> Teras Ambruk, 3 Siswa Terkapar | Prigibeach Trenggalek

Teras Ambruk, 3 Siswa Terkapar

Blitar, PrigiBeach.com

Malang menimpa Valeria Anggun (14), Cholifia Intan (14) dan Rani (14), tiga orang siswa klas VIII E SMP Negeri 6 Blitar. Kamis (8/10/2009), ketiganya dilarikan ke RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar setelah tertimpa teras depan kelas yang ambruk.

Berdasarkan informasi yang diperoleh PrigiBeach.com, mereka mengalami luka di bagian kepala, tapi 1 diantaranya yaitu di Rani sudah boleh pulang. Sementara itu, musibah ambruknya teras sekolah di Jl Sudanco Supriadi ini terjadi sekitar pukul 11.00 WIb, tepatnya usai jam istirahat sekolah.

Menurut keterangan Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Terbuka SMPN 6 Imam Sajuri, saat kejadian itu 3 orang siswanya berada di depan kelas. Karena seperti biasa, setelah bel kembali masuk, masih ada siswa yang keluar masuk membuang sampah ke kotak sampah, di depan kelas.

"Brukk, ketiga siswa ini tepat berada di bawahnya. Ada suara minta tolong, saya langsung berlari, lalu membawa ketiganya ke rumah sakit dengan menggunakan mobil operasional sekolah," terang Wakasek Terbuka SMP N 6 Blitar.

Imbuh Imam, sejak sekolah ini didirikan pada jaman Belanda 1911 silam, belum pernah direhab, sehingga dipastikan kejadian itu karena kayunya yang sudah lapuk. Bangunan SMPN 6 ini, dulunya memang bekas bangunan markas tentara Belanda, kemudian jaman penjajahan Jepang dijadikan markas tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Blitar. “Bahkan sejak beberapa tahun terakhir, sekolah sudah mengajukan anggaran rehab teras sekolah tapi selalu ditolak oleh Pemkot Blitar dengan alasan masuk bangunan cagar budaya,” ungkap Imam

Sementara itu, Rani yang diperbolehkan pulang mengatakan, musiba itu terjadi sesaat setelah jam istirahat. 2 temannya, Valeria dan Cholifia sedang membuang sampah di tempat sampah depan kelasnya, lantas ada suara gemuruh genting berjatuhan. "Lalu saya keluar kelas melihat apa yang ambruk, tiba-tiba kepala saya tertimpa plafon asbes dan terdorong masuk ke dalam kelas," ujar Rani

Karena jendela dan pintu tertutup runtuhan plafon serta teras yang ambruk, sekitar 38 siswa di dalamnya sempat panic dan berteriak-teriak. Mereka berhasil keluar setelah menjebol asbes dengan palu. Setelah kejadian itu, pihak sekolah langsung lapor ke Dinas Pendidikan (Dindik) Blitar.

Kemudian pihak Dindik meninjau lokasi, dan meminta untuk sementara 6 kelas yang berada satu deret dengan kelas yang terasnya ambruk agar dikosongkan. “Mulai besok akan dilakukan pengaturan masuk bagi siswa kelas VII dan VIII. Kelas VII masuk siang dan kelas VIII masuk pagi,” pungkas Imam. (nng/pbc)

0 Komentar:

Posting Komentar

Bila Anda suka dengan entry blog ini, sudilah menuliskan komentar di sini.
Terimakasih.