Samuri mengambil batu sebanyak lima ton di lahannya sendiri selama 34 hari. Rencananya batu tersebut akan dijual kepada Imam sebesar Rp1.250.000. Akhirnya ia pun menyewa truk dengan biaya Rp200 ribu.
Samuri, Mencari Keadilan Ke Mahkamah Agung dan DPR-RI
Samuri mengambil batu sebanyak lima ton di lahannya sendiri selama 34 hari. Rencananya batu tersebut akan dijual kepada Imam sebesar Rp1.250.000. Akhirnya ia pun menyewa truk dengan biaya Rp200 ribu.
Gerak Jalan Putera 17 KM Diikuti 51 Peleton
Trenggalek (prigibeach.com) - Gerak Jalan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI ke-66 memasuki hari ketiga, Kamis (28/7) untuk kelompok putra. Gerak jalan ini terbagi menjadi 3 tingkat yaitu SMP/MTs 13 peleton, SMA /SMK/MA 20 peleton serta tingkat Umum yang berasal dari Dinas/Instansi lingkup Pemkab Trenggalek dan masyarakat sebanyak 51 peleton. Sehingga keseluruhan peserta gerak jalan kali ini berjumlah 84 peleton.
Jarak yang ditempuh sejauh 17 km dengan start/finish di Pendopo Agung Trenggalek, Jawa Timur. Sebelum memberangkatkan peserta gerak jalan, dalam sambutannya Bupati Trenggalek Mulyadi WR, mengucapkan terima kasih kepada semua peserta yang telah berpartisipasi dalam gerak jalan ini.
"Sehingga Merupakan kebanggaan bagi penyerlenggara karena saudara peduli terhadap kemerdekaan bangsa ini," demikian antara lain disampaikan oleh Bupati, sambil menambahkan pesan agar selama dalam perjalanan semua peserta tetap menjaga ketertiban lalu lintas.
Gerak jalan ini dimulai pada pukul 07.00 WIB dan 3 peleton awal yang nerupakan peserta kehormatan diberangkatkan oleh Bupati Trenggalek H. Mulyadi WR. Selanjutnya secara bergiliran Wakil Bupati Trenggalek, Komandan Kodim Trenggalek, Ketua Pengadilan Negeri Trenggalek, Kepala Kejaksaan Negeri Trenggalek dan Kapolres Trenggalek memberangkatkan peleton peserta. Tiga peleton peserta kehormatan adalah 2 peleton dari para Kepala SKPD maupun Kepala Bagian dengan Komandan Peleton I Sekretaris Daerah Ir. Cipto Wiyono, M.Si dan Komandan Peleton II Kabag Hukum, Bambang Setiaji, SH. Sedangkan peleton kehormatan ketiga dari Kodim 0806 Trenggalek.
Rute yang ditempuh mulai dari Depan Pendopo Agung Trenggalek - Jl. Hasyim Ashari - Jl. P. Sudirman - Jl. Yos Sudarso - Jl. Raya Trenggalek-Ponorogo - Pertigaan Desa Nglongsor Belok Kiri - Pertigaan Banger Belok Kiri - Jl. Raya Salamrejo - Kelutan - Perempatan Balai Desa Kelutan Belok Kiri - Jl. Soekarno Hatta - Jl. P. Sudirman - Jl. Hasyim Ashari dan finish di Depan Pendopo.(tg-ys/pbc/m-12)
Gerak Jalan 8 KM Puteri Diikuti 79 Peleton
Sebelum memberangkatkan peserta gerak jalan, Sekretaris Daerah Kabupaten Trenggalek, Ir. Cipto Wiyono, M.Si. menyampaikan terima kasih kepada seluruh peserta yang turut serta memeriahkan peringatan HUT RI ke-66 dan Hari Jadi Kab. Trenggalek ke-817 dengan mengikuti lomba gerak jalan. Selain itu, Cipto Wiyono berpesan kepada para peserta untuk tidak memaksakan diri jika memang merasa tidak kuat. "Terutama bagi ibu-ibu", candanya.
Diawali Sekretaris Daerah, Cipto Wiyono, kemudian disusul para Kepala SKPD yang hadir di panggung kehormatan, secara bergantian mengibarkan bendera start sebagi tanda pemberangkatan. Gerak jalan diawali oleh pasukan kehormatan yaitu peleton para istri Kepala SKPD atau anggota Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Trenggalek sebanyak 3 peleton, di dalamnya termasuk Ny. Hanik Kholiq, istri Wakil Bupati Trenggalek. Kemudian disusul dengan barisan dari SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan diakhiri dengan barisan dari umum. Untuk peserta dari kategori umum, selain dari peleton SKPD, peserta juga berasal dari Bhayangkari, Persatuan Istri Tentara (Persit), bahkan dari Lingkungan di desa-desa.
Gerak jalan berjalan lancar, walaupun ada beberapa peserta yang jatuh pingsan karena kelelahan dan langsung ditangani oleh petugas kesehatan yang telah disiagakan. Sesampai di finish, peserta disambut oleh Sekretaris Daerah, para Kepala SKPD dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Ny. Penny Mulyadi serta Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Trenggalek, Ny. Cipto Wiyono.(okt/ys/pbc/M-12)
Rakercab PDI-P Trenggalek: Maksimalkan Potensi Sejahterakan Rakyat dan Menangkan Pemilu 2014
Akbar Abas, Ketua DPC PDI-Perjuangan Trenggalek. |
Sebelum pelantikan, S. Akbar Abas Ketua DPC PDI-P Trenggalek menyampaikan berapa arahan menyangkut kinerja dan pokok-pokok program kegiatan partai dalam beberapa tahun ke depan. Abas menggarisbawahi arah rapat kerja untuk mewujudkan Lima Mantab, yakni mantap ideologi, mantab organisasi, mantab kaderisasi, mantab program dan SDM.
Kemudian Abas meminta agar setiap PAC yang baru saja selesai dilantik untuk mulai operasional memperkuat jalinan kerja sama dengan semua ranting di wilayah masing-masing demi konsolidasi dan menggalang kekuatan. Menjaring aspirasi rakyat di pedesaan dan perkotaan untuk dijadikan acuan pembuatan rancangan program pembangunan di daerah ini. "PDI-P sangat menghargai aspirasi masyarakat terbawah, dan akan menjadikan sebagai bahan acuan untuk membuat program-program pembangunan. Program itu akan kita ajukan ke Dewan dan Eksekutif, kemudian kita akan melakukan pengawalan sampai tuntas, sehingga aspirasi masyarakat tersebut sungguh-sungguh terwujud," tegasnya.
Abas juga berharap kepada anggota legeslatif dari Partai berlambang Banteng Moncong Putih, memanfaatkan masa reses untuk menjaring aspirasi konstituen di Dapil-nya masing-masing. "Dan kepada PAC maupun pengurus Ranting dan Anak Ranting, hendaknya menjadikan moment pertemuan dengan anggota Dewan tersebut secara maksimal. Sampaikan uneg-uneg dan keinginan Saudara secara terbuka," tambah Abas.
H. Mulyadi WR, selaku Bupati Trenggalek, ketika memberikan arahan lebih menekankan kepeduliannya kepada kader partai. H. Mulyadi WR sebagai tokoh partai PDI-P, menandaskan bahwa momentum demokrasi menjelang 2014 harus dipersiapkan sejak sekarang. "Partai lain banyak memiliki tokoh, tapi kurang kader. Sebaliknya partai kita -PDI Perjuangan- banyak kader tapi kekurangan tokoh. Nah, ini adalah kesempatan terbuka bagi Saudara-saudara kader di PAC atau Ranting untuk berupaya dan menempa diri menjadi tokoh partai agar setiap saat siap menjadi pemimpin di daerah ini," kata Mulyadi.
H. MUlyadi WR menambahkan, agar setiap kader PDI-Perjuangan senantiasa aktif mengikuti dinamika sosial dan perkembangan yang terjadi di sekitarnya. Dia meminta bila ada hal-hal yang menyangkut kepentingan publik baik berupa sarana prasarana infrastruktur maupun sosial dan agama, agar disampaikan melalui musrenbangdes (musyawarah rencana pembangunan desa) untuk dilanjutkan ke musrenbang di kecamatan dan kabupaten. Sebagai Bupati yang diberangkatkan oleh PDI-P dalam Pilkada Juni 2010 lalu, dia siap berupaya menggoalkan setiap aspirasi yang diajukan oleh kader PDI-Perjuangan. Sambil menambahkan bahwa saat ini setiap desa sudah digelontori dana senilai Rp. 60 juta untuk membiayai proyek pembangunan infrastruktur desa dengan pola swakarya.
