyerahkan bantuan paket sembako dan uang senilai Rp 5 juta, Selasa (28/6). Rombongan tersebut antara lain adalah Staf Ahli Bupati Bidang Hukum dan Politik Ir. Ekanto Malipurbowo, MM., Kepala Dinas Pendidikan, Drs. Kusprigianto, MM., Kepala Dinas Nakertransos Ir. Surya Admadja Wisnubrata, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, Machfud Effendi, SH. MM., serta Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah, Agus Yahya SE. M.Si.
Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial di masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian. Banyaknya anak yang putus sekolah, maraknya prostitusi, perampokan dan pencurian yang merajalela, hingga sakit menahun karena tidak mampu berobat merupakan dampak turunan dari masalah sosial ini.
Kartini yang tinggal di Dusun Krajan Desa Gondang Kecamatan Tugu, wanita yang saat ini berusia 40-an tahun namun kelihatan lebih tua tersebut sudah lama tidak bisa berjalan akibat kelumpuhan yang dialami oleh kedua kakinya. Menurut penuturan keponakannya, Sunarsih, kelumpuhan yang dialami oleh Kartini ini bukanlah bawaan dari lahir.
Diceritakan oleh Sunarsih bahwa kelumpuhan diawali ketika saat remaja Kartini diajak pergi ke Desa Duren Kecamatan Tugu dengan mengendarai bus. Ketika pulang, Kartini merasa payah dan dipangku oleh seorang lelaki tua. “Sejak saat itulah, Kartini merasakan demam yang sangat panas dan lama kelamaan kedua kakinya menjadi lumpuh”, cerita Sunarsih. Sayangnya, pihak keluarga pada saat itu tidak segera memeriksakan Kartini ke dokter ataupun rumah sakit karena takut akan tingginya biaya berobat. “Dulu waktu awal menderita sakit, pernah diobati dengan jampi-jampi”, lanjut Sunarsih.
Foto : Cipto Wiyono memberikan bantuan kepada Sunarsih
Tidak hanya Kartini, ibu dan juga kakak perempuannya saat ini juga sedang menderita sakit. Ibunya menderita katarak, sedangkan kakak perempuannya menderita sakit akibat buruknya cuaca akhir-akhir ini. Sehingga hanya Sunarsih beserta suaminya, Ginanto, yang menjadi tulang punggung keluarga. Sunarsih sendiri saat ini memiliki 4 orang anak.
Kepada putra pasangan Ginanto - Sunarsih nomor dua yang saat ini akan memasuki jenjang SMA/SMK, Cipto Wiyono mengharapkan untuk dimasukkan ke SMK saja. Mengingat usai SMK para siswa telah dibekali keterampilan untuk bekerja. Bahkan Cipto Wiyono berjanji membelikan sepeda dengan syarat mau menggunakan sepeda ke SMK yang ada di Kota Trenggalek. “Saya juga bisa menjadi Sekda seperti ini juga karena dulu menggunakan sepeda”,ujar pria yang juga tinggal di Desa Gondang ini.(haz).
0 Komentar:
Posting Komentar
Bila Anda suka dengan entry blog ini, sudilah menuliskan komentar di sini.
Terimakasih.