Trenggalek, Memo
Kematian Siswanto (45) tukang ojek yang biasa mangkal di terminal bus Tulunggagung warga Rt 07 Rw 03 Desa Sukorame Kecamatan Gandusari Trenggalek menyimpan Tanya bagi keluarga, bapak dua anak itu di laporkan tewas di bunuh di Desa Bungkur Kecamatan Sumbergempol Tulungagung.
Carina Dwi Ristiani (18) anak nomor dua korban, tidak kuat lagi menyembunyikan amarahnya melihat jasad bapaknya Siswanto tiba dirumah duka dengan nyawa tak ada lagi di badan, apalagi di temukan luka robek bekas tusukan senjata tajam dan sekujur tubuh lebam bekas luka penganiayaan.
Ristiani mengaku bapaknya menekuni pekerjaan jadi tukang ojek sudah lama sekali, kurang lebih 9 – 10 tahun, sebelum bapaknya meninggal, dia samasekali tidak mendapatkan firasat apapun, baru senin pagi saat di lihat bapaknya belum pulang, perasaannya menjadi was-was, lantas menyempatkan SMS ke HP bapaknya, menanyakan keberadaannya.
Tak berapa lama di balas, namun balasannya menanyakan siapa dirinya, lantas di jawab, “ Aku anaknya,” kemudian ada balasan lagi yang berbunyi, “ Cewek aja belum punya kok di bilang punya anak, “ karena ke ganjilan jawaban dari SMS tersebut prasaanya semakin tidak karuan, akhirnya Ristiani berangkat ke Tulungagung untuk mencari bapaknya, dan akhirnya sampailah berita duka tersebut yang di sampaikan oleh pamannya.
Ristiani mengatakan akibat peristiwa itu hingga kini kondisi ibunya masih sok, belum bisa diajak bicara, kami sekeluarga juga tidak tahu harus marah pada siapa, karena polisi masih melakukan penyelidikan siapa pelakunya, kalau nanti tertangkap mudah-mudahan pelaku di hukum seberat-beratnya, kalau bisa seumur hidup, pinta Ristiani sambil mengusap air mata.(Haz)
Kematian Siswanto (45) tukang ojek yang biasa mangkal di terminal bus Tulunggagung warga Rt 07 Rw 03 Desa Sukorame Kecamatan Gandusari Trenggalek menyimpan Tanya bagi keluarga, bapak dua anak itu di laporkan tewas di bunuh di Desa Bungkur Kecamatan Sumbergempol Tulungagung.
Carina Dwi Ristiani (18) anak nomor dua korban, tidak kuat lagi menyembunyikan amarahnya melihat jasad bapaknya Siswanto tiba dirumah duka dengan nyawa tak ada lagi di badan, apalagi di temukan luka robek bekas tusukan senjata tajam dan sekujur tubuh lebam bekas luka penganiayaan.
Ristiani mengaku bapaknya menekuni pekerjaan jadi tukang ojek sudah lama sekali, kurang lebih 9 – 10 tahun, sebelum bapaknya meninggal, dia samasekali tidak mendapatkan firasat apapun, baru senin pagi saat di lihat bapaknya belum pulang, perasaannya menjadi was-was, lantas menyempatkan SMS ke HP bapaknya, menanyakan keberadaannya.
Tak berapa lama di balas, namun balasannya menanyakan siapa dirinya, lantas di jawab, “ Aku anaknya,” kemudian ada balasan lagi yang berbunyi, “ Cewek aja belum punya kok di bilang punya anak, “ karena ke ganjilan jawaban dari SMS tersebut prasaanya semakin tidak karuan, akhirnya Ristiani berangkat ke Tulungagung untuk mencari bapaknya, dan akhirnya sampailah berita duka tersebut yang di sampaikan oleh pamannya.
Ristiani mengatakan akibat peristiwa itu hingga kini kondisi ibunya masih sok, belum bisa diajak bicara, kami sekeluarga juga tidak tahu harus marah pada siapa, karena polisi masih melakukan penyelidikan siapa pelakunya, kalau nanti tertangkap mudah-mudahan pelaku di hukum seberat-beratnya, kalau bisa seumur hidup, pinta Ristiani sambil mengusap air mata.(Haz)
0 Komentar:
Posting Komentar
Bila Anda suka dengan entry blog ini, sudilah menuliskan komentar di sini.
Terimakasih.