Reporter : Nanang Masyhari
Pelaksanaan Penerimaan Siswa Baru (PSB) melalui jalur Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kota Kediri dikeluhkan wali murid. Menyusul, adanya tujuh buah bangku kosong yang ditengarai akan diperuntukkan bagi Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Kediri. Bahkan, rumor berkembang, bangku tersebut diduga akan dijual?
RUS, salah seorang wali murid asal Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri mengatakan, ia sempat protes terhadap pihak SMA Negeri II, agar tujuh buah bangku kosong itu diperuntukkan untuk siswa baru, yang tidak lolos RSBI saja. "Tapi, sekolah malah menjawab bahwa ke-tujuh bangku kosong itu untuk dinas," ujar, wali murid, yang anaknya tidak lolos pada PSB SMA II melalui jalur RSBI ini, ketika dikonfirmasi - Kamis (9/7/2009) siang.
RUS, yang meminta agar identitasnya disembunyikan mengaku, rumor berkembang di kalangan wali murid, bahwa ke-tujuh bangku kosong itu ada dugaan akan diperjual belikan. "Iya, kabarnya demikian, itu beredar di kalangan wali murid," papar RUS, yang mengaku anaknya akhirnya masuk melalui jalus regular.
Sementara itu, Kabid Menengah Dinas Pendidikan Kota Kediri Heri Siswanto saat dikonfirmasi mengaku, menjamin bahwa ketujuh bangku kosong itu akan tetap aman, dan tidak diperjual-belikan. "Silahkan, silahkan cek, kalau memang sudah diisi siswa," tegas Heri Siswanto, ditemui di SMA N II.
Heri Siswanto menjamin, bahwa ketujuh bangku tersebut akan tetap kosong, sampai kapanpun, selama tidak ada pertukaran siswa klas RSBI dari luar daerah. "Semuanya bisa mengontrol, dan mengawal," bebernya. Heri Siswanto, juga menampik rumor adanya indikasi jual-beli bangku kosong itu. "Kita awasi, dan kita jamin, tidak akan ada praktik demikian," tegasnya.
Menurut keterangan panitia RSBI SMA N II Kota Kediri, semua kelas SMA N II merupakan RSBI. Dari 287 peserta yang diterima pada PSB kemarin, tujuh tidak mendaftar ulang, sehingga tetap kosong. (nng)
2 Komentar:
Yth. Bapak Hamzah, Pimred Memo Trenggalek.
Dengan hormat, kami beritahukan, praktek KKN dan "main mata" juga terjadi di Trenggalek pada waktu PSB. Jalur PMDK sangat sarat dengan unsur "kedekatan" dan "duit". Penerimaan siswa PMDK tidak sesuai dengan aturan. NUN siswa ada yang rendah, dan tidak punya piagam bukti prestasi bisa diterima di SMAN favorit. Bagaimana Pak itu?!
Kami orang tua murid yang dikecewekan sistem PSB, sangat nelangsa dan sakit hati. Kami merasa tidak ada tempat mengadu. Instansi yang membawahi sekolah pasti juga melindungi sistem PSB yang amburadul, dengan dalih aturan - aturan dan aturan. Kemana kami harus mengadu, Pak?!
Posting Komentar
Bila Anda suka dengan entry blog ini, sudilah menuliskan komentar di sini.
Terimakasih.