> Beasiswa Amrik Sampai 12 November | Prigibeach Trenggalek

Beasiswa Amrik Sampai 12 November

Surabaya, PrigiBeach.com

The Indonesian International Education Foundation (IIEF), organisasi nirlaba Indonesia yang bergerak dalam bidang pengembangan dan pertukaran pendidikan, kembali menyampaikan informasi program beasiswa;

Beasiswa yang ditawarkan untuk program pendidikan S1, S2, dan S3 serta program profesi (peneliti, jurnalis, aktivis HAM, dll). Menimba pengalaman dan ilmu dari negeri orang adalah dambaan banyak mahasiswa.

Berbagai cara dilakukan baik dengan biaya sendiri maupun melalui kesempatan memperoleh beasiswa. Kemarin (22/10) di Auditorium Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Surabaya, diadakan sosialisasi beasiswa. Acara tersebut adalah buah kerjasama jurusan bahasa dan sastra inggris dan pihak The Indonesian International Education Foundatiom (IIEF) selaku pemberi beasiswa.

Sejatinya, IIEF memilki banyak program beasiswa yang memberi kesempatan untuk berbagai kalangan, tak hanya mahasiswa. Namun pada kesempatan itu, yang menjadi sentral pembicaraan adalah beasiswa bagi mahasiswa untuk belajar bahasa inggris di Amerika. Nama beasiswa itu Indonesia English Language Study Program (IELSP). Beasiswa itu memungkinkan sang penerima menetap selama delapan minggu atau sekitar 2 bulan di rantau.

“Tahun-tahun yang lalu, sosialisasi macam ini hanya dilakukan melalui pamflet di papan pengumuman” ujar Asrori, salah satu staf pengajar jurusan. Dia berharap, dengan adanya sosialisasi yang langsung menghadirkan pihak penyelenggara program, para mahasiswa yang berminat mendaftar lebih banyak. Sehingga peluang Unesa kembali terwakilkan di program itu juga lebih besar.

“Siapapun dia, asal mahasiswa aktif minimal semester lima bisa mendaftar,” terang Wiati Rahayu, Paper-Based Test Coordinator IIEF. Perempuan itu lalu menjelaskan tentang terbukanya peluang dari jurusan apapun. Untuk periode depan yang pendaftaraannya ditutup tanggal 12 november, akan dicari 60 orang mahasiswa. Mahasiswa itu kemudian akan disebar ke berbagai universitas di amerika. Penetuan tempat mutlak hak penyelenggara. Selain belajar dan mengembangkan kemampuan berbahasa inggris, mereka pun dikenalkan pada budaya amerika. Dalam sebuah testimoni alumnus, diceritakan bahwa dia tidak lagi suka mengotak-ngotakkan perbedaan, uatamanya perbedaan kultur. Hal senada juga diungkapkan oleh salah seorang mahasiswi jurusan pendidikan bahasa inggris yang beberapa lalu lolos seleksi dan mengikuti program ini.

“Saya tidak lagi menjadi rasis”, ucap Rizqiliyah Issabela. Rizki belajar di Ohio dari april sampai juni 2009. Gadis yang berasal dari jombang itu menuturkan beraneka pengalamannya selama di negeri paman sam. Dia berpendapat, di sana kualitas manusia Indonesia dan orang asing sama saja. Andai orang Indonesia mampu berbahasa inggris dengan baik, dia akan bisa bersaing di negara adidaya itu. Perempuan berkulit putih itu tak lupa berbagi pengalaman-pengalaman seru. Salah satunya perihal pengalamannya di Cave Old Man. tempat itu ternyata beraroma takhayul. Dia mengaku baru tahu, ternyata di Amrik juga ada hal-hal takhayul.

“Tapi saya tidak tahu persis ceritanya. Yeah, whatever” ujarnya. Salah satu peserta yang sedang duduk di semester tujuh, berniat mengirim aplikasi pendaftaraan secepat-cepatnya. Dia sudah bertekad apapun yang hasilnya, formulir tetap harus dikirim.

“Yang penting sudah mencoba. Kalau tidak nyoba sama sekali, saya pasti nyesal.” urai Devi yang baru-baru ini memenangkan sebuah lomba debat berbahasa inggris tingkat nasional di Aceh.

Aan yang masih di semester tiga, kontan tak bisa mendaftar. Dia belum memenuhi syarat. Namun dia tidak merasa seminar yang baru dia datangi sia-sia. “Paling tidak ini menjadi gambaran. Siapa tahu tahun depan ada lagi, saya sudah tahu syaratnya dan siap mendaftar” katanya.

Para peserta program beasiswa ini nantinya akan seratus persen dibiayai oleh IIEF. Mereka hanya mengeluarkan uang saat mengikuti test TOEFL atau TOEFL.ITP. juga biaya pasport. Passport hanya dibuat bila peserta sudah dipastikan berangkat. Selebihnya, Yayasan pendidikan yang memiliki hubungan baik dengan The Institute of International Education (organisasi nirlaba terbesar di dunia dalam bidang pendidikan) ini yang akan menanggung.

Wiati Rahayu mewanti-wanti agar peserta tidak sembarang ikut tes Toefl. Mengingat sekarang banyak tempat yang mengaku melayani tes itu, ternyata tidak memunyai ijin dari Educational Testing Service, lembaga yang bertanggung jawab atas kevalidan tes Toefl di seluruh dunia. Ada banyak persyaratan administratif seperti transkrip nilai selama berkuliah, rekomendasi universitas, surat keterangan aktif berkuliah, dan sebagainya. Namun persyaratan itu relatif mudah dipenuhi.
“Kalau nanti setelah saya meninggalkan ruang ini masih ada yang belum jelas, silakan liat di website www.iief.or.id. Formulir pendaftaran juga bisa di unduh dari website itu” ucapnya. (ded).



0 Komentar:

Posting Komentar

Bila Anda suka dengan entry blog ini, sudilah menuliskan komentar di sini.
Terimakasih.