Masalah Jalur Lintas Selatan (JLS) dan Bendungan di Kecamatan Tugu, menurut Mulyadi penting harus diwujudkan. Bila saat ini masih ada beberapa hambatan, bukan berarti kegiatan tersebut mandeg. "Kendala yang terasa sekali, adalah anggaran untuk ganti rugi lahan yang mencapai puluhan milliar rupiah. Hal ini bagi kita merupakan buah si-malakama, dimakan ibu mati, tidak dimakan bapak yang mati. Namun kita tetap lebih baik makan, artinya melanjutkan pembangunan JLS dan Bendungan Tugu, demi percepatan usaha mensejahterakan masyarakat. JLS sangat menunjang perekonomian sepanjang pantai Panggul, Munjungan dan Watulimo yang kaya dengan hasil laut dan Bendungan Tugu sangat bermanfaat bagi kelangsungan pertanian di kawasan Kecamatan Tugu, Karangan dan Suruh,"
Usai pelantikan Alat Kelengkapan Organisasi, raker memasuki acara inti, dengan rapat-rapat komisi yang diikuti oleh semua pengurus PAC dan Badan-badan Partai. Dalam rapat berhasil disimpulkan usulan dari bawah (bottom-up) yang akan diusung ke tingkat Kabupaten, yang dibacakan oleh Guswanto saat menjelang penutupan. Seluruh PAC kompak menghendaki adanya mekanisme kaderisasi dengan pembobotan yang sesuai dengan AD/ART. Meningkatkan kesejahteraan pengurus PAC dan Ranting, serta mengharapkan gelontoran berbagai bentuk subsidi dari partai guna meningkatkan taraf hidup "wong cilik" di pedesaan.
"DPC Partai, berharap, semua PAC agar menyiapkan kadernya di Ranting-ranting untuk menjadi Kepala Desa dalam Pilakdes di desanya. Kader kita harus memenangkan Pilkades maupun pemilihan kepala Dusun, agar 2014 nanti PDI-Perjuangan di daerah ini mampu meraih mayoritas kembali," ujar Guswanto.
Hamzah Abdillah, ST.SH.MH., Wakil Ketua Bidang Infokom dalam rapat kerja Komisi I tersebut menyampaikan program menarik yang kemudian disetujui secara aklamasi oleh seluruh PAC. Antara lain, setiap PAC harus memiliki Blog sebagai media informasi yang di-sharing hostingnya dengan situs DPC PDI-Perjuangan Kabupaten Trenggalek. Mengingat website DPC akan dilengkapi dengan SMS Centre, maka semua PAC akan diberi satu buah handphone untuk menunjang kelancaran arus informasi dari ranting-PAC-DPC.(Haz).
HUT RI dan Hari Jadi Trenggalek : TP PKK Trenggalek Gelar Lomba Masak Ikan
Trenggalek (prigibeach.com) - Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-66 Tahun 2011 di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, PPHBN RI Tahun 2011 melalui Seksi Kewanitaan bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Trenggalek, Forum Peningkatan Konsumsi Ikan Nasional (Forikan) Kabupaten Trenggalek dan Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Trenggalek akan menyelenggarakan "Lomba Memasak Dengan Bahan Dasar Ikan" yang akan dilaksanakan pada Selasa, 26 Juli 2011 mulai pukul 08.00 WIB bertempat di Pendopo Kabupaten Trenggalek.
Menurut Ny. Penny Mulyadi, selaku Ketua Seksi Kewanitaan, lomba ini dibagi 3 (tiga) kategori, yakni Kategori I dengan peserta dari Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, Forum Pimpinan Daerah (Forpimda), Pimpinan DPRD, Kepala SKPD lingkup Pemkab Trenggalek, Staf Ahli Bupati, Asisten dan Kepala Bagian Lingkup Setda, Dinas Instansi Vertikal, Perbankan, Ketua Asosiasi dan Camat se-Kabupaten Trenggalek, masing-masing peserta sarimbit (isteri dan suami). Untuk Kategori II pesertanya adalah perwakilan dari Tim Penggerak PKK Kecamatan se-Kabupaten Trenggalek, sedangkan Kategori III pesertanya adalah perwakilan dari Rumah Makan, Warung, Restaurant dan Pengusaha Katering/Jasa Boga yang ada di Kabupaten Trenggalek.
Khusus untuk Kategori I, peserta tidak dipungut biaya pendaftaran, demikian lanjut Ny. Penny Mulyadi. Sedangkan untuk pelaksanaan technical meeting dan pengambilan nomor peserta bagi peserta Kategori I akan diselenggarakan pada Selasa, 19 Juli 2011 pukul 09.00 WIB bertempat di Pendopo Kabupaten Trenggalek. Tiap peserta dari Kategori I wajib mengikuti technical meeting ini atau bisa juga diwakili oleh istri masing - masing peserta.
Selain itu, masih disampaikan oleh Ny. Penny Mulyadi, demi kelancaran dan kesuksesan lomba tersebut ada beberapa ketentuan yang wajib dipatuhi oleh peserta, antara lain : proses memasak dilaksanakan di tempat lomba, peralatan masak dan kelengkapannya dibawa sendiri oleh peserta, meja masak dan tempat penyajiannya disiapkan oleh panitia, bahan dasar masakan ikan yang sudah dibersihkan serta kelengkapannya dibawa sendiri oleh peserta, masakan disajikan dengan peralatan sendiri sesuai selera, taplak dan perlengkapan lomba disiapkan oleh masing-masing peserta, wajib menyediakan masakan untuk keperluan penilaian, peserta diperbolehkan memberi atau menambahkan hiasan sesuai selera, boleh membawa 1 (satu) orang tenaga pembantu, peserta diwajibkan memakai clemek dari bahan daur ulang/bahan bekas, pakaian peserta bebas rapi, boleh membawa anggota untuk yel-yel/penggembira dan masakan yang disajikan harus dilengkapi dengan nasi.
Lebih lanjut Ny. Penny Mulyadi menjelaskan bahwa dengan lomba ini diharapkan muncul resep-resep baru dalam mengolah ikan, baik ikan laut maupun ikan air tawar. Selain itu, dengan lomba ini dapat masyarakat dapat meningkatkan konsusim makan ikan, terutama bagi para balita, karena makanan dari bahan dasar ikan sangat baik bagi pertumbuhan anak.
"Kita memiliki wilayah laut dan penghasil ikan cukup besar, namun belum semua masyarakat Trenggalek gemar makan ikan. Oleh karena itu melalui acara ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk gemar makan ikan" demikian Hj. Penny Mulyadi.
Untuk informasi lebih lanjut akan disampaikan saat technical meeting atau peserta bisa juga menghubungi Sekretariat PKK di nomor 0355 - 791265, demikian pungkas Ny. Penny Mulyadi.(Haz).
POR Prov III, Cabor Senam, Trenggalek Gagal Raih Medali
Pada hari pertama, Minggu,(17/7) dipertandingkan kategori senam artistik beregu dan artistik all around. Hari Senin (81/7) para peserta berkompetisi dalam kategori senam artistik nomor perorangan.
Untuk memperebutkan gelar juara, peserta diharapkan mampu menunjukkan kombinasi kemampuan yang terdiri dari kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelenturan dan ketepatan sehingga tercipta gerakan yang dinamis. Seperti yang ditegaskan oleh Drs. Indra Sibarani,MM selaku Technical Delegate bahwa penilaian akan mencakup beberapa hal diantaranya gerakan yang rapi, artistik dan proporsi yang tepat. Selain itu, faktor kesulitan gerakan juga menjadi point tersendiri yang akan mempengaruhi penilaian para juri. “Jika para peserta mampu menunjukkan gerakan dengan tingkat kesulitan tinggi akan menjadi nilai bonus bagi si atlet” ujarnya.
