> SBY : Meski Kritis, Tapi Tanggung Jawab | Prigibeach Trenggalek

SBY : Meski Kritis, Tapi Tanggung Jawab

Presiden SBY, Wapres Boediono dan tiga orang Menteri Koordinator
menerima sejumlah Tokoh dan Pemuka Lintas Agama, Jakarta (17/1).
ANTARA/Widodo S. Jusuf
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya bertemu dengan para tokoh lintas agama di Istana Negara  Jakarta, Senin 17 Januari 2011 malam.  Sebelum mengelar pertemuan tertutup dengan  mereka, Presiden menyampaikan pidato singkatnya di depan para tokoh itu dan media.

Memulai pidatonya, SBY menyampaikan kronologis pertemuan ini. Saat berada di Surabaya, Presiden menerima pesan pendek darsi Ketua PP Muhammadiyah  Din Syamsuddin. Din menyampaikan permintaannya untuk mengadakan dialog bersama Presiden.

"Permintaan dialog dan pertemuan dari hati ke hati tak mungkin dilewatkan.," kata Presiden  dalam pidato pembukaannya. Presiden pun akhirnya mengaku membalas pesan pendek itu. Ia menyampaikan niatnya mengundang para tokoh itu untuk berkomunikasi langsung. Pertemuan diharapkan dalam kondisi cair, terutama karena para tokoh lintas agama menyebut pemerintah melakukan kebohongan publik.

" Semoga umat di belakang yang mengikuti acara ini tentram karena terjadi komunikasi. Meski kritis tapi penuh tanggung jawab antara pemuka agama dan jajaran pemerintah yang emban tugas," katanya.

Karenanya, Presiden minta para tokoh lintas agama  saling memberi dan menerima dan bisa memberikan masukan yang konstruktif dalam hal menyelesaikan masalah  bangsa. "Mari saling konstruktif saling menerima dan memberi. Komitmen semua ingin bangsa maju dan sejahtera membangun diri," ujarnya.

Hadir dalam acara dialog itu, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, Ketua Umum PB Nadlatul Ulama Said Aqil Siradj, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia D Situmorang, Ketua Persekutuan Gereja Indonesia Andreas Yewangoe, Ketua Perwalian Umat Budha Indonesia Siti Hartati Murdaya, Ketua Parisada Hindu Dhrama I Made Gde Erata, Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghuchu Wawan Wiratma, Ketua majelis ulama Indonesia Sahal Mahfud, Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam Irfan Syafrudin dan sejumlah tokoh agama.

Presiden mengungkapkan dialog dan tatap muka penting. Hal ini penting manfaatnya dalam mengurangi mispersepsi. "Saya bersukur dan ucapkan terima kasih atas kehadiran tokoh semoga budaya saling mendengar tumbuh baik," ujar Presiden. Budaya mendengar, kata Presiden, bisa meningkatkan kepribadian.

Presiden berharap semua pihak berpartisapsi dan kontribusi sesuai peran masing-masing pihak. Menurut dia, syarat agar Indonesia menjadi negara maju perlu adanya persatuan dan kerja keras kolaborasi bangsa. "Para tokoh agama membimbing umat dan memberikan contoh bagi bangsa dan negara. Peran itu telah bapak ibu laksanakan," ujarnya.

Presiden mengaku pemerintah telah bekerja maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat dan roda pemerintahan. "Saya bersama wapres sudah bekerja sekuatnya menjalankan negara tugas pemerintahan umum dan pembangunan," katanya. Selama ini, menurut Presiden, tidak pernah ada jalan mudah untuk mencapai tujuan besar. "Kami mulai gigih dan berikhtiar," ujar Presiden.

Sebagai tuan rumah, Presiden mempersilahkan kepada para tokoh agama lain menyampaikan pandangan. "Insya Allah saling berbagi. Saya dan rekan akan merespon dan pada akhir kita undang pers hasil pertemuan hari ini," katanya.(tempo)
Related Posts with Thumbnails

0 Komentar:

Posting Komentar

Bila Anda suka dengan entry blog ini, sudilah menuliskan komentar di sini.
Terimakasih.