Reporter : Nanang Masyhari
Trenggalek, Memo
Ironis, Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri tidak dapat mempertahankan benda-benda yang memiliki nilai sejarah. Pemerhati peninggalan sejarah yang akrab dengan sebutan Bagaron (Barok, Gani dan Roni) mencatat, kurang lebih 98 persen benda-benda cagar budaya yang ada di Kota Kediri telah dipugar, dan beralih fungsi.
Rasa prihatin ini disampaikan oleh Ketua pemerhati peninggalan sejarah Imam Mubarok mengatakan, di Kota Kediri saat ini hanya tersisa 11 persen saja benda-benda cagar budaya, yang memiliki nilai sejarah tersebut.
"Kami sangat prihatin sekali dengan banyaknya cagar budaya di Kediri yang telah dihancurkan, dan sekarang beralih fungsi menjadi bangunan seperti Mall, dan pertokoan," tegas Imam Mubarok, yang juga ketua panitia penyelenggara Pameran Kediri Jaman Mbiyen dengan menampilkan 250 koleksi foto yang diambil pada tahun 1879 silam, di Gedung DPRD Kota Kediri, Selasa (28/7/2009) siang.
Bahkan, Imam Mubarok, yang juga seorang jusnalis media di Surabaya ini mengaku telah mengadu ke BP3 Trowulan tentang banyaknya benda-benda yang memiliki nilai sejarah di Kota Kediri yang telah dihancurkan. Sebagai pemerhari, ia berharap segelintir benda-benda yang tertinggal agar dapat dilestarikan, dan menjadi econ Kota Kediri.
Benda-benda cagar budaya yang masih tersisa, menurut Imam Mubarok saat ini pun masih terancam keberadaanya. Seperti, peninggalan lampu Anim-anim di sekitar Alun-alun Kota Kediri,dan sejumlah bangunan di Jl Klenteng-Yosudarso, Kediri.
"Yang kita miliki saat ini hanya beberapa saja diantaranya, GPIB, Gedung Pembantu Gubernur di Jl Jaksa Agung Suprapto, dan Rumah Dinas Kapolwil Kediri. Kita berharap, benda-benda itu terus dipertahankan, dan sebaiknya dikembangkan, seperti kota-kota lain. Anggota Dewan juga mestinya melakukan study banding ke kota lain, untuk mengembangkan benda-benda cagar budaya," harapan Imam.
Secara terpisah, Kabag Humas Pemkot Kediri Nurmuhyar mengatakan, Pemda Kediri tetap mengupayakan untuk melestarikan dan mengembangkan benda-benda cagar budaya tersebut. "Kita tetap melestarikannya, karena benda-benda tersebut memiliki nilai historis, dan budaya bersejarah, namun selama ini terkedala masalah komunikasi dengan pemilik lahan," terangnya. (nng/Haz)
Rasa prihatin ini disampaikan oleh Ketua pemerhati peninggalan sejarah Imam Mubarok mengatakan, di Kota Kediri saat ini hanya tersisa 11 persen saja benda-benda cagar budaya, yang memiliki nilai sejarah tersebut.
"Kami sangat prihatin sekali dengan banyaknya cagar budaya di Kediri yang telah dihancurkan, dan sekarang beralih fungsi menjadi bangunan seperti Mall, dan pertokoan," tegas Imam Mubarok, yang juga ketua panitia penyelenggara Pameran Kediri Jaman Mbiyen dengan menampilkan 250 koleksi foto yang diambil pada tahun 1879 silam, di Gedung DPRD Kota Kediri, Selasa (28/7/2009) siang.
Bahkan, Imam Mubarok, yang juga seorang jusnalis media di Surabaya ini mengaku telah mengadu ke BP3 Trowulan tentang banyaknya benda-benda yang memiliki nilai sejarah di Kota Kediri yang telah dihancurkan. Sebagai pemerhari, ia berharap segelintir benda-benda yang tertinggal agar dapat dilestarikan, dan menjadi econ Kota Kediri.
Benda-benda cagar budaya yang masih tersisa, menurut Imam Mubarok saat ini pun masih terancam keberadaanya. Seperti, peninggalan lampu Anim-anim di sekitar Alun-alun Kota Kediri,dan sejumlah bangunan di Jl Klenteng-Yosudarso, Kediri.
"Yang kita miliki saat ini hanya beberapa saja diantaranya, GPIB, Gedung Pembantu Gubernur di Jl Jaksa Agung Suprapto, dan Rumah Dinas Kapolwil Kediri. Kita berharap, benda-benda itu terus dipertahankan, dan sebaiknya dikembangkan, seperti kota-kota lain. Anggota Dewan juga mestinya melakukan study banding ke kota lain, untuk mengembangkan benda-benda cagar budaya," harapan Imam.
Secara terpisah, Kabag Humas Pemkot Kediri Nurmuhyar mengatakan, Pemda Kediri tetap mengupayakan untuk melestarikan dan mengembangkan benda-benda cagar budaya tersebut. "Kita tetap melestarikannya, karena benda-benda tersebut memiliki nilai historis, dan budaya bersejarah, namun selama ini terkedala masalah komunikasi dengan pemilik lahan," terangnya. (nng/Haz)
0 Komentar:
Posting Komentar
Bila Anda suka dengan entry blog ini, sudilah menuliskan komentar di sini.
Terimakasih.