Pemenang masing-masing kategori dalam cabang olahraga Senam dalam Porprov III Jawa Timur 2011 yang diumumkan pada Senin, 18 Juli 2011 adalah sebagai berikut :
Kategori Senam Artistik Beregu Putra :
1. Juara I Kota Surabaya;
2. Juara II Kabupaten Gresik;
3. Juara III Kota Probolinggo;
Kategori Senam Artistik Beregu Putri :
1. Juara I Kabupaten Gresik;
2. Juara II Kabupaten Banyuwangi;
3. Juara III Kota Surabaya:
Kategori Senam Artistik Putri All Around :
1. Richard Budi D. Kota Surabaya
2. Timotius Avent Jordan Kota Surabaya
3. Novelyno Wige A. Kota Probolinggo
Kategori Senam Artistik Putra All Around :
1. Juara I atas nama Hidayatur Rohma, Kabupaten Gresik;
2. Juara II atas nama Bella Sindi A., Kabupaten Gresik;
3. Juara III atas nama Irfine Rafsanjani, Kota Malang.
Kategori Senam Artistik Perorangan Putra :
Artistik Putra Lantai:
1. Juara I atas nama Richard Budi D, Kota Surabaya;
2. Juara II atas nama Izzah Syahrur Rouf, Kabupaten Probolinggo;
3. Juara III atas nama Ronaldo Ferda Garda P.P, Kota Kediri;
Artistik Putra Meja Lompat:
1. Juara I atas nama Novelyno Wige A., Kota Probolinggo;
2. Juara II atas nama Eva Wulan Cahyo, Kota Malang;
3. Juara III Nur Cholis, Kabupaten Malang;
Artistik Putra Alat Jamur :
1. Juara I atas nama M.Rizky Gunarso, Gresik;
2. Juara II atas nama Evan Ricky Johannes, Blitar;
3. Juara III atas nama Achmad Hari F., Sidoarjo;
Kategori Senam Artistik Perorangan Putri :
Artistik Putri Lantai:
1. Juara I atas nama Frizzkila Dita Yolanda, Kota Surabaya;
2. Juara II atas nama Adellya Putri K, Kota Kediri;
3. Juara III atas nama Anisa Fitri Nurimani, Kabupaten Malang;
Artistik Putri Meja Lompat :
1. Juara I atas nama Bella Sindi A., Kabupaten Gresik;
2. Juara II atas nama Gabriela Anggeenis Tiuz, Kota Probolinggo;
3. Juara III atas nama Santi Fika Widyanti, Kabupaten Probolinggo;
Artistik Putri Alat Balok Keseimbangan :
1. Juara I atas nama Melyanan Pancarini, Kabupaten Banyuwangi;
2.Juara II atas nama Irfine Rafsanjani, Kota Malang;
3. Juara III atas nama Retno Nur Widiyani, Kabupaten Sidoarjo;
(Haz).
Gebyar Budaya Bumi Sopal di Taman Budaya Jawa Timur
Berbagai tarian daerah asli Kabupaten Trenggalek seperti Tari Beksan Asri, Teleng Kencono, Rampak Kucing dan Turonggo Yakso ditampilkan dalam Upacara Pembukaan. Selain itu juga terdapat stand pameran yang diisi berbagai macam potensi asli Trenggalek, ada kerajinan marmer, konveksi, kuliner serta berbagai macam hasil kerajinan tangan. Bupati, H. Mulyadi WR, beserta Ny. Penny Mulyadi, Wabup Kholiq, beserta Ny. Hanik Kholiq , Ketua DPRD S. Akbar Abas, beserta Ibu serta beberapa Kepala SKPD menyempatkan diri hadir dalam acara ini. Tampak hadir pula beberapa mantan Bupati Trenggalek yaitu Bapak Soedarso, Drs. Slamet dan Drs. Ernomo.
Bupati Trenggalek, H. Mulyadi WR. tidak menyia-nyiakan event ini untuk mempromosikan segenap potensi yang dimiliki Kabupaten Trenggalek khususnya di bidang pariwisata. “Kabupaten Trenggalek mempunyai sejumlah pantai yang tidak kalah indahnya dengan daerah lain, ada Pantai Pelang di Kecamatan Panggul, Pantai Blado di Kecamatan Munjugan dan Pantai Karanggongso di Kecamatan Watulimo. Namun sayangnya potensi wisata itu saat ini belum bisa dikemas menjadi satu paket wisata, dikarenakan akses transportasi yang masih sulit”, ucap Bupati. “Semoga dengan dibangunnya Jalur Lintas Selatan (JLS) yang rencananya akan selesai pada tahun 2013, permasalahan itu bisa diatasi”, harap Bupati.
Selain itu, di Kabupaten Trenggalek juga ada goa terpanjang se Asia Tenggara, yaitu Goa Lowo. “Goa ini mempunyai stalaktit, stalagmit dan relief yang sangat menawan, namun masih terdapat kekurangan yaitu terkait masalah pencahayaan (lighting)”,tutur Bupati. Oleh karena itu, Bupati Trenggalek mengharapkan bantuan dari Pemerintah Provinsi melalui Dinas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk dapatnya membantu Pemkab Trenggalek guna melengkapi fasilitas pencahayaan di Goa Lowo.
Drs. Jarianto, M.Si, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim dalam sambutannya mengajak seluruh hadirin untuk meningkatkan kepedulian terhadap seni budaya khususnya yang berada di Jawa Timur. “Dulu Jawa Timur memiki Kerajaan Majapahit yang berjaya, namun saat ini budaya-budaya itu seakan luntur tidak berbekas. “Oleh karena itu menjadi pekerjaan rumah kita bersama, khususnya para seniman-seniman yang untuk turut memajukan kesenian yang ada di Provinsi Jawa Timur”, ungkap Jarianto.
Pembukaan Gelar Budaya Bumi Sopla secara resmi dilakukan Sabtu siang, (16/7) yang ditandai dengan pemukulan terbang oleh Bupati Trenggalek bersama Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim. Acara dilanjutkan dengan meninjau stan pameran yang dilakukan oleh Bupati dan seluruh rombongan dari Pemkab Trenggalek.
Gelar Seni Budaya Daerah ini merupakan agenda rutin tahunan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim yang diikuti bergilir oleh seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Pada tahun 2011 ini ada 6 Kabupaten/Kota yang menampilkan seni budaya daerahnya masing-masing. Sebelum Kabupaten Trenggalek, juga tampil Kesenian dari Kabupaten Pacitan, Sumenep dan Banyuwangi. Disusul pada Bulan Oktober 2011 nanti dengan pergelaran seni dari Kabupaten Ponorogo dan ditutup pada Bulan Nopember 2011 dengan penampilan dari Kabupaten Tuban. (Haz).
Brutal! Siswi SMPN 3 Trenggalek Dibakar Hidup-hidup!
Gadis berwajah manis yang berusaha menyelamatkan diri dari kebakaran itu adalah puteri dari suami isteri Suprapto dan Harniyati, bernama Ajeng (14) yang masih duduk di bangku sekolah kelas II SMPN 3 Trenggalek. Menurut penuturan Purwanto (33) yang masih kerabat dekat dari Suprapto, dia tidak tahu persis awal kejadian. Ketika mendengar teriakan dari Teguh yang juga masih keluarganya, Purwanto langsung ke TKP.
“Saya sempat melihat Ajeng (korban) tertatih-tatih berusaha lari ke rumah tetangga. Kemudian kami bersama warga memberikan pertolongan.,” ujar Purwanto.
Selanjutnya, Purwanto memperkirakan Ajeng telah dijotosi oleh pelaku yang saat itu belum diketahui identitasnya. “Saat Ajeng ditanya, dia sempat mengatakan bila telah dijotosi mukanya dan dicekik oleh seorang pemuda. Saya kira, kemudian dia pingsan. Mungkin saja ketika itu si pelaku menduga Ajeng sudah mati, maka kemudian dibungkus dan digulung dengan kasur lalu dibakar oleh pelaku tersebut,” tambah Purwanto.
Dalam keadaan pingsan Ajeng tidak mengetahui apa yang terjadi, barangkali karena panasnya kasur yang terbakar telah membuat Ajeng tersadar dari pingsannya, kemudian berusaha bangun dengan sempoyongan dan tertatih-tatih menyelamatkan diri sambil berteriak meminta pertolongan. Jeritan Ajeng ini didengar oleh Teguh, yang juga ikut berteriak mencari pertolongan sehingga warga RT 8 berdatangan. Selanjutnya ada warga yang menghubungi pihak yang berwajib, sedang sebagian lain langsung mengevakuasi Ajeng ke RSUD dr. Soedomo Trenggalek untuk mendapatkan pertolongan dengan kendaraan Basarnas Trenggalek yang lokasi kantornya berseberangan dengan TKP.
Pada saat kejadian orang tua Ajeng sedang bersilaturrakhmi ke rumah salah satu keluarga di Kecamatahn Tugu, Ajeng ditinggal sendirian di rumah. Begitu terjadi peristiwa nahas, Purwanto menghubungi Suprapto melalu selularnya. “Saya dan bapaknya sedang di Tugu, kami tidak tahu kejadiannya. Tanya saja nanti pada bapaknya yang sekarang masih di rumah (TKP),” ujar Harniyati ibu kandung Ajeng saat menunggui Ajeng di UGD RSUD dr. Soedomo Trenggalek.
Tidak lama berselang, pukul 21.27 (WIB) Harniyati menerima telepon dari suaminya Suprapto, yang mengatakan bahwa pelaku penganiayaan terhadap Ajeng sudah berhasil ditangkap oleh Tim Buser Polres Trenggalek. “Pelakunya sudah tertangkap, namanya David warga Bendo,” ujar Harniyati, sembari menambahkan bila dia tidak terima atas pelakuan yang dialami anaknya. “Kami akan menuntut agar pelaku dihukum setimpal dengan perbuatannya”.
