Reporter : Nanang Masyhari
Trenggalek, Memo
Ironis, sekitar 2 persen penerimaan darah melalui donor darah ke Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Kediri diketahui terkontaminasi penyakit menular, antara lain hepatitis B dan C, spilis dan HIV/AIDS. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Bagian Mobil Unit dan Pembinaan Donor PMI Kabupaten Kediri, Joko Wahyu Wibowo, ketika menggelar safari donor darah di Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri, Selasa (18/8/2009) siang.
Sayangnya, Joko Wahyu Wibowo tidak dapat menyebutkan berapa jumlah total dari 2 persen kantong darah yang terkontaminasi penyakit tersebut. Namun, angka itu dapat diketahui dari total arah yang terkumpul sejumlah 8.000 kantong per tahun. "Maaf, karena yang lebih tahu tentang jumlahnya adalah bagian laboratorium. Darah-darah yang terkontaminasi itu untuk selanjutnya dimusnahkan. Sedangkan pendonornya dipanggil PMI, untuk dibertahukan," terang Joko Wahyu Wibowo.
Lebih lanjut dipaparkan Joko Wahyu Wibowo, safari donor darah ke longkungan dinas dan sekolah dilakukan UTD PMI Kabupaten Kediri dengan alasan menghadapi bulan Ramadhan 1430 Hijriah. "Biasanya permintaan darah pada bulan Ramadan sangat tinggi, khususnya dari luar daerah," tandas Joko Wahyu Wibowo.
Selama bulan Ramadan, imbuh Joko Wahyu Wibowo, kegiatan donor tetap dilakukan oleh UTD PMI Kabupaten Kediri, dengan sasaran para masyarakat non muslim.
Data di UTD PMI Kabupaten Kediri, stok darah saat ini untuk golongan A hanya 90 bungkus, golongan B hanya 209 bungkus, golongan AB 58 bungkus, dan terakhir golongan O sebanyak 190 bungkus. Menurut dia, jumlah tersebut dapat habis hanya dalam waktu tidak sampai sepekan, mengingat setiap hari PMI selalu menerima permintaan darah hingga 25 pasien. (nng/Haz)
0 Komentar:
Posting Komentar
Bila Anda suka dengan entry blog ini, sudilah menuliskan komentar di sini.
Terimakasih.