Ledakan asteroid di Bone, Sulsel, memunculkan kekhawatiran tentang pertahanan Bumi terhadap pengaruh benda angkasa luar.
Kekhawatiran ini lahir karena asteroid yang jatuh di Bone 8 Oktober lalu tidak terlihat oleh teleskop dan bila ukuran asteroid itu lebih besar, maka akan memicu musibah dahsyat.
Asteroid yang jatuh di laut Bone diperkirakan berdiameter 10 meter. Bila diameternya 20 - 30 meter akan menyebabkan kerusakan ekstensif dan menimbulkan kematian.
Sangat sedikit benda angkasa yang diameternya lebih kecil dari 100 meter bisa dilihat teleskop dan didaftar oleh astronom.
Tim Spahr, direktur Pusat Planet Kecil di Cambridge, Massachusetts, memperingatkan bahwa tak dapat dielakkan bahwa asteroid berukuran kecil lolos dari pengamatan. "Bila Anda ingin menemukan objek paling kecil, Anda harus membangun lebih banyak teleskop yang lebih besar,"ujarnya seperti dilansir The Telegraph edisi 27 Oktober 2009.
"Sebuah survei untuk menemukan semua benda berukuran 20 meter kemungkinan akan menghabiskan biaya miliaran dolar," imbuhnya.
Periset di University of Western Ontario menyatakan, asteroid yang jatuh di Bone menampakkan awan debu yang bersinar seperti bola api. Hal serupa juga disaksikan oleh warga Bone.
Sebuah asteroid atau pecahan komet berdiamater 60 meter dipercaya jatuh di dekat Tunguska Event, yang memicu ledakan dahsyat di atas Rusia pada 1908. Ledakan itu diperkirakan setara dengan 10-15 juta ton TNT, cukup untuk membumihanguskan sebuah kota besar.
Gedung Putih akan mengembangkan kebijakan tentang ancaman benda angkasa luar itu menjelang Oktober tahun depan.
0 Komentar:
Posting Komentar
Bila Anda suka dengan entry blog ini, sudilah menuliskan komentar di sini.
Terimakasih.