Ketika ditanya, apakah puterinya itu memiliki pacar. Harniyati menyangkal dan menegaskan bahwa setahunya Ajeng belum memiliki pacar, usianya baru 14 tahun, jadi belum berpacaran.
Kondisi Ajeng nampak lemas lunglai tak berdaya. Di wajahnya terlihat lebam-lebam pada bagian mata kanannya, sedangkan lengan kanan ada luka bakar akibat perlakuan brutal pemuda yang diduga bernama David asal Bendo, Kecamatan Pogalan, Trenggalek.
Foto: Kapolres Trenggalek (berbaju putih di tengah) saat menjenguk Ajeng di UGD RSUD Trenggalek (15/7)
Kasus ini cepat direspon oleh Polres Trenggalek, sehingga pelaku dalam waktu singkat bisa disergap. Bahkan Kapolres Trenggalek AKBP Totok Suharyanto, S.Ik.M.Hum, malam itu langsung datang menjenguk Ajeng di RSUD dr. Soedomo. Kapolres yang gentle dan ramah itu, memberikan instruksi kepada anggotanya agar tidak buru-buru mewawancarai Ajeng. “Korban sempat mengirim sms pada pacarnya, nah, sebaiknya segera dilacak melalui SIM Card-nya, untuk identifikasi,” demikian antara lain Kapolres mengatakan kepada salah seorang petugas intel dari Polres Trenggalek.
Sampai berita ini diturunkan masih belum diketahui motif tindakan brutal yang dilakukan oleh David asal Bendo. Pelaku kini sudah ditahan di Mapolres Trenggalek untuk dimintai keterangan.(Haz).
Perkosa Anak Tiri Hingga Hamil, Suratno Dikecrek Polisi
AKP Saiful Rohman, Kasat Reskrim Polres Trenggalek Trenggalek (prigibeach.com) - Suratno (42), warga Dusun Pelem, Desa Sumberbening, Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek Jawa Timur, terpaksa harus mendekam di tahanan Mapolres Trenggalek. Lelaki itu dilaporkan oleh ibu yang mendampingi anak gadisnya bernama NU karena telah memperkosa dan menghamili NU. Korban NU yang masih duduk di bangku kelas VII sekolah menengah pertama adalah anak tiri pelaku. Menurut laporan NU yang didampingi ibunya, Suratno telah memperkosa dirinya berkali-kali hingga hamil 5 bulan. Unit Pengaduan dan Perlindungan Anak (UPPA), Polres Trenggalek, Kamis (14/7) sore, telah memeriksa Suratno secara intensif terkait dugaan telah memerkosa anak tirinya hingga hamil lima bulan. Kasat Reskrim Polres Trenggalek AKP Saiful Rohman mengatakan, sesudah pihaknya menerima laporan dari pihak keluarga, langsung melakukan visum terhadap korban di RSUD dr. Soedomo, Trenggalek. "Kalau melihat hasil visumnya, korbannya memang positif sudah hamil sekitar 5,5 bulan. Tapi apakah itu sebagai akibat perbuatan pelaku, kami masih akan lakukan penyelidikan," ujarnya. Saiful tak menjelaskan secara rinci hasil pemeriksaan polisi mengenai dugaan perkosaan seperti laporan yang dibuat korban Nu bersama ibunya. Namun, Saiful memberi isyarat bahwa ada dugaan persetubuhan antara bapak tiri dan anak tiri itu telah dilakukan berkali-kali. "Apa pun latar belakangnya (diperkosa atau tidak), persetubuhan itu sudah melanggar pidana karena korban masih anak-anak. Pelaku akan kami jerat dengan pasal berlapis, terutama menggunakan Undang-Undang Perlindungan Anak," jelasnya. Saiful menambahkan, ibu kandung korban baru sadar bahwa anaknya hamil ketika mengetahui ada perubahan fisik pada diri Nu, apalagi ketika tahu perut anaknya mulai membesar. Kabar kehamilan Nu yang diduga dilakukan oleh ayah tirinya itu kemudian tersebar ke lingkungan sekitar rumah mereka. Aib itu pun berubah menjadi bahan pergunjingan warga sehingga membuat keluarga Nu gerah dan kemudian melaporkan Suratno ke Polsek Dongko. Saat dikonfirmasi mengenai tindakan tercela yang dilakukannya terhadap anak tiri, Suratno berdalih aksi bejatnya itu dilakukan lantaran ingin punya keturunan. Apalagi, istri sahnya sampai sekarang belum bisa memberikan keturunan seperti yang dia harapkan, padahal mereka sudah menikah bertahun-tahun. "Saya tahu semuanya memang salah. Tapi bagaimana lagi, semuanya sudah telanjur terjadi," ujar Suratno pasrah. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, tersangka harus mendekam di sel tahanan Mapolres Trenggalek, dan akan dijerat Pasal 81 ayat 2 Sub-Pasal 81 Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan pidana penjara maksimal 10 tahun.(Haz). |
Trenggalek Canangkan Bulan Bhakti Gotong Royong dan Hari Kesatuan Gerak PKK
Kusprigianto: Tidak Ada Titipan Untuk PSB di Sekolah Favorit
Selanjutnya, dia menegaskan bahwa sistem penerimaan siswa baru di sekolah-sekolah di seluruh Kabupaten Trenggalek, mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga SMU dan SMK sudah diatur dalam petunjuk pelaksanaan yang berpedoman pada peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama, yang selanjutnya dituangkan dalam peraturan sesuai hasil musyawarah jajaran pendidikan di daerah ini.
“Dan untuk menjamin pelaksanaan penerimaan siswa baru tahun pelajaran 2011/2012 berasas objektif, transparan, akuntabel dan tidak diskriminatif, telah kami susun pedoman pelaksanaan penerimaan siswa baru (PSB) di Kabupaten Trenggalek, mulai dari jenjang TK/RA, SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA dan SMK tahun pelajaran 2011/2012”, katanya.
Kusprigianto menambahkan, bahwa model PSB mengakomodir minat dan kompetensi calon peserta didik pada jenjang tertentu sesuai kemampuannya serta daya tampung yang dimiliki sekolah. Model PSB yang digunakan yaitu : PSB Jalur Khusus, Tes Pengendali Mutu (TPM), Tes Kemampuan Akademik (TKA)/ Reguler dan Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK). Untuk meminimalisir kerawanan dan unsur subyektivitas sekolah pada pelaksanaan PSB maka pelaksanaannya dilakukan oleh Tim yang terdiri atas unsur Dinas Pendidikan Trenggalek, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK, serta pemandu bakat.
Di beberapa sekolah, selain mempergunakan nilai hasil ujian nasional, juga ada yang dipadukan dengan nilai rata-rata raport kelas terakhir. “Yang jelas, sistem tersebut sudah kami terapkan di semua sekolah. Jadi, issu adanya titipan siswa baru di sekolah tertentu, adalah tidak benar. Bila ada masyarakat yang mengetahui, silakan lapor, kami akan menindak lanjuti kecurangan tersebut dengan membatalkan murid yang sudah diterima melalui cara itu”, tegas Kusprigianto di ruang kerjanya, Rabu (6/7).
Terkait adanya pungutan biaya pendaftaran yang memberatkan wali murid, Kusprigianto mengakui memang ada sekolah yang melakukan hal itu. Namun semuanya sudah melalui persetujuan dari Komite Sekolah. “Khusus untuk sekolah menengah atas dan kejuruan, itu bisa dilakukan karena mereka tidak disubsidi dana BOS (Biaya Operasional Sekolah). Sementara untuk jenjang SMP bisa saja mereka memungut biaya untuk –misalnya- pakaian seragam, mamun harus melalui persetujuan Komite Sekolah dan walimurid yang baru,” katanya.
Kendati demikian, Kusprigianto mengaku telah menginstruksikan semua Sekolah agar menekan seminim mungkin cost pendidikan. “Bila ada iuran untuk seragam dan lain sebagainya hendaknya tidak bersamaan dan seyogyanya bisa dicicil oleh wali murid,” katanya. Menurut Kusprigianto, cost pendidikan di daerah ini terhitung paling rendah dibandingkan dengan daerah kabupaten lain. Oleh sebab itu, dia menghimbau kepada masyarakat dan wali murid menyadari nya dan memberikan toleransi.
Untuk pendidikan dasar sudah ada dana BOS, namun itu tidak berarti bahwa biaya sekolah jenjang ini 100% gratis. Sebab, penggunaan dana BOS sudah ada aturannya dan hanya cukup untuk menutupi biaya operasional sekolah.
