Trenggalek, PrigiBeach.com
Direktur RSUD dr. Soedomo Trenggalek, dr. Agus Harijono Sp.PD membantah tegas bila dirinya kebagian duit hasil pungutan luar (pungli) yang terjadi di lingkungan Rumah Sakit itu. Bahkan dia menandaskan agar seluruh staf rumah sakit tidak melakukan tindakan yang merusak citra pemerintah dan paramedis di Trenggalek.
“Ndak benar jika saya kebagian 2,5 persen dari hasil penjualan itu (pungli/red). Tidak pernah saya melakukan seperti itu,” katanya. Agus mengakui memang dirinya pernah mendapat pemberitahuan tentang pungli di rumah sakit ini melalui sms di HP-nya. Begitu menerima, dia memanggil kepala ruangan untuk menjelaskan masalahnya.
Agus menambahkan, dia juga mewanti-wanti kepada stafnya agar tidak melakukan penarikan di luar biaya yang sudah ditetapkan. Pesan itu disampaikan saat apel pagi. “Saya juga membuat surat peringatan,” katanya meyakinkan.
Selama ini, masyarakat terutama keluarga pasien rawat inap di RSUD Dr. Sudomo Trenggalek sangat terbebani oleh biaya-biaya yang harus mereka bayar. Dari penjelasan oknum rumah sakit, biaya tersebut dikatakan sebagai pengganti beberapa perlengkapan seperti ember dan lainnya. "Kata para perawat uang hasil penjualan itu masuk Koperasi Pegawai rumah sakit, Mas," ujar Rodiyah (51) keluarga pasien dari Desa Sukowetan, Karangan.
Walaupun membantah telah menerima jatah, namun secara implisit dr. Agus mengakui bila semua itu demi meningkatkan pelayanan di RSUD dr. Soedomo. Agus berjanji akan mengevaluasi dan mengawasi kinerja semua stafnya.
“Kalau dikatakan tidak tahu, satu sisi tetap menjadi tanggung jawab saya. Jadi saya kembalikan sepenuhnya pada Pak Bupati saja, saya sudah berusaha maksimal,” ujar Agus. (hab)
Direktur RSUD dr. Soedomo Trenggalek, dr. Agus Harijono Sp.PD membantah tegas bila dirinya kebagian duit hasil pungutan luar (pungli) yang terjadi di lingkungan Rumah Sakit itu. Bahkan dia menandaskan agar seluruh staf rumah sakit tidak melakukan tindakan yang merusak citra pemerintah dan paramedis di Trenggalek.
“Ndak benar jika saya kebagian 2,5 persen dari hasil penjualan itu (pungli/red). Tidak pernah saya melakukan seperti itu,” katanya. Agus mengakui memang dirinya pernah mendapat pemberitahuan tentang pungli di rumah sakit ini melalui sms di HP-nya. Begitu menerima, dia memanggil kepala ruangan untuk menjelaskan masalahnya.
Agus menambahkan, dia juga mewanti-wanti kepada stafnya agar tidak melakukan penarikan di luar biaya yang sudah ditetapkan. Pesan itu disampaikan saat apel pagi. “Saya juga membuat surat peringatan,” katanya meyakinkan.
Selama ini, masyarakat terutama keluarga pasien rawat inap di RSUD Dr. Sudomo Trenggalek sangat terbebani oleh biaya-biaya yang harus mereka bayar. Dari penjelasan oknum rumah sakit, biaya tersebut dikatakan sebagai pengganti beberapa perlengkapan seperti ember dan lainnya. "Kata para perawat uang hasil penjualan itu masuk Koperasi Pegawai rumah sakit, Mas," ujar Rodiyah (51) keluarga pasien dari Desa Sukowetan, Karangan.
Walaupun membantah telah menerima jatah, namun secara implisit dr. Agus mengakui bila semua itu demi meningkatkan pelayanan di RSUD dr. Soedomo. Agus berjanji akan mengevaluasi dan mengawasi kinerja semua stafnya.
“Kalau dikatakan tidak tahu, satu sisi tetap menjadi tanggung jawab saya. Jadi saya kembalikan sepenuhnya pada Pak Bupati saja, saya sudah berusaha maksimal,” ujar Agus. (hab)
0 Komentar:
Posting Komentar
Bila Anda suka dengan entry blog ini, sudilah menuliskan komentar di sini.
Terimakasih.