Ponorogo, PrigiBeach.com
Seorang TKI asal Indonesia, Kabul Winarto (39) dikabarkan tewas tertimbun longsor tanah saat membangun selokan rumah di Malaka. Kabar korban asal Dusun Klangi Desa Josari Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo tewas diterima kakaknya, Marimin (42).
Kabar meninggalnya korban itu kali pertama diterima oleh kakak korban warga Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Badegan, Ponorogo pada Senin siang itu juga.
"Senin (2/11/2009) kemarin siang saya terima telpon dari keponakannya yang juga di Malaysia yang mengabarkan kalau adik saya meninggal tertimbun tanah galian pembuatan selokan," jelas Marimin warga Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Badegan, Ponorogo, Selasa (3/11/2009).
Menurutnya, pihak keluarga masih menunggu kepastian dari Depnaker kapan jenazah adiknya diterbangkan ke Ponorogo. Sementara istri korban, Suprihatin mengaku tewasnya suami tidak mendapat firasat apapun.
Dia mengaku kepergian korban bekerja di Malaysia sejak tahun 1990 lalu demi bisa menyekolahkan kedua anak kembarnya. "Saya tak ada firasat apapun tentang kematian ini. Saya kontak terakhir Sabtu kemarin dalam keadaan baik-baik," kenang Suprihatin.
Suprihatin menambahkan korban berencana pulang 1 Desember 2009 mendatang. Dirinya pun berharap jenazah korban segera dipulangkan dan tidak ada yang mempersulit kedatangan suaminya.(mnt)
Seorang TKI asal Indonesia, Kabul Winarto (39) dikabarkan tewas tertimbun longsor tanah saat membangun selokan rumah di Malaka. Kabar korban asal Dusun Klangi Desa Josari Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo tewas diterima kakaknya, Marimin (42).
Kabar meninggalnya korban itu kali pertama diterima oleh kakak korban warga Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Badegan, Ponorogo pada Senin siang itu juga.
"Senin (2/11/2009) kemarin siang saya terima telpon dari keponakannya yang juga di Malaysia yang mengabarkan kalau adik saya meninggal tertimbun tanah galian pembuatan selokan," jelas Marimin warga Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Badegan, Ponorogo, Selasa (3/11/2009).
Menurutnya, pihak keluarga masih menunggu kepastian dari Depnaker kapan jenazah adiknya diterbangkan ke Ponorogo. Sementara istri korban, Suprihatin mengaku tewasnya suami tidak mendapat firasat apapun.
Dia mengaku kepergian korban bekerja di Malaysia sejak tahun 1990 lalu demi bisa menyekolahkan kedua anak kembarnya. "Saya tak ada firasat apapun tentang kematian ini. Saya kontak terakhir Sabtu kemarin dalam keadaan baik-baik," kenang Suprihatin.
Suprihatin menambahkan korban berencana pulang 1 Desember 2009 mendatang. Dirinya pun berharap jenazah korban segera dipulangkan dan tidak ada yang mempersulit kedatangan suaminya.(mnt)
0 Komentar:
Posting Komentar
Bila Anda suka dengan entry blog ini, sudilah menuliskan komentar di sini.
Terimakasih.