“Walaupun demikian untuk siswa yatim dan siswa yang memang sungguh-sungguh tidak mampu, diberikan fasilitas khusus dengan gratis 100%. Sehingga dengan demikian yang bersangkutan dapat menyelesaikan pendidikan dasar tanpa biaya sepeser pun, bahkan bila perlu diberikan biaya transportasi pulang pergi dari rumah ke sekolah,” kata Kusprigianto. (haz).
HUT Bhayangkara Ke-65: Polri Siap Mewujudkan Pelayanan Prima
KORPRI Peduli Kartini - Beri Bantuan Rp.5 juta dan Kursi Roda
Kartini yang menderita lumpuh |
Serombongan Pengurus KORPRI itu telah mengunjungi kediaman Kartini guna menyerahkan bantuan paket sembako dan uang senilai Rp 5 juta, Selasa (28/6). Rombongan tersebut antara lain adalah Staf Ahli Bupati Bidang Hukum dan Politik Ir. Ekanto Malipurbowo, MM., Kepala Dinas Pendidikan, Drs. Kusprigianto, MM., Kepala Dinas Nakertransos Ir. Surya Admadja Wisnubrata, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, Machfud Effendi, SH. MM., serta Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah, Agus Yahya SE. M.Si.
Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial di masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian. Banyaknya anak yang putus sekolah, maraknya prostitusi, perampokan dan pencurian yang merajalela, hingga sakit menahun karena tidak mampu berobat merupakan dampak turunan dari masalah sosial ini.
Kartini yang tinggal di Dusun Krajan Desa Gondang Kecamatan Tugu, wanita yang saat ini berusia 40-an tahun namun kelihatan lebih tua tersebut sudah lama tidak bisa berjalan akibat kelumpuhan yang dialami oleh kedua kakinya. Menurut penuturan keponakannya, Sunarsih, kelumpuhan yang dialami oleh Kartini ini bukanlah bawaan dari lahir.
Diceritakan oleh Sunarsih bahwa kelumpuhan diawali ketika saat remaja Kartini diajak pergi ke Desa Duren Kecamatan Tugu dengan mengendarai bus. Ketika pulang, Kartini merasa payah dan dipangku oleh seorang lelaki tua. “Sejak saat itulah, Kartini merasakan demam yang sangat panas dan lama kelamaan kedua kakinya menjadi lumpuh”, cerita Sunarsih. Sayangnya, pihak keluarga pada saat itu tidak segera memeriksakan Kartini ke dokter ataupun rumah sakit karena takut akan tingginya biaya berobat. “Dulu waktu awal menderita sakit, pernah diobati dengan jampi-jampi”, lanjut Sunarsih.
Foto : Cipto Wiyono memberikan bantuan kepada Sunarsih
Tidak hanya Kartini, ibu dan juga kakak perempuannya saat ini juga sedang menderita sakit. Ibunya menderita katarak, sedangkan kakak perempuannya menderita sakit akibat buruknya cuaca akhir-akhir ini. Sehingga hanya Sunarsih beserta suaminya, Ginanto, yang menjadi tulang punggung keluarga. Sunarsih sendiri saat ini memiliki 4 orang anak.
Kepada putra pasangan Ginanto - Sunarsih nomor dua yang saat ini akan memasuki jenjang SMA/SMK, Cipto Wiyono mengharapkan untuk dimasukkan ke SMK saja. Mengingat usai SMK para siswa telah dibekali keterampilan untuk bekerja. Bahkan Cipto Wiyono berjanji membelikan sepeda dengan syarat mau menggunakan sepeda ke SMK yang ada di Kota Trenggalek. “Saya juga bisa menjadi Sekda seperti ini juga karena dulu menggunakan sepeda”,ujar pria yang juga tinggal di Desa Gondang ini.(haz).
Kontingen Rembang “Ngudi Kaweruh” Tentang Mocaf
Trenggalek (prigibeach.com) - Keberhasilan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur dalam mengolah ketela pohon menjadi sumber makanan non beras yang mengandung nutrisi berkualitas ternyata mengundang beberapa daerah untuk menimba ilmu. Kali ini giliran Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, bertandang ke daerah yang juga kesohor dengan keripik tempe ini Senin, (27/6). Rombongan yang dipimpin oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Rembang, Hj. Umi Jazilah Salim dengan anggotanya sebanyak 46 orang terdiri dari beberapa unsur mulai dari Tim Penggerak PKK Kabupaten Rembang, kelompok tani pengembang ketela pohon serta Dinas Pertanian Kabupaten Rembang.
Sebelum melakukan ramah tamah dengan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, rombongan terlebih dahulu mengunjungi Koperasi Gemah Ripah Loh Jinawi di Desa Kerjo Kecamatan Karangan, serta beberapa cluster untuk melihat langsung proses pembuatan tepung mocaf yang didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Trenggalek, Ir.Joko Surono.
Selanjutnya rombongan diterima secara resmi oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Ny. Penny Mulyadi di Pendopo Kabupaten Trenggalek, didampingi Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Trenggalek, Ir. Joko Surono.
Selanjutnya Joko Surono memaparkan beberapa hal terkait dengan potensi Kabupaten Trenggalek serta perkembangan pengolahan ketela pohon kepada rombongan study banding. Menurut Ir.Joko Surono, Kabupaten Trenggalek sudah terkenal dengan makanan khas yang berasal dari singkong yang disebut nasi thiwul sejak dahulu. Tetapi sejak tahun 1985, penggunaan thiwul sebagai makanan pokok selain nasi terus mengawali penurunan. Oleh karena itu, demi meningkatkan minat masyarakat untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat non beras inovasi terus dilakukan.
“Gaplek yang sering dinomor-duakan, terus kami kembangkan. Juga pemanfaatan ubi kayu, garut dan lainnya, sehingga masyarakat tidak lagi bergantung pada beras sebagai sumber karbohidrat. Sekaligus sebagai upaya kemandirian pangan, sehingga bisa mengurangi ketergantungan terhadap import gandum.” katanya.
Meskipun produksi ketela pohon pada tahun ini mengawali penurunan dari dua tahun sebelumnya yaitu tahun 2009 dan 2010, tetapi produksi ketela pohon masih tergolong tinggi yaitu 328.073 ton. Penurunan produksi ini lebih disebabkan karena adanya musim yang tidak menentu. Dengan produksi sebesar itu, tambah Ir.Joko Surono ketela pohon akan diolah menjadi tepung tapioka, tepung mocaf dan tepung cassava non fermentasi.
Selain itu, dengan berkembangnya pengolahan ketela pohon menjadi tepung mocaf telah menambah nilai jual ketela pohon di masyarakat. Hal ini secara tidak langsung juga telah meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Trenggalek terutama mengangkat taraf hidup petani ketela pohon. Yang paling menggembirakan ribuan tenaga kerja berhasil diserap untuk mendukung produksi mocaf di beberapa cluster.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Rembang, Hj. Umi Jazilah Salim dalam sambutannya mengungkapkan rasa gembiranya karena telah disambut dengan hangat di Kabupaten Trenggalek. “Kami merasa senang karena telah diajak untuk mengunjungi dan melihat secara langsung proses pengolahan mocaf di beberapa cluster” ungkapnya. Lebih lanjut dinyatakan atas upaya menimba ilmu di Kabupaten Trenggalek ini diharapkan mampu dikembangkan di daerahnya.
Ny. Penny Mulyadi selaku Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek memaparkan beberapa program pokok TP PKK dari Kabupaten Trenggalek yang menitik beratkan kepada pelayanan sosial kepada masyarakat. “Semoga beberapa program yang berhasil diaktualisasikan Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek bisa menginspirasi Tim Penggerak PKK Kabupaten Rembang untuk berbuat lebih baik dan lebih banyak” pungkasnya.
Acara diakhiri dengan pemberian cindera mata berupa Plakat Lambang Daerah Kabupaten Trenggalek dengan Kabupaten Rembang oleh Ny.Penny Mulyadi kepada Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Rembang, Hj.Umi Jazilah Salim. (haz).
Identifikasi Mayat di Pantai Cengkrong, Polres Minta Bantuan Puslabfor Polda Jatim
"Langkah ini kami ambil untuk mengetahui DNA, sidik jari, serta beberapa hal yang sekiranya diperlukan untuk proses penyelidikan," kata Kapolres Trenggalek AKBP Totok Suhariyanto, S.Ik.M.Hum, Sabtu (25/6). Selain itu, lanjut kapolres, pihaknya juga meminta bantuan tim dokumentasi kesehatan (Dokkes) Polda Jatim untuk ikut melakukan identifikasi. Kapolres AKBP Totok Suharyanto menambahkan, pihaknya menemukan adanya bekas bacokan benda tajam pada kepala korban. Diduga, pria malang tersebut sempat dianiaya terlebih dahulu sebelum kemudian digantung dan dibakar.
