> LBE Rangsang Entrepreneurship | Prigibeach Trenggalek

LBE Rangsang Entrepreneurship

Surabaya, PrigiBeach.com

Lab Based Education (LBE) Development atau pendidikan berbasis laboratorium mampu menumbuhkan jiwa entrepreneurship. Hal itu diungkapkan oleh Dr. Adi Soeprijanto, MT. Ketika menjadi pembicara dalam Seminar on Intelegent Technology and Its Aplication (SITIA) 2009. Seminar tekhnologi yang digagas oleh himpunan mahasiswa tekhnik elektro ITS tersebut diadakan beberapa waktu lalu di Regency Mainhall lantai 3 Garden Palace Hotel Surabaya.

LBE adalah sebuah cara mengakrabkan mahasiswa atau anak didik pada laboratorium. Sama artinya dengan membuat mereka selalu ingin berkreasi di laboratorium. Dengan seringnya belajar dan berinteraksi dengan tempat ilmiah tersebut, mereka akan terdorong untuk menemukan hal-hal baru. Tekhnologi baru yang tepat guna pada akhirnya akan melahirkan peluang usaha.

“Ide-ide cemerlang akan lahir di laboratorium” General Chairman of SITIA 2009, Mochamad Hariadi, ST. M.Sc. PhD memberi komentar. Dia juga menambahkan Jepang menjadi negeri maju salah satunya karena memiliki metode belajar macam itu. Dia berpendapat, mahasiswa atau anak didik akan terpasung imajinasinya bila hanya berkutat dengan teori di dalam kelas. Di laboratorium, pikiran akan terangsang untuk bereksperimen. Dengan mencetuskan sebuah penemuan, selanjutnya seseorang akan terbimbing untuk bertanggung jawab dalam mengembangkan penemuan tersebut. Di sinilah lahir pula jiwa leadership.

“Baik entrepreneurship maupun leadership sebenarnya sudah ada dalam diri setiap orang, meski kadang tidak nampak. Nah, LBE akan membangkitkannya” imbuh pria yang juga dosen di ITS itu.

Sri Kliwati, seorang partisipan atau pengunjung seminar juga berpendapat bahwa pendidikan model itu akan sangat membangun jiwa bisnis dan wiraswasta. Sebab akan memancing kreatifitas yang inovatif. Dia juga menilai sistem pendidikan seperti itu akan membuat peserta didik lebih dekat dengan dosen.

“Di Laboratorium komunikasi dosen dan mahasiswa akan terasa lebih intim” ujar wanita yang didelegasikan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Jakarta itu.
Ada dua pembicara kunci yang turut serta. Mereka adalah Prof.DR. Tsuyoshi Usagawa dari Kumamoto University Jepang, dan DR. Michael Wilkinson dari Groningen University Netherland.

SITIA adalah sebuah seminar tahunan yang rutin diadakan. Tahun ini adalah tahun kesepuluh. Dendi Pramana, ketua panitia berucap bahwa dari tahun ke tahun forum ini tak pernah sepi peminat. Hal itulah yang menyebabkan kegiatan ini tetap awet.

“Ini bukan sekadar tradisi, namun para pencinta tekhnologi nampaknya membutuhkan ruang ekspresi semacam ini”

Selain menghadirkan diskusi-diskusi yang dinarasumberi oleh para pakar, SITIA juga memberi kesempatan pada khalayak umum untuk memamerkan karya-karya tepat guna berbasis tekhnologi. SITIA tahun ini membuka dua sesi pameran. Yaitu Poster Session dan Oral Session. Peserta pameran di Poster Session memersiapkan banner atau poster berisi penjelasan tentang masing-masing ciptaan yang akan dipajang di area pameran. Sedangkan peserta pameran di Oral Session harus siap mempresentasikan karya-karya mereka secara langsung pada penikmat tekhnologi yang hadir.

“Seminar ini memberi ruang untuk berekspresi dan berkreasi khususnya dalam bidang tekhnologi” ucap Arif Muntasa, seorang dosen dari Universitas Trunojoyo yang juga peserta pameran Oral Session.(ded)

0 Komentar:

Posting Komentar

Bila Anda suka dengan entry blog ini, sudilah menuliskan komentar di sini.
Terimakasih.