Blitar (prigibeach.com) - Hujan yang mengguyur Setojayan Jum'at (20/11) menyebabkan air sungai meluap dan meruntuhkan pondasi bangunan sekolah SMPN 2 Sutojayan. Akibatnya bangunan 4 ruang kelas di sekolah itu menggantung di atas sungai yang mengalir di belakang sekolah.
Bangunan SMPN 2 Sutojayan sendiri memang berada di daerah aliran sungai (DAS). Sekolah ini bersinggungan langsung dengan dua aliran sungai yang deras. Yakni, sungai Bogel dan anak sungai Bogel dari Kebonduren yang bertemu membentuk satu pusaran air tepat di pojok belakang sekolah. "La iya, musim hujan baru datang saja (pondasi) sudah ambrol lagi," kata Imam Sopingi, kepala SMPN 2 Sutojayan, kemarin.
Untuk menghindari ambruknya gedung, pihak sekolah bersama dengan Komite harus bertindak segera. Kemarin, pihak sekolah telah melakukan pengukuran bangunan yang hilang karena banjir. Antara lain, lahan dengan diameter 10 M2, pondasi dan pagar sepanjang 18 meter dengan kedalaman 3,5 meter amblas. "Untuk kerugian material kami prediksikan mencapai Rp 50 juta," kata Imam.
Peristiwa hilangnya pagar dan pondasi sekolah terseret banjir ini sudah dua kali terjadi. Sebelumnya pernah pada bulan April lalu tapi tidak sebesar sekarang. Walaupun demikian, amburknya pagar sekolah yang dulu sempat membuat salah satu siswa terjatuh. Keterangan dari salah seorang staf guru Sutikno, salah satu siswa yang nyemplung sungai karena terpeleset. "Alhamdulillah ndak sampai luka. Tapi jadinya ya basah dan kotor," kata Sutikno.
Sementara itu, Imam Sopingi mengaku, April lalu telah melaporkan adanya tanah longsor akibat arus sungai Bogel yang deras dari pembukaan parit bendungan Lodoyo di Serut. Surat laporan beserta tembusan disampaikan ke Dinas Pendidikan (Dikda) Kabupaten Blitar, Kecamatan Sutojayan, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Blitar, Pemkab Blitar, DPRD Kabupaten Blitar serta kepolisian. Laporan itu rupanya langsung ditanggapi oleh dinas terkait.
Laporannya tidak mendapat tanggapan yang serius. Hanya mengukur kerusakan tapi tidak ditindaklanjuti dengan perbaikan. Akhirnya, pihak sekolah sendiri yang mengambil tindakan memperbaiki pondasi bangunan untuk menahan laju arus sungai. "Swadaya dengan komite menguruk longsoran tersebut. Termasuk membangun pagar yang sekarang telah ambles lagi," tambah Imam.
Kejadian yang berlangsung Jum,at malam kemarin telah dilaporkan pihak sekolah pada kepolisian. "Saya ndak mau akhirnya disalahkan lagi karena dituduh tidak buat laporan," jelas Imam. Selain itu, juga kepada pihak Dikda dan instansi terkait.
Dinas Pendidikan Bantah Adanya Laporan
Kepala Dinas Pendidikan Daerah (Dikda) Kabupaten Blitar Rijanto mengaku belum menerima laporan peristiwa longsornya pondasi bangunan SMPN 2 Sutojayan. "Saya tahunya malah dari anda. Belum ada laporan masuk," kata Rijanto saat dikofirmasi wartawan, Sabtu(21/11).
Rijanto menjelaskan, longsornya tanah bangunan termasuk dalam kondisi darurat. Untuk itu, dia menyarankan pihak sekolah segera berkoordinasi dengan pihak Kecamatan Sutojayan. Yakni, untuk mengadakan musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) mengenai pembangunan di DAS tanggul untuk menahan laju arus Sungai Bogel tersebut. "Itu (pembangunan DAS) merupakan proyek besar. Dikda tak punya kewenangan untuk bertindak lebih jauh," ujar Rijanto kemarin.
Sejauh ini, kata Rijanto, sebagai atasan yang mengayomi seluruh instansi pendidikan Kabupaten Blitar telah berusaha berkoordinasi. Termasuk langkah konfirmasi yang dilakukan tentang kejadian pada April lalu. "Sekali lagi itu proyek besar. Karena keadaan telah darurat seharusnya segera dilaporkan pada instansi terkait,yakni Dinas PU dan Dinas Bina Marga (Pengairan)," kata Rijanto.(ary)
0 Komentar:
Posting Komentar
Bila Anda suka dengan entry blog ini, sudilah menuliskan komentar di sini.
Terimakasih.