Tim puslabfor dan dokkes sendiri rencananya akan langsung menuju di Desa Karangandu dan melakukan identifikasi tempat kejadian perkara (TKP) serta mencari sejumlah bukti atau petunjuk yang mungkin masih tersisa.
Kondisi mayat korban pembunuhan di Karanggandu. |
"Lokasi kami sterilkan sambil menunggu tim Puslabfor datang," ujar Kasat Samapta AKP Supriyanto yang nampak ikut terjun melakukan pengamanan di lokasi kejadian.
Penemu mayat pertama kali, Tumiran (45), salah seorang nelayan di sekitar pantai Cengkrong, di hadapan polisi bersaksi bahwa saat itu dirinya baru saja melaut di lepas pantai Cengkrong sekitar satu kilometer dari lokasi penemuan mayat.
Saat itu saksi melihat sesosok benda mencurigakan di sisi jalan. Penasaran, saksi langsung mendekatinya. Ternyata sosok tersebut adalah tubuh manusia yang kondisinya mengenaskan. Sebagian besar tubuhnya menjadi abu akibat hangus terbakar.(Mentho/Haz).
Tahun 2010 PAD Trenggalek Hanya Capai Hampir Rp. 54 M, Kurang Dari Target Rp. 60 M.
Bupati Trenggalek, H. Mulyadi, WR, dalam paparannya menyampaikan beberapa gambaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kabupaten Trenggalek Tahun Anggaran 2010 dimana Rancangan peraturan daerahnya telah disampaikan ke BPK dan selesai pada 29 April 2010. Namun opini BPK masih akan disampaikan tanggal 21 Juni 2011.
Terkait dengan pendapatan daerah pada 2010, Bupati mengatakan bahwa realisasi pendapatan daerah mencapai 794 miliar 514 juta 15 ribu 641 rupiah Jumlah tersebut diperoleh dari pos pendapatan asli daerah, pendapatan transfer dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. “Dari jumlah tersebut, pendapatan asli daerah (PAD) telah menyumbang sebesar 53 miliar 967 juta 446 ribu rupiah dari rencana awal sebesar 60 miliar. Pendapatan asli daerah diperoleh dari penerimaan pajak, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan serta lain-lain pendapatan asli daerah yang sah”, ujar . H. Mulyadi WR.
Pos pendapatan transfer yang terdiri dari transfer pemerintah pusat - dana pertimbangan, transfer pemerintah pusat lainnya dan transfer pemerintah provinsi. Realisasi jumlah untuk pendapatan transfer sebesar 586 milyar 27 juta 865 ribu 255 rupiah. Merupakan hal yang harus diapresiasi mengingat bahwa jumlah pencapaian untuk pos pendapatan ini telah melampaui target semula. Menurut Bupati, pendapatan dari pos transfer pemerintah pusat-dana perimbangan melebihi target sebesar 4 milyar 808 juta 144 ribu 9 rupiah. Selanjutnya, meskipun realisasi untuk pos pendapatan transfer pemerintah pusat lainnya kurang dari target yang dianggarkan, tetapi pos pendapatan transfer pemerintah Provinsi juga berhasil melebihi target sebesar 5 milyar yang sebagian besar berasal dari bagi hasil pajak-pajak provinsi.
Sedangkan untuk belanja daerah, realisasinya mencapai 802 milyar 100 juta 729 ribu 347 rupiah dari rencana sebesar 887 milyar 991 juta 558 ribu 924 rupiah. Jumlah ini berarti telah mencapai 90,33% dari target yang semula dianggarkan. Belanja daerah diperoleh dari beberapa jenis belanja antara lain belanja operasinal, belanja modal, belanja tidak terduga dan bagi hasil lainnya. Salah satu faktor yang melatar-belakangi tidak tercapainya realisasi Belanja daerah terhadap target yang dianggarkan karena adanya perubahan peraturan terkait dengan kebijakan pemerintah pusat utamanya penggunaan dana alokasi khusus untuk bidang pendidikan.
Sementara itu, penerimaan pembiayaan terealisasi sebesar 86 milyar 758 juta 401 ribu 958 rupiah 29 sen dari rencana semula sebesar 2 milyar 475 juta 142 ribu 219 rupiah 71 sen. Sedangkankan pengeluaran pembiayaan terealisasi 250 juta rupiah atau 100 % dari rencana yaitu untuk penambahan modal [investasi] Pemerintah Kabupaten Trenggalek pada BPR Jwalita.
“Dari perhitungan realisasi pendapatan, anggaran belanja dan realisasi pembiayaan tahun 2010, maka terdapat Sisa Lebih pembiayaan tahun anggaran 2010 sebesar 78 milyar 921 juta 688 ribu 253 rupiah 26 sen”, papar Bupati, sambil menambahkan bahwa dari pos penerimaan pembiayaan realisasinya kurang dari yang ditargetkan. Sedangkan untuk pengeluaran pembiayaan sudah 100% alias terealisasi sepenuhnya.
Menutup sambutannya, Bupati mengharapkan Raperda pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun anggaran 2010 agar dapat segera dibahas sehingga bisa dilanjutkan dengan agenda berikutnya. “ Saya harapkan pembahasan ini berjalan dengan lancar, sehingga segera dapat dilanjutkan dengan agenda berikutnya yaitu pembahasan PAK dan Rancangan APBD Tahun 2011” kata H. Mulyadi mengakhiri penjelasannya.(Haz).
Program KB, Kontribusi Hadapi Krisis Multidimensi
Trenggalek (prigibeach.com) - ''Program KB tidak hanya untuk mencegah laju pertumbuhan penduduk, tetapi akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan secara tidak langsung akan mempengaruhi sukses tidaknya pembangunan. Keluarga adalah komponen terkecil dari pembangunan, menjadi pilar utama terwujudnya masyarakat sejahtera'', demikian Cipto Wiyono, Sekda Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, saat membacakan sambutan Bupati Trenggalek, dalam acara peringatan HUT Keluarga Ke-18, Senin (20/6).
Untuk itu, Bupati meminta kepada segenap pihak yang terkait untuk menangani dengan serius pelaksanaan program KB di masyarakat, sehingga tidak terjadi ledakan penduduk. "Berikanlah pelayanan terbaik jika diperlukan, mintalah bantuan kepada tokoh agama serta tokoh masyarakat yang ada” demikian Bupati.
Kebangkitan Program KB dapat memberikan kontribusi terhadap krisis multidimensi terutama mengatasi masalah kependudukan. Diantaranya, pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat.
Acara ini dihadiri oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Drs. I Gede Siama, M.Si, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Ny. Peny Mulyadi serta Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Trenggalek, Ny. Cipto Wiyono.
Foto : Sembako Murah untuk Keluarga Kurang Mampu
Sedangkan Kepala BPPKB Kabupaten Trenggalek, Mahfud Effendi, SH, selaku Ketua Pelaksana menginformasikan bahwa peringatan Hari Ulang Tahun ke XVIII ini dimeriahkan dengan pameran produk–produk unggulan dari 14 Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) di tiap kecamatan. Selain itu juga diadakan penjualan sembako murah sebanyak 300 paket yang disediakan bagi keluarga tidak mampu. Menurut Mahfud Effendi, SH, paket sembako tersebut adalah hasil sumbangan dari keluarga besar KORPRI, TP PKK, Yayasan Srikandi Peduli, BPR Jwalita serta lembaga lainnya.
"Dengan diadakannya peringatan hari keluarga ini, diharapkan akan membangkitkan semangat untuk melaksanakan program KB yang terdiri dari pengaturan kelahiran, kesejahteraan keluarga, terlaksananya tribina, yakni Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Bina Keluarga Lansia (BKL)" ujar Mahfud Effendi yang pernah menjabat sebagai Sekretaris DPRD Trenggalek.(Haz).
Puncak HAN 2011: 201 Mobil Dengan 2.764 Anak Ikuti Karnaval PAUD
Bupati dan peara pejabat teras Kabupaten Trenggalek |
Pawai tersebut diselenggarakan atas prakarsa Himpunan PAUD Indonesia (Hiimpaudi) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Trenggalek sebagai puncak acara peringatan Hari Anak Nasional di Kabupaten Trenggalek. Pawai diberangkatkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Trenggalek, Drs. Kusprigianto, MM yang diawali kontingen dari Kecamatan Watulimo. Dengan mengambil start di depan SDN Sumbergedong, Trenggalek.
Setelah berkeling Kota Trenggalek, peserta pawai PAUD tersebut disambut oleh Bupati Trenggalek, H. Mulyadi, WR beserta Ny. Peny Mulyadi di finish, depan Pendopo Kabupaten Trenggalek. Yang didampingi Sekretaris Daerah Kabupaten Trenggalek, Ir.Cipto Wiyono,M.Si, Kepala Dinas Pendidikan, Drs. Kusprigianto, MM dan kepala SKPD serta pejabat teras lingkup Pemkab.
