Reporter : Nanang Masyhari
Pelaksanaan lelang terbuka proyek konstruksi bernilai milliyaran yang digelar Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Kediri, Senin (13/7/2009) terpaksa dihentikan. Menyusul kericuhan yang terjadi antara ratusan peserta lelang. Akibatnya, panitia lelang menghentikan pengumuman, dan mengamankan draf pengajuan ke dalam brankas.
Ketua Panitia Lelang Wijanto mengatakan, pengumuman lelang secara terbuka terpaksa dihentikan, sampai ada pengumuman kedepan. "Kami akan berkoordinasi dahulu dengan pimpinan. Dan pengumuman akan dilanjutkan kembali, sampai ada keputusan lebih lanjut," kata Wijanto.
Lelang terbuka proyek yang didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Kediri tersebut, diikuti oleh kurang lebih 200 peserta dari CV maupun PT. Proyek konstruksi yang dilelang sebanyak 26 item. Kericuhan berawal saat seorang peserta lelang, menginginkan aturan main lelang diterapkan, diantaranya administrasi rekanan harus mengantongi asuransi kesehatan. Tiba-tiba, peserta lain terpicu dan menjadi berang, sampai akhirnya terjadi adu mulut.
Padahal, saat itu baru tiga item saja, yang telah diumumkan. Ketegangan terus terjadi, sampai akhirnya pantia lelang menutup acara itu. "Ya, panitia bijaksana, dan kita serahkan semua ini kepada panitia," celetuk Tom, salah satu peserta.
Sementara itu, Tg, salah satu peserta lelang yang tidak menginginkan namanya dimunculkan mengaku, jika prosedur lelang terbuka itu dijalankan dengan baik, maka banyak peserta yang merasa ketakutan. Pasalnya, sejumlah administrasi tidak dimiliki. (nng)
Ketua Panitia Lelang Wijanto mengatakan, pengumuman lelang secara terbuka terpaksa dihentikan, sampai ada pengumuman kedepan. "Kami akan berkoordinasi dahulu dengan pimpinan. Dan pengumuman akan dilanjutkan kembali, sampai ada keputusan lebih lanjut," kata Wijanto.
Lelang terbuka proyek yang didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Kediri tersebut, diikuti oleh kurang lebih 200 peserta dari CV maupun PT. Proyek konstruksi yang dilelang sebanyak 26 item. Kericuhan berawal saat seorang peserta lelang, menginginkan aturan main lelang diterapkan, diantaranya administrasi rekanan harus mengantongi asuransi kesehatan. Tiba-tiba, peserta lain terpicu dan menjadi berang, sampai akhirnya terjadi adu mulut.
Padahal, saat itu baru tiga item saja, yang telah diumumkan. Ketegangan terus terjadi, sampai akhirnya pantia lelang menutup acara itu. "Ya, panitia bijaksana, dan kita serahkan semua ini kepada panitia," celetuk Tom, salah satu peserta.
Sementara itu, Tg, salah satu peserta lelang yang tidak menginginkan namanya dimunculkan mengaku, jika prosedur lelang terbuka itu dijalankan dengan baik, maka banyak peserta yang merasa ketakutan. Pasalnya, sejumlah administrasi tidak dimiliki. (nng)
1 Komentar:
Wah, Pak Hamzah, lelang terbuka yang dilaksanakan di Trenggalek, sebenarnya juga sering "plintat-plintut". Tapi kok gak pernah diliput media, ya?
Kami kontraktor jasa konstruksi di Trenggalek merasa kecewa dengan kinerja birokrat kita, Bos.
Posting Komentar
Bila Anda suka dengan entry blog ini, sudilah menuliskan komentar di sini.
Terimakasih.