- Bupati H. Soeharto dan Istrinya membagikan “udik-udik” senilai Rp.815 ribu
Trenggalek, Memo
Puncak peringatan Hari Jadi Trenghgalek tahun ini terkesan sederhana namun tetap sakral dan dogmatis dalam nuansa Bulan Suci Ramadhan. Prosesi berlangsung siang hari Senin, (31/08) di Pendapa Trenggalek, serta kirab pusaka mengelilingi alun-alun. Seluruh tamu dan undangan pada acara ini diwajibkan mengenakan pakaian tradisional jawa, begitu juga dengan seluruh dialog pada prosesi menggunakan bahasa jawa.
Prosesi diawali dengan penyerahan pusaka serta bendera kabupaten oleh Bupati Trenggalek H. Soeharto kepada Wakil Bupati Mahsun Ismail S.Ag., MM. untuk diarak mengelilingi alun-alun Trenggalek. Kirab Pusaka diiringi oleh puluhan penabuh rebana berbusana muslim putih-putih. Perwira Kirab, Wabup Mahsun Ismail diikuti para pejabat eselon tiga ke bawah, dengan rute keliling aloon-aloon. Pusaka yang dikirab adalah dua tombak koro welang, tiga songsong tunggul projo, tunggul nogo dan tunggul wibowo. Prasasti Kamulan dan penghargaan Parasamya Purna Karya Nugraha juga ditampilkan.
Sebelum memasuki acara puncak prosesi hari ini, kemarin diselenggarakan rangkaian acara. Mulai dari ziarah makam ke makam para leluhur yakni makam Mbah Kawak di Kelurahan Ngantru; makam Minak Sopal di SentonoGedong, Kelurahan Ngantru. Berikutnya ke makam Kyai Kanjeng Jimat di Aryo Ayu, Kecamatan Pogalan;serta ke Pemakaman Sumber. Ziarah ke makam para leluhur dilakukan Bupati Trenggalek Soeharto, para unsur muspida dan pejabatlain, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Selain ziarah makam, malam hari juga diselenggarakan tahlilan, istighotsah dan diakhiri mocopatan oleh para sesepuh.
Selain semua pejabat dan tokoh masyarakat, hadir pula mantan bupati (1975-1985), mantan bupati Slamet (1990-1995) dan mantan bupati Ernomo (1995-2000). Mantan bupati Mulyadi tak nampak hadir, hanya diwakili istrinya Peny Mulyadi.
0 Komentar:
Posting Komentar
Bila Anda suka dengan entry blog ini, sudilah menuliskan komentar di sini.
Terimakasih.