Peserta pawai tidak kurang dari 2.764 anak dari lembaga PAUD seluruh Kabupaten Trenggalek, mereka berusaha menampilkan kendaraan pawai dengan berbagai tema. Dengan menaiki kendaraan yang sudah dihias menyerupai kapal, Kontingen PAUD dari Kecamatan Watulimo menunjukkan ciri khas Kecamatan Watulimo yang terkenal sebagai kota wisata bahari. Rupanya PAUD kecamatan Watulimo mengambil tema kelautan dalam pawai kali ini.
Mereka ceria, bahagia, menatap masa depan |
Kepala Dinas Pendidikan, Drs. Kusprigianto,MM mengungkapkan bahwa pawai hari ini diadakan sebagai puncak acara dari serangkaian peringatan Hari Anak Nasional tahun 2010 di Kabupaten Trenggalek. “Sebelumnya, serangkaian acara telah dilakukan dan puncak acaranya adalah hari ini", ungkap Drs. Kusprigianto. Untuk menunjang kreatifitas anak, lanjutnya, serangkaian acara telah digelar yang merupakan kerjasama antara Himpaudi dengan Dinas Pendidikian diantaranya lomba mewarnai dan mendongeng. Khusus untuk pemenang lomba mendongeng akan diikutkan dalam seleksi tingkat Nasional yang akan diselenggarakan 19 Juli mendatang. Sedangkan untuk melihat seberapa jauh wawasan guru PAUD juga telah digelar lomba cerdas cermat antar guru.
Kusprigianto menambahkan, sesuai dengan petunjuk Bupati Trenggalek, pihaknya diminta untuk mengapresiasi dan memberikan perhatian lebih terhadap perkembangan pendidikan anak seusia PAUD. “Anak-anak itu ketika lahir laksana kertas putih yang masih polos dan bersih. Pendidikan karakter dapat diawali dari lembaga PAUD, sehingga ketika mereka menjelang remaja hingga menginjak dewasa, sudah tertanam dasar-dasar karakter yang telah diajarkan saat duduk di PAUD”, katanya.
Selanjutnya, Kusprigianto mengatakan bahwa Dinas Pendidikan akan memperhatikan para tenaga pengajar dan pengelola PAUD di seluruh Kabupaten Trenggalek. “Pemkab akan mencoba mengapresiasi dan memberikan berbagai bentuk kepedulian terhadap guru di PAUD. Umumnya, mereka adalah pendidik yang sungguh-sungguh ikhlas mengabdi, kendati hanya dengan bekal ijazah setara SMA atau Diploma kependidikan, dan bahkan dengan honor yang minim”, ujarnya.(Haz).
Bunda Peny Mulyadi Gandeng Drs. Sri Mince, SH,MM Bantu Penderita Cacat
Bunda Peny bersama Sri Mince, menyerahkan kursi roda pada Toha. Trenggalek (prigibeach.com) - ''Tiada pernah ada kata ‘'sesal dihati'' tatkala kita bisa membantu meringankan beban saudara kita yang dilanda duka bencana dan nestapa''. Sekelumit bait kata yang penuh makna inilah yang mengawali acara yang dihelat oleh Lembaga Sosial Kemanusiaan "Srikandi Peduli" yang dinakhodai Bunda Peny Mulyadi yang bertempat di Gedung Pertemuan Mekarsari Trenggalek, Jawa Timur, Sabtu (11/06). Lembaga yang bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK ini fokus bekerja untuk kegiatan sosial yang langsung bersentuhan dengan masyarakat yang kehidupannya mengalami nasib yang kurang beruntung diantaranya adalah memberi bantuan kepada: masyarakat yang tidak mampu, biaya perbaikan rumah, penderita cacat bawaan, biaya pendidikan, yatim piatu / lansia, korban bencana alam, korban KDRT, bantuan penderita gizi buruk dll. "Kami merasa bangga sekali, hari ini telah disepakati kerjasama antara Yayasan Srikandi Peduli, dengan Bapak Drs. Sri Mince, SH. MM., Dosen Ubaya sekaligus Ketua Dewan Penasihat Paguyuban Aura Pusaka Kabupaten Trenggalek. Beliau inilah yang sudah mengetuk hati para putra daerah yang telah sukses di Kota Surabaya, termasuk WNI keturunan", ujar Bunda Peny. "Saya mewakili saudara-saudara kita asal Trenggalek, yang kini berdomisili di Surabaya, juga merasa bangga dan terharu, bisa bergabung dengan Yayasan Srikandi Peduli. Ide, gagasan, dan manfaat dari bergabung di sini sangat luar biasa bagi mereka yang membutuhkan," ujar Sri Mince di sela-sela acara. Acara yang ramah bernuansa night party dan dihadiri oleh sekitar 200 orang undangan ini memang sangat menyentuh, karena Bunda Peny menayangkan gambar-gambar pasien yang memang sangat membutuhkan uluran tangan kita lewat slide show yang tersedia di Restaurant Mekar Sari. Para undangan yang hadir tampak ikut larut dalam suasana tersebut, termasuk Ny. Anis Akbar Abas, Ny. Mikhlasiati wakil Ketua DPRD Trenggalek, beberapa anggota dewan, dan para pengurus GOW (Gerakan Organisasi Wanita) Kabupaten Trenggalek. Diujung acara, Bupati Trenggalek H Mulyadi WR, yang berkenan hadir, mengatakan bahwa Sri Mince adalah penyambung lidah rakyat Trenggalek (mengingatkan kita pada pidato proklamator Republik Indonesia Bung Karno). "Beliau sangat bangga dengan lembaga ini karena sudah menolong banyak orang yang memang sangat membutuhkan", katanya. Dalam kesempatan yang sangat monumental tersebut, Bupati beserta Bunda Peny dan Sri Mince secara simbolis menyerahkan bantuan langsung berupa Sepeda yang digerakkan dengan tangan kepada Toha (32) warga RT 06 / RW 02 Sambirejo, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek. Toha adalah penderita cacat fisik, mengalami kelumpuhan akibat kecelakaan di Kerengpane Kalimantan Selatan tahun 2005 dan telah ditinggal istrinya karena kelumpuhannya. Acara malam itu ditutup dengan Dinner Party yang bertempat di Dinner Room Mekarsari Resto. Semoga kegiatan seperti ini akan terus berkelanjutan karena sangat bermanfaat bagi umat manusia yang yang memang sangat membutuhkan. (DJ) |
Komaruddin: Tegakkan Etika dan Moralitas Aleg, Anggota BK Harus Berani, Tegas dan Tidak Pandang Bulu
Komaruddin, Kader PKS Trenggalek |
Menelusuri hasil capaian dari sidang paripurna tersebut, wartawan prigibeach.com mencoba mengoreknya dari salah seorang Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Komaruddin. Dengan fokus materi pada kode etik dan peranan Badan Kehormatan DPR dan DPRD. Komaruddin adalah anggota DPRD Trenggalek yang menjabat sebagai Ketua Badan Legeslatif.
Mengapa Anda berkeyakinan demikian?
- Jika ditanya siapakah yang mengawasi moral dan etika anggota Dewan? Pasti kita semua menjawab Badan Kehortmatan. Jika anggota Dewan berperilaku tidak beretika dan tidak bermoral masih terus berkeliaran, siapakah yang perlu dipertanyakan? Saya pikir kita semua setuju jawabannya adalah BK. Peran BK dalam menjaga etika dan moral anggota Dewan sangat penting, sangat vital karena menyangkut fungsi DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat. Hal ini menuntut BK harus aktif, pro-aktif dan tidak pasif. Namun, sayangnya BK kita tidak proaktif dan terkesan lambat dalam menjaga etika anggota Dewan. BK selalu berkelit “menunggu laporan dari masyarakat”.
- Apabila terjadi demikian, keberadaan BK sebagai pengawas etika dan moral anggota Dewan, perlu dipertanyakan. Apalagi jika BK ternyata menjadi organ yang pasif. BK menurut saya tidak boleh mentolerir setiap sikap yang tidak beretika dari anggota Dewan.
- Saya berharap BK bisa jadi pengawas yang aktif dan tegas. Jika tidak maka citra Dewan khususnya DPRD Trenggalek, pasti akan terpuruk. Atau mungkinkah BK sendiri punya etika yang buruk? Nah inilah yang perlu diperhatikan.
Jika demikian, itu artinya tugas BK “istimewa”, dan bisa menjadi hakim untuk memvonis sesama anggota legeslatif?
