Trenggalek (prigibeach.com) - Enam orang dokter spesialis di Rumah Sakit Umum Daerah dr Soedomo, Trenggalek, Jawa Timur, mengancam akan mengundurkan diri. Mereka menggelar aksi sebagai bentuk protes atas penunjukan dr Noto Budiyanto sebagai direktur baru mereka. Aksi boikot yang juga diikuti sejumlah dokter umum dan pejabat level menengah di rumah sakit pemerintah itu dilakukan diam-diam, tertutup dengan menyampaikan aspirasi keberatan ke Komisi IV DPRD Trenggalek, Jumat (29/10).
Saat dikonfirmasi melalui selularnya soal aksi tersebut, Pj. Direktur RSUD dr Soedomo, Noto Budianto terkesan menghindar.
"Kita tungu saja setelah pengumuman rolling pejabat oleh Bapak Bupati, Anda akan saya telepon," jawabnya. Hal yang sama juga dilakukan sejumlah dokter spesialis maupun karyawan RSUD lain yang ikut rombongan aksi. Mereka memilih bungkam ketika ditanya tentang materi dialog mereka dengan perwakilan Komisi IV.
"Maaf, kami belum bisa berkomentar," kata salah seorang dokter menolak diwawancarai. Kepastian adanya resistensi atas penunjukan dr Noto Budiyanto sebagai Direktur RSUD dr Soedomo akhirnya diperoleh dari Ketua Komisi IV, Ahmad Jauzy Turseno.
Meski awalnya juga sempat menolak berkomentar, politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Trenggalek ini secara umum membenarkan adanya suara keberatan dari kalangan internal RSUD. Hanya, dia mengatakan objek penolakan itu tidak disampaikan Jauzy secara spesifik.
"Intinya enam dokter spesialis ini mengancam akan mundur dari jabatannya jika penunjukan direktur (RSUD) yang baru tidak tepat," kata Jauzy singkat.
Ia menolak berkomentar kepada media soal materi protes yang mereka dialogkan dengan perwakilan karyawan RSUD di ruang Komisi IV. Ia hanya berjanji akan memberikan keterangan secara mendetail jika prosesi mutasi atau pengambilan sumpah/janji pejabat struktural di pendopo Trenggalek, yang dimulai Jumat siang, sekitar pukul 13.30 WIB selesai.
0 Komentar:
Posting Komentar
Bila Anda suka dengan entry blog ini, sudilah menuliskan komentar di sini.
Terimakasih.