- Beratnya tugas dan tanggungjawab Badan Kehormatan memerlukan penguatan kewenangan yang dapat menunjang pelaksanaan fungsinya menegakkan citra lembaga ini. Pengaturan terkait Badan Kehormatan harus juga mampu memperkuat dari sisi kelembagaan sehingga kinerjanya dapat ditingkatkan.
- Revisi Paket Undang-undang Politik terutama revisi atas Undang-undang No. 22 tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPRD dan DPD akan meninjau kembali fungsi, kewenangan dari lembagai perwakilan. Proses ini sangat penting dikawal untuk memastikan perubahan yang berarti dari pelaksanaan kewenangan lembaga perwakilan sekaligus alat kelengkapan yang ada di dalamnya, termasuk Badan Kehormatan.
Apakah Anda menganggap ada yang kurang dari Undang-Undang No. 22 Tahun 2003 itu?
- Ketentuan tentang Badan Kehormatan DPR diatur di dalam Undang-undang Susunan Kedudukandan dan Tata Tertib DPR. Pasal 98 UU No. 22 tahun 2003, ayat (2) point (g) mengatur bahwa alat kelengkapan DPR termasuk Badan Kehormatan. Selanjutnya ayat (5) Pasal yang sama disebutkan bahwa pembentukan, susunan, tugas dan wewenang alat kelengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Tata Tertib. Lebih lanjut terkait Tata Tertib ini kemudian diatur di dalam Pasal 102 ayat (4) dimana point (f) dan (1) yang mengatur tentang substansi pengaturan di dalam Tata Tertib yang diantaranya melingkupi persoalan pengaduan dan tugas Badan Kehormatan serta kode etik dan alat kelengkapan lembaga.
- Pengaturan lebih jelas terkait dengan peran, fungsi dan kewenangan alat kelengkapan DPR memang lebih banyak diatur di dalam Tata Tertib. Pengaturan tentang Badan Kehormatan DPR diuraikan pada Bab XIII Pasal 56 sampai dengan Pasal 63 Tata Tertib DPR RI.
- Saya ambil contoh, Pengaturan Kedudukan ada pada Pasal 56, substansi pengaturannya dibentuk sebagai alat kelengkapan, bersifat tetap. Untuk lembaga bersifat tetap seharusnya menjadi pekerjaan utama dari anggota BK, dus artinya tidak boleh “disambi” (tugas sampingan/red) dengan tugas-tugas lain dalam fraksi maupun sebagai anggota legeslatif di komisi-komisi.
- Dan masih ada lagi pasal-pasal menyangkut fungsi dan kewenangan BK yang perlu ditinjau kembali. Saya masih belum bisa menyebutnya sekarang, karena memerlukan penelitian dan analisa hukum lebih mendalam.
Apakah dasar hukum dan kewenangannya sama antara BK DPR-RI dan BK DPRD?
- Sudah jelas ada perbedaan. Dasar Hukum BK-DPRD: UU 22 tahun 2003 (Pasal. 91,94,98), UU 32 tahun 2004 (Pasal. 46-49), PP 25 tahun 2004 (pasal. 38-40, 43,50-51), PP 53 tahun 2005 (Pasal. 38, 50, 51-51C), Tatib dan Kode etik DPRD.
- Jumlah 3-5 orang untuk Kab/kota, 5-7 orang untuk propinsi, proporsional, bersifat tetap, dan komposisinya ditetapkan paripurna, kalau DPR-RI jumlah anggotanya 13 orang.
- Tugas: evaluasi, penyelidikan, verifikasi dan klarifikasi atas aduan.
- Wewenang: Memanggil anggota (terlapor) dan pelapor/saksi, usulan sanksi (ke paripurna) dan rehabilitasi (pimpinan).
- Lingkup: disiplin, etika, moral, sumpah/janji, kode etik, dan pelanggaran tatib.
- Sanksi (oleh paripurna DPRD): Teguran lisan dan tertulis (kepada terlapor), pemberhentian sebagai anggota (sesuai aturan perundangan).
- Sedangkan mekanismenya berdasarkan PP 53 Tahun 2005
Di manakah permasalahan inti yang sering mendera BK?
- Permasalahan Terkait Badan Kehormatan di antaranya, banyak pihak, termasuk elemen masyarakat sangat berharap sekali akan independensi dan peran Badan Kehormatan. Hanya saja, kewenangan yang besar Badan Kehormatan ternyata belum mampu memberikan sanksi yang optimal bagi pelanggaran kode etik dan Tata Tertib. Hal inilah yang membuat BK terlihat tidak cukup optimal dan efektif dalam melaksanakan tugasnya. Di sisi yang lain, adanya Badan Kehormatan dan kerja-kerja yang dilakukan selama ini dalam menegakan kode etik belum dapat menimbulkan efek jera bagi anggota DPR yang “nakal”.
Seperti masyarakat ketahui, ada aleg kita yang berbuat tidak senonoh bahkan pernah korupsi dan terjerat kasus hukum, namun seolah tidak pernah digubris oleh BK. Betulkah?
- Pemimpin dan Badan Kehormatan DPRD harus memberikan perhatian yang serius atas sorotan publik ini karena indikasi tebang pilih dalam penjatuhan sanksi telah memunculkan beragam spekulasi. Akan tetapi perlu dicatat, tidak ada aleg kita yang terjerat dan divonis karena kasus korupsi atau kasus lainnya ketika sedang menjadi aleg. Bila pernah ada yang dihukum, itu adalah vonis atas kasus ketika yang bersangkutan belum menjadi anggota dewan. Secara politik, penerapan sanksi yang berbeda antara kasus yang satu dan yang lainnya akan dipandang diskriminatif.
- Fungsi BK, sepanjang yang bersangkutan berperkara masih banding masih kasasi itu kan belum tetap seharusnya BK menonaktifkan. Lain lagi kalau anggota DPR sudah divonis bersalah secara hukum. Tentu ada konsekuensi dilakukan PAW oleh partainya. Kalau punya kekuatan hukum yang tetap, BK harus memberhentikan. Kalau sudah bebas maka nama baiknya dipulihkan. Keputusan ini dapat dimaknai sebagai perbedaan perlakuan karena beda partai atau bahkan bisa lebih jauh dari itu, yakni sebagai upaya mendiskreditkan partai tertentu. Oleh sebab itu, BK harus bijaksana dan juga harus menjaga pamor partai yang anggotanya bermasalah. Artinya, BK tetap memberikan sanksi namun barangkali saja masyarakat tidak mengetahui hal ini.
- Secara prosedural, pemrosesan kasus yang terjadi di Dewan semisal kasus korupsi tatkala sedang menjabat sebagai aleg, BK harus cepat bak menyambut bola –sama saja dengan pemrosesan kasus lain jangan sampai terkesan pasif dan ogah-ogahan meski isunya sudah cukup santer dibicarakan publik. Keaktifan Badan Kehormatan dalam menyikapi isu etis yang ada di DPR secara prosedural masih menjadi hambatan utama. Dan kami sesama aleg pun menyadari akan hal itu.
Ada kasus seorang aleg kita digrudug massa karena disangkakan melanggar etika dan moralitas. Kenapa BK terkesan diam?
- Badan Kehormatan seharusnya sudah secara aktif menyikapi berbagai laporan justru sebelum hal itu menjadi isu publik dengan mengambil langkah meminta klarifikasi dari anggota yang sedang disoroti berkaitan dengan kasus tersebut. Langkah menunggu bola Badan Kehormatan ini sangat kontraproduktif dalam upaya meningkatkan citra DPR yang kian terpuruk. Ketidakaktifan Badan Kehormatan juga sedikit-banyak berperan dalam ikut membiarkan individu anggota Dewan mendapatkan justifikasi kotor di mata publik, meski mungkin saja yang bersangkutan belum tentu melakukan perbuatan yang melanggar tata tertib atau kode etik Dewan.
- Ke depan, inisiatif harus lebih sering diambil Badan Kehormatan. Jika perlu, Badan Kehormatan harus memiliki “pasukan” pencari fakta untuk menggali kasus-kasus etis di Dewan. Inisiatif ini dapat diambil karena sebenarnya tidak ada larangan untuk melakukan hal ini di dalam Tata Tertib DPRD maupun DPR-RI (pasal 60), tapi sebaliknya kewenangan untuk melakukan klarifikasi cukup jelas (pasal 59). Badan Kehormatan bahkan bisa memberikan masukan untuk perubahan Tata Tertib DPR dan DPRD jika dirasa kurang mendukung kerja-kerjanya, apalagi jelas sekali peran Badan Kehormatan dalam upaya meningkatkan citra Dewan di mata publik.
(Pewawancara: Hamzah Abdillah, Pimred Tabloid dan Situs Berita Online Prigibeach.com).